Politik & Hukum

Jelang Pilgub Jakarta Anies Baswedan Harus Lakukan Ini Jika Ingin Didukung PDI-P



NOBARTV NEWS Petahana pada pilkada Jakarta, Anies Baswedan, hingga saat ini masih berada di urutan pertama elektabilitas kandidat cagub yang dirilis berbagai lembaga survei. Ia jauh meninggalkan nama-nama politisi lain seperti Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama (BTP), hingga Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep.

Akan tetapi, untuk maju sebagai kontestan Anies harus mendapat dukungan dari partai politik minimal 25% dari jumlah total kursi DPRD Jakarta. Angka tersebut setara dengan 22 kursi. Artinya, tidak ada satupun partai politik di Jakarta yang bisa mengusung pasangan calon sendiri.

PKB Dukung Anies pada Pilgub Jakarta

Elektabilitas yang baik membuat sejumlah partai politik melirik mantan menteri pendidikan tersebut untuk diusung kembali pada perhelatan pilkada Jakarta. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tercatat sebagai partai pertama yang menyuarakan dukungan terhadap Anies Baswedan. Pada pemilihan legislatif (pileg) 2024 kemarin PKB berhasil mendapatkan 10 kursi DPRD Jakarta.

Perolehan tersebut meningkat signifikan dari pileg 2019 dimana PKB hanya mendapatkan 5 kursi DPRD Jakarta. Banyak pengamat yang menyatakan bahwa faktor PKB yang mendukung Anies pada pilpres sebelumnya menjadi pendongkrak utama meningkatkanya perolehan suara PKB di Jakarta.

PKS Ajukan Sohibul Iman dampingi Anies

Tak lama berselang giliran Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan. Namun, dukungan itu bukan tanpa embel-embel. Sebagai partai penguasa DPRD Jakarta, PKS ingin kadernya sendiri yang maju mendampingi Anies. PKS mengusulkan nama Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur (bacawagub) pendamping Anies.

Sama seperti PKB, PKS juga mendapatkan tambahan kursi DPRD Jakarta pada pileg 2024 lalu. Bahkan PKS berhasil mendapatkan kursi terbanyak di antara semua partai yakni sebanyak 18 kursi. Hal ini jadi daya tawar utama PKS mengajukan kader mereka kepada Anies Baswedan.

Dukungan PKS ini bisa jadi berkah sekaligus anti klimaks bagi Anies. Pasalnya apabila Anies bersedia maju bersama Sohibul Iman bukan tidak mungkin partai lain akan enggan bergabung dengan gerbong Anies.

PDI-P Tertarik Dukung Anies

Menarik PDI-Perjuangan sebagai parpol pendukung menjadi opsi yang kini kian santer hangat dibicarakan. PDI-P mengantongi 15 kursi DPRD Jakarta sekaligus menjadi partai terbesar kedua di dapil ini. Masuknya PDI-P akan membuat PKS mendapat pesaing sepadan dalam penentuan cawagub pendamping Anies.

Lantas apa yang harus dilakukan Anies agar partai besutan Megawati Soekarno Putri itu mau mempertimbangkan untuk mendukungnya?

Dilansir dari laman kompas.com, Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga menyatakan PDI-P mungkin saja bisa mendukung Anies apabila kader mereka dipertimbangkan sebagai cawagub. “Nah, jadi ini semua tentu harus dihitung dengan matang. Apakah partai lain mau Pak Anies dengan kami sebagai wakil? Ya kan?” tutur Eriko.

Eriko juga menambahkan bahwa komunikasi antara PDI-P dan partai pendukung Anies Baswedan yang lain sudah mulai dilakukan. Namun, tentu semua keputusan PDI-P akan bermuara pada Ketua Umum, Megawati Sokearno Putri.

“Tapi secara resmi nanti tentunya akan kami bicarakan lagi di dalam. Karena apa pun juga setelah itu harus kami laporkan kepada Ibu Ketua Umum. Tugas DPD menjaring. Yang menyaring kan kami (DPP), kan begitu kan. Tentu yang memutuskan nanti Ibu Ketua Umum,” tutur Eriko kepada awak media.

Sampai detik ini perebutan kursi cawagub pendamping Anies Baswedan masih menjadi incaran banyak pihak. Namun, elektabilitas dan dukungan partai politik yang nantinya akan menentukan.

 

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Jelang Pilgub Jakarta Anies Baswedan Harus Lakukan Ini Jika Ingin Didukung PDI-P yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

LINK LIVE STREAMING BOLA HARI INI

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.