Politik & Hukum

Pilgub Jakarta: Menuju Ridwan Kamil VS Kotak Kosong



NOBARTV NEWS Partai-partai pengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta semakin menancap gas memasuki bulan Agustus 2024. Pada Selasa (7/8) sejumlah elite Partai Golkar bertemu di rumah dinas Airlangga Hartarto untuk membicarakan beberapa hal penting, termasuk penentuan calon wakil gubernur (cawagub) Ridwan Kamil. Selain itu, dibahas pula Pilkada daerah-daerah lain di mana Partai Golkar belum mendeklarasikan pilihan.

Pertemuan itu dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia. “Hari ini kami ada rapat sebenarnya di tempat ketua umum, terus ya melanjutkan rapat-rapat soal calon-calon kepala daerah,” kata Doli kepada awak media.

Doli menjelaskan Partai Golkar sudah menentukan jadwal pengumuman ke publik perihal calon-calon yang akan diusung di sejumlah daerah. Termasuk cawagub untuk Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta dan cawagub bagi Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar.

“Kan besok tanggal 8, kan sesuai rapat pleno, kan kami akan mengumumkan secara bertahap. Maksudnya kluster pertama 18 Juli, kemudian tanggal 8 Agustus besok, kemudian 18 Agustus, sama terakhir 26 Agustus. Nah, jadi besok siapa-siapa saja yang mau dirapatkan sekarang,” lanjut Doli.

Itu artinya nama cawagub Ridwan Kamil akan dimunculkan oleh Partai Golkar di antara tanggal-tanggal tersebut. Namun, mengingat KIM Plus sedang berusaha diwujudkan maka keputusan cawagub Ridwan Kamil sepertinya akan diumumkan di detik-detik akhir.

Mungkinkah Ridwan Kamil vs Kotak Kosong?

Wacana Ridwan Kamil vs kotak kosong semakin menjadi buah bibir dan sepertinya bisa menjadi nyata. Pasalnya beberapa partai yang dirayu bergabung ke poros KIM Plus mulai menunjukkan ketertarikan mereka. Apalagi jika Pilgub Jakarta dijadikan sebagai syarat bergabungnya partai-partai non KIM dengan pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya.

Sebelumnya, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengajak PKB dan Partai NasDem untuk bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Beberapa saat kemudian Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, meminta kepada Gerindra untuk mengajak PKS juga. Ini artinya semua partai pengusung Anies Baswedan sedang otw KIM Plus.

Perihal partai-partai tersebut akan terus ke KIM Plus atau justru putar balik dan kembali bersama Anies itu urusan lain. Yang pasti, saat ini daya tawar KIM Plus begitu besar untuk partai-partai pengusung eks Gubernur Jakarta tersebut.

PKS jadi yang paling diincar oleh KIM Plus. Pasalnya partai ini adalah pemilik kursi DPRD Jakarta terbesar dengan 18 kursinya. Golkar bahkan membuka diri jika Ridwan Kamil diduetkan dengan cawagub dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Ya, kami membuka diri, kan Golkar sudah mengusung calon gubernurnya, nah kami lebih menyerahkan lah kepada partai-partai politik yang lain,” jelas Doli saat disinggung kemungkinan cawagub Ridwan Kamil berasal dari PKS.

Doli juga menambahkan bahwa partainya tengah menunggu sikap dari partai-partai yang berada di luar KIM. Partai Golkar akan menerima siapapun yang ingin bergabung dengan poros mereka untuk mengusung Ridwan Kamil di Jakarta.

“Terus nanti kalau misalnya ada yang bergabung (partai di luar KIM), ya kami menerima saja siapa yang menjadi kesepakatan dari pimpinan partai politik yang nanti mengusung Ridwan Kamil untuk menjadi wakilnya. Kami terbuka siapa saja, dari partai mana saja,” ujar Doli lebih lanjut.

Ridwan Kamil vs kotak kosong sangat mungkin terjadi apabila PKS, NasDem, dan PKB berhasil diajak bergabung dalam KIM Plus. Pasalnya jika itu terjadi maka yang tersisa hanya PDIP (15 kursi), PPP (1 kursi), dan Perindo (1 kursi). Sedangkan syarat mengajukan pasangan calon adalah 22 kursi.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Pilgub Jakarta: Menuju Ridwan Kamil VS Kotak Kosong yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

LINK LIVE STREAMING BOLA HARI INI

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.