NOBARTV NEWS Perang dingin antara PBNU dan PKB terasa makin menghangat. Baik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) maupun petinggi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sama-sama berupaya saling mengunci satu sama lain. PBNU ingin mengembalikan PKB kepada mereka karena merasa pemilik sah PKB, sedangkan Cak Imin, Ketua Umum (Ketum) PKB menganggap PBNU salah kaprah dan tak perlu didengarkan.
Konflik antara PBNU dan PKB bermula ketika Cak Imin dalam kapasitas sebagai salah satu Wakil Ketua DPR RI menginisiasi pembentukan panitia khusus (pansus) pelaksanaan ibadah haji di tahun ini. DPR pun menyepakati dan akan segera ditindaklanjuti dengan pemanggilan Menteri Agama untuk dimintai keterangan. Cak Imin mengatakan pelaksanaan haji tahun ini perlu dievaluasi, utamanya terkait dengan alokasi kuota haji tambahan yang disinyalir tidak sesuai undang-undang yang berlaku.
Tak lama berselang, PBNU melalui Sekretaris Jenderalnya, Saifullah Yusuf, membuat pernyataan terbuka bahwa PBNU akan segera membentuk pansus mengembalikan PKB kepada PBNU. Menurut Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, PKB telah melenceng jauh dari khittoh tujuannya didirikan dan juga tidak menghargai keberadaan PBNU.
Perang dingin pun berlanjut dengan saling adu argumen di ranah publik. Yang membuat kondisinya semakin memanas adalah dugaan Gus Yahya, Ketum PBNU, terkait motif DPR ingin membuat pansus haji. Ia menuding hal itu karena Menteri Agama adalah adik kandung Ketum PBNU.
Cak Imin pun menepis anggapan tersebut dengan singkat, padat, dan jelas bahwa nggak ada urusan Menteri Agamanya siapa. Yang dilakukan DPR RI adalah sudah sewajarnya. Menjalankan fungsi pengawasan terhadap jalannya roda pemerintah.
Ternayar, Ketum PBNU menganggap PKB sebagai mobil rusak. Dan PBNU sebagai pabriknya berkewajiban untuk menarik kembali mobil rusak tersebut dan memperbaikinya. Cak Imin menjawab tegas pernyataan Gus Yahya tersebut melalui akun X-nya.
“Digembosi Yahya dan Saiful di Pemilu malah membuat perolehan PKB meningkat tajam. Omongan Yahya dan Saiful nggak laku,” tulis Cak Imin.
“Yang rusak itu Yahya sama Saiful, kok PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak, apa nggak semakin menurunkan tingkat kepercayaan pada PBNU?”
“Melanggar khittoh yang ditegaskan mereka sendiri. Mempolitisir NU nggak laku kok lanjut mempolitisir PKB,” tambah Cak Imin.
“Emang siapa lu….” tegas Muhaimin dalam akun resminya.
PKB vs PBNU, Akankah Anies Terdampak?
Perseteruan antara PBNU dan PKB memang menyita perhatian banyak pihak. Apalagi kekisruhan ini sudah meningkat ketegangannya dengan tindakan-tindakan dari masing-masing kubu.
PBNU, misalnya, mulai memanggil sejumlah pihak yang bersinggungan dengan PKB. Mereka ingin mendalami permasalahan apa saja yang ada di PKB.
PKB pun mulai melaporkan sejumlah eks kader mereka yang memenuhi panggilan PBNU dengan dakwaan pencemaran nama baik. Terakhir, sebuah aliansi masyarakat melaporkan Cak Imin ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) karena membawa istrinya ikut haji ketika Cak Imin melakukan pengawasan pelaksanaan ibadah haji.
Jika ketegangan ini terus berlanjut nampaknya cagub DKI Jakarta, Anies Baswedan bisa kena dampaknya. Pasalnya PKB punya kepentingan untuk mempertahankan diri dari upaya penggembosan yang sedang dilakukan PBNU.
Ketum PBNU sendiri diketahui memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Presiden Jokowi. Ia bahkan menjadi salah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Kedekatan tersebut bisa jadi akan dimanfaatkan oleh Gus Yahya untuk melancarkan misi PBNU merebut kembali PKB. Sedangkan PKB pada pilpres lalu berhadap-hadapan dengan pemerintah. Tentu Cak Imin tahu benar jika terus-terusan menempatkan diri berhadap-hadapan dengan pemerintah bisa memberikan efek kurang baik bagi PKB apalagi ketika sedang diserang seperti saat ini.
PKB juga sedang mendapat tawaran untuk bergabung dengan KIM. Jika PKB berkenan maka partai besutan Muhaimin Iskandar tersebut akan menjadi bagian dari pemerintah dan PKB akan jadi lebih kuat.
Masalahnya jika hal itu terjadi nasib Anies bisa jadi yang akan dikorbankan. PKB urung mendukung Anies pada pilgub Jakarta dan memilih bergabung dengan KIM Plus.
Akankah itu semua akan jadi kenyataan?
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: