Politik & Hukum

Kapolda Jateng dan Pj Gubernur Enggan Salaman dengan Andika Perkasa, Ini yang Sebenarnya Terjadi



NOBARTV NEWS Suasana panas mulai terasa di sejumlah daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 27 November 2024 mendatang. Untuk itu, jajaran pemerintahan dan penyelenggara di level daerah menginisiasi pilkada damai yang diselenggarakan di masing-masing daerah.

Tak terkecuali Jawa Tengah yang menjadi salah satu perhatian publik pada Pilkada serentak ini. Deklarasi Kampanye Damai itu diselenggarakan di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah pada Selasa (24/9/2024).

Namun dalam acara tersebut ada satu peristiwa yang menjadi perbincangan publik. Ketika acara usai dan jajaran petinggi Forkopimda Jawa Tengah akan meninggalkan lokasi sebuah video menangkap momen Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo seolah enggan bersalaman dengan Calon Gubernur (Cagub) nomor urut 1 Jateng Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa.

Dalam video yang sama momen serupa juga seolah dilakukan oleh Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana. Andika Perkasa nampak menyodorkan tangan kepada dua petinggi Jawa Tengah tersebut namun tak disambut oleh keduanya.

Tak pelak peristiwa ini menjadi perbincangan di jagat maya. Warganet mempertanyakan mengapa Pj Gubernur Jateng dan Kapolda Jateng enggan menyalami Jenderal (Purn) Andika Perkasa dan Hendar Prihadi selaku salah satu kontestan pada Pilkada Jawa Tengah kali ini.

Polda Jawa Tengah Klarifikasi

Dilansir cnnindonesia.com Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto mengakui adanya peristiwa tersebut namun menurutnya sangat bisa dipastikan kejadian tersebut sebetulnya tidak disengaja dan tak ada maksud buruk di baliknya.

Artanto menjelaskan video yang viral di berbagai platform hanya menampilkan satu sisi dari kejadian dan tidak mencerminkan keseluruhan situasi dan kondisi dalam acara tersebut. Artanto menambahkan bahwa sebelum acara dimulai, jajaran Forkopimda Jawa Tengah, termasuk Kapolda dan Pj Gubernur berkomunikasi dan beramah tamah dengan kedua paslon yang hadir, Andika Perkasa-Hendar Prihadi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen.

Situasi dan kondisi yang tercipta di awal acara hingga akhir sangat penuh dengan suka cita dan kekeluargaan. Apalagi tajuk besar acara tersebut adalah deklarasi kampanye damai. Maka ia memastikan apa yang sekarang sedang menjadi konsumsi publik adalah sebuah ketidaksengajaan dan tidak ada maksud buruk sama sekali di baliknya.

Potongan video yang beredar hanya memperlihatkan ketika jajaran Forkopimda Jawa Tengah hendak meninggalkan lokasi acara.

“Saat itu, Pak Kapolda sedang dalam perjalanan meninggalkan Kantor KPU Jawa Tengah dan sudah menundukkan kepala untuk berpamitan. Jadi, tidak ada unsur kesengajaan untuk tidak bersalaman,” jelas Artanto di Kantornya, Semarang pada Rabu (25/9/2024).

Artanto juga menambahkan bahwa ada unsur adu domba dan framing negatif yang bisa jadi ingin dilempar ke publik melalui penyebaran video tersebut. Ia meminta masyarakat untuk kritis dan tidak termakan dengan gampang berbagai isu yang berpotensi memecah belah dan menimbulkan gejolak jelang Pilkada Jawa Tengah yang akan diselenggarakan pada 27 November 2024 mendatang.

“Kami menduga ada framing yang sengaja diangkat untuk memperkeruh suasana dan mengganggu kedamaian Pilkada,” ujar Artanto menambahkan.

Hal senada juga disampaikan oleh Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi. Ia menegaskan hubungan antara TNI dan Polri baik-baik saja dan kedua instansi ini siap mengawal Pilkada damai di Jawa Tengah.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Kapolda Jateng dan Pj Gubernur Enggan Salaman dengan Andika Perkasa, Ini yang Sebenarnya Terjadi yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

LINK LIVE STREAMING BOLA HARI INI

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.