Piala Dunia 2022

Generasi Emasnya Memasuki Usia Uzur, Belgia Tetap Targetkan Juara di Piala Dunia 2022

TOPIK BERITA :


Generasi Emasnya Memasuki Usia Uzur, Belgia Tetap Targetkan Juara di Piala Dunia 2022
Menanti Kiprah Belgia di

NOBARTV NEWS – Meski sempat duduk di posisi teratas ranking FIFA, namun sejauh ini skuad timnas Belgia belum sekalipun meraih gelar di level internasional, entah kenapa dewi fortuna seolah selalu tak berpihak pada negara yang satu ini.

Kelahiran generasi emas Belgia yang dielu-elukan publik dunia, kini hanya memiliki harapan terakhir untuk berbicara lebih di ajang internasional yakni Piala Dunia Qatar 2022. Skuad Red Devils yang selama ini dianggap superior, namun tak satupun gelar didapatkannya.

Generasi emasnya kini mulai uzur, namun jelang putaran Piala Dunia 2022 para pemain mengaku siap bersaing untuk merebut gelar Juara Dunia untuk pertama kalinya bagi negara mereka.

Ajang Piala Dunia 2022 juga kemungkinan jadi ajang terakhir bagi generasi emas Timnas Belgia untuk merebut gelar. Beberapa pemain bintang mereka sudah berkepala tiga saat turnamen empat tahunan ini berlangsung di Qatar pada November hingga Desember 2022.

Satu di antara pemain penting Timnas Belgia, Dries Mertens, bahkan akan berusia 35 tahun saat Piala Dunia 2022 berlangsung. Ajang ini jelas bisa jadi turnamen besar terakhir baginya.

Peluang Skuad Belgia di Piala Dunia 2022

Menatap Piala Dunia 2022 Qatar, generasi emas Belgia sudah tidak emas lagi. Beberapa juga banyak yang meredup di klubnya masing-masing. Selain faktor usia, meredupnya generasi emas Belgia disebabkan oleh regenerasi yang lambat.

Belgia di Qatar 2022 nanti masih akan diperkuat bek-bek uzur seperti Jan Vertonghen (34 tahun), Alderweireld (31 tahun), sampai Boyata (31 tahun). Praktis hanya Denayer dan Castagne yang tergolong muda di sektor bek.

Namun berbekal pengalaman yang sudah mereka rasakan di beberapa ajang, para pemain serta pelatih punya ambisi besar untuk menutup karir mereka dengan raihan maksimal.

Untuk itu persiapan terus dilakukan jelang putaran final Piala Dunia 2022 mendatang, meski regenerasi pemain belum maksimal, namun Roberto Martinez selaku juru taktik masih mempercayai bahwa skuadnya akan tampil baik di gelaran empat tahunan ini.

Kiprah Generasi Emas Belgia

Bicara generasi emas Belgia berawal dari gagalnya Belgia di Piala Dunia 2002. Belgia memulai reformasi serius untuk tim sepak bola nasional mereka. Bahkan Belgia rela gagal dalam proses pembentukan generasi emas tersebut.

Mereka gagal lolos ke EURO 2004 dan Piala Dunia 2006. Menyebarkan dan menerapkan perubahan ini di sepak bola nasional merupakan tantangan. Banyak kritik, tetapi hasilnya perlahan mulai terlihat.

Ketika pada babak 2014, generasi emas Belgia pun lahir. Skuad Belgia terbentuk dengan beberapa pemain seperti Thibaut Courtois, Vincent Kompany, Jan Vertonghen, Axel Witsel, Marouane Fellaini, Eden Hazard, Kevin De Bruyne, dan Romelu Lukaku. Red Devils melaju di babak kualifikasi grup sebagai pemuncak klasemen dengan tak terkalahkan.

Namun, Generasi Emas itu gagal dalam kompetisi internasional pertama mereka. Karena mereka hanya mampu mencapai perempat final di Piala Dunia Brazil 2014 setelah dikalahkan Argentina 1-0.

Generasi Emas Belgia kembali menghadapi tantangan berikutnya di EURO 2016. Akan tetapi mereka gagal lagi. Mereka lolos dari babak penyisihan grup dan kembali hanya mencapai babak perempat final setelah dikalahkan Wales 3-1.

Setelah kekecewaan EURO 2016, Generasi Emas Belgia berharap berbicara lebih di Piala Dunia 2018 Rusia. Karena sebagian besar skuad berada di puncak keemasan mereka.

Setan Merah pun lolos fase grup dengan sempurna dan menyingkirkan Jepang 3-2 di babak 16 besar, kemudian secara mengejutkan mengalahkan Brazil 2-1 di perempat final. Belgia mencapai babak tertinggi mereka yakni semifinal. Namun harus kalah 1-0 oleh sang juara kala itu Prancis.

Kekalahan itu adalah kekalahan Belgia di pertandingan internasional sejak September 2016. Akan tetapi pada perebutan tempat ketiga, Belgia mampu mengalahkan Inggris 2-0 dan berhasil memenangkan medali perunggu pertama mereka dalam sejarah Piala Dunia.

Peter Nawa Nawa

Penggila sepakbola yang tidak bisa bermain bola, tapi cukup lihay dalam menulis berita bola