Intermezzo

Tiga Kali Ketemu Erick Thohir, FIFA Pertanyakan Keseriusan Transformasi Sepak Bola Indonesia

TOPIK BERITA :


NOBARTV NEWS – Tiga kali bertemu FIFA, Erick Thohir mendapatkan pertanyaan menohok dari Federasi Sepak Bola Dunia itu. FIFA bertanya keseriusan Indonesia untuk mentransformasi sepak bolanya.

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, FIFA resmi mencabut hak Indonesia sebagai tuan rumah dalam even 2023. Dibatalkannya status itu membuat skuad Garuda muda gagal tampil di even tersebut. Tidak hanya itu saja, Indonesia juga dikenai sanksi dari FIFA berupa dibekukannya dana FIFA Forward 3.0. Dana tersebut sejatinya diberikan FIFA untuk membantu mengembangkan sepak bola Indonesia, juga dijadikan dana untuk pembangunan training center di IKN (Ibukota Nusantara).

Selain itu, dibatalkannya status tuan rumah tersebut membuat Ketua Umum PSSI Erick Thohir lebih sering bertemu dengan FIFA. Bahkan, sebelum dibatalkannya status tuan rumah Piala Dunia U-20 itu, Erick sudah pernah melakukan pertemuan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.

Pertemuan pertama yang dilakukan Erick dan Infantino adalah pada tahun 2015. Saat itu, Erick diutus Jokowi untuk menjadi pembicara karena Indonesia di-banned oleh FIFA. Beruntungnya, kedatangan Erick disambut baik bagaikan sahabat. Pasca pertemuan, setahun kemudian (2016) FIFA mencabut sanksi tersebut.

Pertemuan selanjutnya terjadi ketika Tragedi Kanjuruhan pecah. Saat itu, Erick diutus ke markas FIFA sebagai perwakilan dari Pemerintah RI. Tujuan utamanya adalah untuk melobi FIFA agar Indonesia tak dijatuhi hukuman berat akibat Tragedi Kanjuruhan itu. Dan terakhir, pertemuan antara eks Presiden Inter Milan itu dengan Gianni Infantino adalah sebagai Ketua Umum PSSI – yang di berarti Erick adalah bawahan dari FIFA.

Jumlah pertemuan yang cukup sering tersebut membuat Gianni Infantino menanyakan keseriusan Indonesia untuk mentransformasi sepak bola tanah air. Pasalnya, dengan masalah yang bertubi-tubi sejak tahun 2015 lalu dilanjutkan dengan Tragedi Kanjuruhan hingga pembatalan status tuan rumah Piala Dunia U-20, hal itu membuat FIFA mempertanyakan keseriusan Indonesia untuk mengubah (mentransformasi) sepak bolanya.

“Di situ presiden Gianni bicara bahwa, ‘Ya, saya mau bantu sepak bola Indonesia. Masih dengan komitmen yang dulu, tetapi Indonesia sendiri mau enggak berubah?',” kata Erick meniru ucapan Gianni.

“Di situlah saya coba meyakinkan kalau bisa FIFA mendampingi transformasi ini,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu.

“Lalu kemarin kejadian lagi. Itu menurut saya yang paling berat. Saya duduk berdua dengan presiden Gianni di Doha, satu meja, tidak ada siapa-siapa. Beliau menyampaikan, ‘Dulu kamu datang sebagai sahabat saya dan ada surat dari pemerintah ingin transformasi. Saya yakini itu. Lalu kamu datang lagi sebagai menteri, wakil resmi pemerintah dan kita bersepakat transformasi ini dilakukan. Makanya FIFA punya komitmen buka kantor di sini [Indonesia]. Sekarang kejadian lagi dan kamu sebagai ketua PSSI, sebagai member saya',” ujar Erick.

“Artinya apa, tentu itu tekanan yang disampaikan bahwa kita sudah sering minta tolong dengan FIFA, tetapi keseriusan kita memperbaiki sepak bola kita belum terbukti,” ujar Erick menutupi.

Lalu Getar

Seorang penikmat kopi dan fans layar kaca Real Madrid

6 Comments