Timnas Indonesia

Sering Jadi Kontroversi, STY Harap Piala AFF Dihapus

TOPIK BERITA :


NOBARTV NEWS – Shih Tae-yong menilai seharusnya dihapus karena lebih sering membuat kontoversi setiap kali akan digelar.

Seperti yang diketahui, Piala AFF merupakan ajang sepakbola tertinggi di Asia Tenggara. Sebanyak 10 negara ASEAN selalu tampil dan ambil bagian di even ini. Dari tingkat junior seperti Piala AFF U-16 hingga senior seperti Piala AFF, even ini sering dinanti-nantikan oleh banyak suporter sepakbola Asia Tenggara.

Padahal, Piala AFF bukanlah agenda resmi FIFA. Dengan demikian, ajang ini tidak tercantum dalam agenda sehingga apapun hasil pertandingan – dari awal sampai akhir, tidak akan masuk dalam agenda mereka.

Oleh karena itu, dengan statusnya yang bukan agenda resmi, maka klub berhak untuk tidak melepas pemainnya ketika ajang ini digelar. Namun sayangnya, di sinilah letak permasalahannya. Beberapa klub menolak untuk melepas pemainnya dengan dalih Piala AFF tidak masuk dalam even FIFA. Tapi di sisi lainnya, federasi ‘terkadang' memaksa untuk mengambil pemain.

Alhasil, muncullah berbagai kontroversi. Kedua sisi beradu argumen – yang ujung-ujungnya adalah terjadinya ketidakstabilan ekosistem sepak bola di negara itu sendiri. Tahun lalu, beberapa pelatih Liga 1 menolak untuk melepas pemainnya ke Piala AFF U-19 2022. Dan ternyata, penolakan itu terus berlanjut ke even-even lainnya seperti Piala Asia U-20 2023 dan berlanjut ke even yang paling baru yakni Piala AFF U-23 2023.

Baca Juga:  PSSI Lobi Cerezo Osaka Lagi untuk Bawa Justin Hubner ke Play Off Olimpiade Paris

Di Piala AFF U-23 ini, terdapat beberapa pemain yang belum bergabung dengan TC . Padahal, even tersebut bakal digelar pada 18 sampai 26 Agustus mendatang. Berarti, tak lebih dari dua minggu, mereka akan tampil di ajang itu. Namun sayangnya, dari 23 pemain yang diminta untuk bergabung dengan TC, enam di antaranya belum menampakkan dirinya.

Enam pemain yang belum menampakkan dirinya adalah Alfeandra Dewangga (PSIS), Adi Satryo (PSIS), Kadek Arel (Bali United), Rizky Ridho (Persija), Dzaky Asraf (PSM) dan Beckham Putra (Persib).

Akibatnya, hal yang tak diinginkan kembali terjadi. Pelatih Persija Thomas Doll menolak melepas pemainnya. Sedangkan Manajer Timnas Indonesia U-23 Sumardji marah-marah akan hal tersebut. Alhasil, seperti yang ditakutkan tadi, kejadian ini bisa merusak ekosistem sepak bola Indonesia itu sendiri.

Sementara itu, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menilai Piala AFF seharusnya dihapus karena sering menimbulkan kontoversi. Sebab sebelumnya, Shin juga pernah menjadi korban dari ajang ini. Shin pernah perang urat syaraf ketika ia meminta pemain bergabung namun pelatih mereka di klub menolak untuk melepaskan pemainnya. Saat itu, STY dan pelatih Persija Thomas Doll terlibat perang urat syaraf di media.

Baca Juga:  Termasuk Arab Saudi, 2 Negara Timur Tengah Ini Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2027

“Lewat wawancara ini, saya berharap tidak ada lagi Piala AFF U-23 karena pemain-pemain U-23 banyak yang bermain di dan menjadi pemain inti di tim mereka masing-masing,” ujar Shin Tae-yong.

“Jadi, dengan adanya Piala AFF U-23, sebenarnya merugikan kompetisi dan menganggu perkembangan sepak bola suatu negara,” katanya menambahkan.

“Akan tetapi untuk Piala AFF U-23, saya berharap ke depannya tidak ada lagi,” pungkas eks pelatih Timnas Korea Selatan itu.

Lalu Getar

Seorang penikmat kopi dan fans layar kaca Real Madrid

One Comment