Tak Cuma Anies, Ini 5 Daftar Politisi yang Gagal Ikut Pilkada Serentak 2024

NOBARTV NEWS Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 dipenuhi banyak kejutan menjelang detik-detik penutupan pendaftaran. Sejumlah nama yang diprediksi akan maju dalam kontestasi pada akhirnya berhasil maju. Namun, terdapat pula sejumlah politisi yang sampai akhir tenggat waktu pendaftaran tidak juga mendaftarkan karena berbagai alasan.

Di antara mereka ada yang gagal mendaftar karena tak punya kendaran. Partai politik yang tersedia tidak cukup mampu membawa sang politisi maju berlaga. Ada juga yang mengundurkan diri karena dinamika politik. Dan terakhir, ada pula politisi yang terganjal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang aturan batas usia minimal calon kepala daerah.

Tentu nama yang paling populer dan menyita banyak perhatian adalah Anies Baswedan. Eks Gubernur Jakarta itu pada akhirnya harus rela tidak bisa bertanding di Pilkada Jakarta karena tak punya kendaraan politik. 3 partai yang sebelumnya hendak mengusungnya kompak berbalik arah dan bergabung dengan KIM Plus. PDIP yang jadi harapan terakhir justru mengusung kader mereka sendiri alih-alih memilih Anies Baswedan.

Namun, Anies Baswedan tidak sendiri. Berikut adalah 5 politisi yang gagal mengikuti Pilkada serentak tahun 2024.

Riza Patria

Riza Patria merupakan eks Wakil Gubernur Jakarta yang juga Ketua DPD Gerindra Jakarta. Di Pilkada serentak 2024 Riza Patria rencananya akan berlaga di Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) berpasangan dengan komika Marshel Widianto. 

Sejatinya Riza-Marshel telah mendapatkan dukungan dari sejumlah partai seperti Partai Gerindra, Partai NasDem dan Partai Demokrat. Namun menjelang detik-detik penutupan pendaftaran pasangan ini dinyatakan urung maju dan partai-partai yang tadinya mendukung mereka mengalihkan dukungan ke calon lain.

Dilansir dari cnnindonesia.com, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan Riza Patria akan diberikan penugasan lain oleh partai. Namun Dasco tidak menjelaskan lebih rinci tugas seperti apa yang akan diembang oleh eks pendamping Anies Baswedan itu.

Sandiaga Uno

Nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sejatinya sudah muncul sejak beberapa bulan lalu untuk maju di Pilkada Jawa Barat. Gelombang pencalonan Sandiaga Uno semakin menguat ketika Ridwan Kamil meninggalkan Jawa Barat dan ditugaskan mengikuti Pilkada Jakarta yang membuat peta persaingan menjadi lebih terbuka.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi yang paling getol merayu eks politisi Gerindra tersebut. Namun, melalui media sosial miliknya Sandi mengatakan tidak akan maju di Pilgub Jawa Barat dan mendoakan semua pasangan yang akan maju.

Jusuf Hamka

Nama Jusuf Hamka sempat muncul sebagai salah satu kandidat cagub dan cawagub Jakarta dari Partai Golkar. Namun, dinamika internal di tubuh Golkar yang berujung pada pengunduran diri Airlangga Hartarto membuat Jusuf Hamka ikut mundur dari partai berlambang beringin tersebut sekaligus mundur dari bursa pencalonannya di Pilkada Jakarta.

Ono Surono

Ono Surono adalah Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat. Ia digadang-gadang maju menjadi salah satu saingan kuat Dedi Mulyadi di Pilkada Jawa Barat. Namun menjelang detik-detik pendaftaran Ono Surono dikabarkan akan menjadi cawagub dengan cagubnya adalah Anies Baswedan.

Akan tetapi, pada akhirnya Anies Baswedan menyatakan tidak maju di Pilkada Jawa Barat. PDIP pun pada akhirnya mengusung Jeje Wiradinata-Ronald Surapradja untuk Pilgub Jawa Barat 27 November mendatang.

Kaesang Pangarep

Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu digadang-gadang akan maju pada Pilkada serentak 2024. Jakarta dan Jawa Tengah menjadi 2 gelanggang utama yang hendak diarungi oleh Kaesang. Belakangan pilihan itu mengerucut ke Jawa Tengah dengan skenario Ahmad Lutfi sebagai cagub dan Kaesang Pangarep sebagai cawagub.

Akan tetapi, Kaesang urung maju karena terbentur aturan MK terkait batas minimal usia calon gubernur dan wakil gubernur. Maka, dengan berat hati Kaesang pun urung maju padahal santer diberitakan ia sudah mengurus sejumlah berkas untuk pencalonan.