Intermezzo

Erick Thohir Usul Sanksi Pengurangan Poin bila Suporter Rusuh

TOPIK BERITA :


NOBARTV NEWS – Erick Thohir mengusulkan untuk memberikan sanksi berupa pengurangan poin bagi klub yang di mana suporternya terlibat dalam sebuah kerusuhan.

Sebagaimana diketahui, pada Rabu 19 April kemarin, Ketua Umum ditemani oleh salah satu anggota exco-nya yaitu Erick Thohir dan Arya Sinulingga melakukan sebuah konferensi pers di GBK Arena. Dalam konferensi pers tersebut, Erick mengemukakan banyak hal terkait rencana serta pendapatnya.

Salah satu pendapat yang disampaikan oleh Erick adalah terkait dengan batalnya proses naturalisasi kepada salah satu pemain U-20 yaitu Justin Hubner. Selain itu, Erick juga memastikan bahwa PSSI akan memberikan hadiah kepada pemenang Liga 1 musim 2022-2023.

Sebelumnya, PSM Makassar dinyatakan hanya mendapatkan sebuah trofi dari buah hasil kerja kerasnya selama musim ini. Namun lewat konferensi pers tersebut, Erick Thohir memastikan kalau tim berjuluk Juku Eja itu bakal diberikan hadiah sebesar 2 miliar rupiah.

Menariknya, salah satu usulan penting yang patut diperhatikan dari sesi konferensi pers kemarin adalah bagi suporter yang melakukan kerusuhan, maka tim yang dibelanya akan mendapatkan sanksi berupa pengurangan poin. Hal ini diusulkan Erick agar para suporter berpikir-pikir sebelum melakukan tindakan yang bisa mengakibatkan kerugian kepada timnya. Sanksi yang diusulkan Erick tersebut tentunya di luar dari sanksi yang biasa ditetapkan oleh Komdis (Komite Disiplin) PSSI.

Biasanya, jika ada kerusuhan yang melibatkan suporter, Komdis PSSI hanya memberikan dua macam hukuman. Pertama berupa denda dan kedua suporter dilarang untuk memasuki stadion hingga waktu yang sudah ditentukan.

Di kesempatan yang sama, Erick juga membahas terkait ancaman bagi siapapun yang berani melakukan match fixing. Untuk pemain dan wasit, mereka bakal diancam dengan hukuman seumur hidup. Dan jika ada klub yang terbukti melakukan hal tersebut (match fixing), maka hukuman yang kemungkinan diterimanya adalah terdegradasi.

“Saya sudah bicara dengan Liga [Indonesia Baru] dan Exco [PSSI]. Saya ingin pengurangan poin ke depan [rusuh suporter], jadi kalau ada sebuah kejadian di lapangan. Kalau match fixing langsung degradasi saja [klubnya]. Wasit, pemain, siapa pun terlibat hukum seumur hidup,” kata Erick Thohir.

“Tapi kalau ada problem lain seperti kemarin [rusuh suporter], kembali, kita kurangi poin saja. Supaya apa? Klub dan suporter merasa punya tanggung jawab yang sama. Kan kalau klubnya kurang poin, rugi,” ujarnya menambahkan.

Hal tersebut, kata Erick, ia usulkan agar semua pihak sama-sama mempunyai tanggung jawab. Pihak keamanan hingga suporter semuanya memiliki tanggungjawab – sebab pada dasarnya, semuanya adalah bagian dari sepak bola itu sendiri.

“Ini biar punya tanggung jawab sama-sama. Pihak keamanan punya tanggung jawab, klub punya tanggung jawab, sahabat-sahabat suporter harus jadi bagian juga. Kita harus saling jaga.”

“Kasihan juga kalau suporter sudah mati-matian membela timnya, tiba-tiba ada hal yang tidak diinginkan. Kan kalau poinnya dikurangi, jadi apa? Tentu hal yang tidak diinginkan oleh suporter. Ini salah satunya, tapi belum jadi keputusan,” tutup pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu.

Lalu Getar

Seorang penikmat kopi dan fans layar kaca Real Madrid