NOBARTV NEWS Anies Baswedan hingga saat ini masih menjadi kandidat terkuat Calon Gubernur (cagub) DKI Jakarta. Ia sudah mendapatkan dukungan dari 3 partai, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem.
Akan tetapi, hingga saat ini koalisi resmi belum terbentuk. Bahkan, deklarasi dari masing-masing partai pun belum terlaksana.
Jika menilik pada urutan dukungan yang mengalir pada Anies, PKB menjadi partai pertama yang menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan untuk maju kembali di perhelatan Pemilihan Gubernur (pilgub) Jakarta. Hal itu disampaikan oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jakarta dan mengirimkan rekomendasi dukungan kepada DPP PKB.
Sejumlah fungsionaris DPP PKB juga mengamini dukugan tersebut dan menyatakan komitmen PKB bersama Anies pada Pilgub Jakarta November mendatang.
Disinggung terkait kapan deklarasi akan dilakukan, petinggi PKB memberikan beberapa penjelasan.
Beberapa Alasan PKB Belum Deklarasikan Anies
- Belum ada cawagub
Idealnya deklarasi dilakukan ketika pasangan calon sudah terbentuk. Sedangkan saat ini Anies belum menentukan siapa Calon Wakil Gubernur (cawagub) yang akan mendampinginya nanti. Beberapa nama mulai beredar ke permukaan.
Dinamika ini membuat PKB harus menunggu waktu yang tepat untuk mendeklarasikan dukungan mereka kepada Anies. Hal ini tentu agar PKB tetap mendapat keuntungan politik dari pencalonan Anies Baswedan sebagai cagub Jakarta.
Apabila PKB tidak bisa mengajukan kader sendiri sebagai cawagub Anies setidaknya mereka berharap sosok yang akan mendampingi Anies nanti memiliki irisan dengan partai yang identik dengan Nahdlatul Ulama (NU) itu.
- Menunggu poros koalisi terbentuk
Hingga saat ini siapa yang akan menantang Anies Baswedan belum dapat dipastikan. Tidak adanya partai yang dapat mengusung calon sendiri membuat tarik ulur negosiasi antar partai dapat terjalin begitu fleksibel.
“Semoga secepatnya, poros sebelah kan juga belum menentukan. Namanya saja belum ada. Jadi saya rasa masih panjang perjalanan,” ujar Syaiful Huda, waskejend PKB sebagaimana dikutip dari liputan6.com.
Hal ini tentu menjadi perhatian PKB sehingga tidak mau terburu-buru mendeklarasikan dukungan. Apalagi masih tersedia cukup waktu untuk wait and see perkembangan politik yang begitu dinamis.
PKB tentu berharap dapat menambah kawan untuk memenangkan Anies. Teranyar, PKB mengkonfirmasi bahwa komunikasi dengan PDIP intens terjalin meskipun dalam bentuk pembicaraan-pembicaraan informal.
- PKS ngotot ajukan Sohibul Iman
Pada pemilihan legislatif (pileg) 2024 lalu PKS menjadi jawara di Jakarta. Mereka berhasil menggeser PDIP sebagai partai pemenang pada pileg 2019 lalu.
Tentu daya tawar partai pemilik 18 kursi DPRD Jakarta tersebut cukup kuat dibanding partai lain. Inilah yang membuat PKS begitu percaya diri mengajukan kadernya untuk mendampingi Anies Baswedan.
PKS menghendaki Sohibul Iman untuk menjadi cawagub Anies. Di sisi lain PKB menyatakan Anies tidak boleh terburu-buru menentukan pendamping. Ia perlu mempertimbangkan banyak aspek, terutama kans kemenangan jika memilih Sohibul Iman nanti sebagai cawagub.
Antara cagub dan cawagub harus saling melengkapi. Begitu pula dengan kekuatan elektoralnya. Jika pemilih Sohibul Iman adalah simpatisan Anies tentu tidak akan memberikan dampak elektoral yang signifikan.
Hal ini pernah dilakukan PKB pada pilpres 2024 lalu saat memasangkan Anies dengan ketua umum mereka, Cak Imin. Pangsa pemilih keduanya berbeda sehingga bisa melengkapi satu sama lain. Meskipun gagal menang tetapi peningkatan suara yang didapatkan pasangan ini cukup signifikan.
Lantas bagaimana dengan Nasdem? Partai besutan Surya Paloh itu menyerahkan posisi cawagub kepada Anies. Yang pasti, Nasdem hanya mengajukan 1 syarat, yaitu cawagub Anies bukan kader Partai Nasdem.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: