NOBARTV NEWS – Ada cerita menarik di awal karir bintang Timnas Indonesia, Irfan Jaya. Mantan pemain PSS Sleman dan Persebaya Surabaya itu tidak direstui menjadi pesepakbola oleh orangtuanya.
Siapa sangka, kini, ia menjadi rebutan oleh tim-tim papan atas Liga Indonesia. Kemampuan Irfan dalam menusuk pertahanan lawan menjadi nilai plus. Irfan juga dikenal dengan kecepatannya ketika membawa si kulit bundar.
Namun, tidak banyak yang tahu jika ia sempat tidak mendapat restu dari orangtuanya di awal karirnya. Orangtua Irfan tidak mau sang anak mengalami resiko tinggi jika ia tetap bermain bola.
Orangtua Irfan lebih setuju jika anaknya menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) atau Polri (Polisi Republik Indonesia).
“Waktu saya main bola, orang tua tidak mendukung karena mereka mau saya jadi polisi. Mereka takut saya kenapa-kenapa kalau saya jadi pemain bola,” cerita Irfan.
“Tapi saya tetap ingin menjadi pemain bola, karena saya tahu kalau saya mau jadi polisi, badan saya kurang tinggi, jadi saya bipang saya mau jadi pemain bola saja,” lanjutnya lagi.
Sebelum memutuskan untuk pindah ke Bali United usai tampil gemilang dengan Timnas Indonesia, Irfan mengaku tawaran untuk dirinya cukup banyak dari kontestan klub BRI Liga 1.
Namun, Bali United yang berhasil mendapatkan tanda tangannya.
“Saya lihat Bali United serius, yang pertama mengontak saya itu Bali United. Dari awal mereka sudah kontak saya, sampai di AFF kemarin selalu menghubungi saya,” ujarnya.
Di Bali United, Irfan baru mengemas 1 gol dari 8 laga yang sudah dijalaninya.
Sebelum membela klub asal Pulau Bali itu, Irfan tercatat sebagai pemain PSS Sleman dan Persebaya Surabaya. Ia membela Persebaya sejak musim 2017/2018 hingga 2019/2020. Kemudian, ia hijrah ke PSS Sleman dan membela klub asal Yogyakarta itu selama dua musim.
Selama membela Persebaya, Irfan sudah mencetak 16 gol dengan rincian 6 gol di Liga 1, 2 gol di Piala Presiden, dan 8 gol di Liga 1 Indonesia.
Sedangkan dengan PSS Sleman, Irfan tampil sebanyak 18 kali dan sukses menceploskan 8 gol ke gawang lawan.
