Intermezzo

Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Jokowi: Pusing Saya Dua Minggu Ini Gara-gara Bola!



NOBARTV NEWS – Sepak bola Indonesia dalam kurun dua mingguan ini diakui Presiden RI Joko Widodo membuatnya dirinya jadi pusing.

Seperti yang diketahui, dalam dua mingguan ini, nama Indonesia bakal selalu menjadi sesuatu yang diingat dalam sejarah sepak bola dunia. Bahwasanya, negara dengan penikmat sepak bola terbesar di Asia ini gagal menunaikan tugasnya sebagai tuan rumah untuk even 2023.

Indonesia mengikuti beberapa negara seperti Irak, Nigeria, hingga Yugoslavia yang di mana – ketiga negara tersebut pernah ditunjuk FIFA menjadi tuan rumah namun gagal memenuhi syarat. Mirisnya lagi, kegagalan itu terjadi tak lebih dari dua bulan sejak rencana pelaksanaan. Padahal, persiapan untuk menyambut even tersebut sudah 98 persen.

Stadion tinggal finishing, pemain sudah digembleng, venue pembuka dan penutup sudah ditentukan, lagu ofisial telah dirilis, namun FIFA – dengan segala kewenangan serta haknya resmi mencabut hak istimewa Indonesia sebagai tuan rumah. Meskipun sekelas eks Presiden Inter Milan yaitu Erick Thohir diutus untuk melakukan negosiasi, hasilnya tetap nihil. Sang Ketua Umum PSSI gagal meyakinkan FIFA untuk tetap melangsungkan even sepak bola itu di Indonesia.

Hal itupun yang kini membuat Presiden Joko Widodo pusing. Sebab ia lah yang mengutus Erick ke Qatar untuk bertemu FIFA. Dan ia juga orang pertama yang mendapatkan laporan dari Erick begitu wacana penghapusan atau dibatalkannya babak drawing sebelumnya. Sehingga di sela memimpin negeri ini, wajar saja jika ia mengaku sedikit pusing dengan semua yang terjadi saat ini.

“Tapi yang urusan bola ini memang pusing saya dua minggu ini gara-gara bola, pusing betul, karena apa pun itu sudah, sulitnya sangat sulit sekali untuk bisa menjadi tuan rumah itu,” kata Jokowi di Kantor DPP PAN hari Minggu kemarin.

Hal yang membuat Jokowi pusing adalah untuk menjadi tuan rumah, Indonesia harus mengorbankan banyak hal. Dimulai dari bidding yang di mana Indonesia harus bersaing dengan beberapa negara lainnya. Lalu menyiapkan fasilitas dan infrastruktur selama kurun waktu tiga tahun ini. Namun sialnya, segala persiapan itu hancur seketika.

“Yang mengajukan buka satu dua tiga, puluhan, negara mengajukan dan kita juga ikut mengajukan, lobi sana lobi sini menyampaikan kesiapan infrastruktur fasilitas fasilitas kita, akhirnya terakhir 3 negara dan kita dipilih, kita menyiapkan 3 tahun, lapangannya dicat perbaiki, dicat lagi diperbaiki dicat lagi, tidak semudah itu,” ujarnya menambahkan.

Dan kini, buah dari persiapan jangka panjang itu adalah sanksi dari FIFA. Sebab gara-gara gagal menjadi tuan rumah, maka sepak bola Indonesia berpotensi untuk mendapatkan hukuman dari FIFA. Terkait apa jenis hukuman yang akan didapatkannya itu, Jokowi sudah memerintahkan Erick untuk melakukan pertemuan lagi dengan FIFA agar sepak bola Indonesia tidak dikenai sanksi berat.

Jadi, wajar saja bagi Jokowi untuk merasa pusing, bukan?

Lalu Getar

Seorang penikmat kopi dan fans layar kaca Real Madrid

5 Comments