Politik & Hukum

RK-Suswono Bisa Ketar-Ketir Kalau Anies dan Ahok Bersatu Dukung Pramono-Rano



NOBARTV NEWS Kemunculan pasangan calon (paslon) Pramono-Rano di Pilkada Jakarta memang mengejutkan banyak pihak. Tak terkecuali paslon Ridwan Kamil-Suswono dan partai-partai yang mengusung mereka.

Mungkin para pimpinan partai politik (parpol) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus tidak akan menyangka jika kandidat yang diusung oleh PDI Perjuangan adalah Pramono Anung, bukan Anies Baswedan.

Pramono bukanlah sosok asing di internal PDI Perjuangan. Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur itu bahkan pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan. Ia adalah orang dekat Megawati Soekarnoputri sekaligus salah satu tangan kanan Presiden Jokowi selama hampir 10 tahun menjabat.

Tak heran penunjukkan Pramono Anung tidak menimbulkan resistensi di antara sejumlah petinggi partai politik. Pramono Anung dikenal sebagai mediator ulung sejak dulu. Tak heran ia cukup dekat dengan banyak politisi lintas partai.

Bahkan dalam acara Mata Najwa, Pramono Anung mengaku dihubungi oleh sejumlah Ketua parpol dari KIM Plus pasca ditetapkan sebagai calon gubernur Jakarta dari PDI Perjuangan.

Pilkada Jakarta: Siapapun yang Menang, Pakde Senang

Munculnya Pramono Anung-Rano Karno sebagai kompetitor Ridwan Kamil-Suswono tak pelak menimbulkan dugaan bahwa siapapun yang keluar sebagai pemenang Pakde pasti senang. Pakde merujuk kepada Presiden Jokowi.

RK-Suswono jelas adalah paslon yang diusung oleh partai-partai pendukung Presiden Jokowi di pemerintahan saat ini. Sedangkan Pramono Anung adalah Sekretaris Kabinet sejak Jokowi menjabat sebagai presiden. Artinya, ia adalah orang kepercayaan Jokowi.

Jokowi bahkan diketahui tertawa terbahak-bahak dan mendorong Pramono Anung agar menerima tawaran PDIP untuk maju di Pilgub Jakarta.

Sederet fakta ini menunjukkan bahwa Jokowi sama sekali tidak mempermasalahkan jika seandainya nanti Pramono Anung-Rano Karno yang menang bukan RK-Suswono.

Pramono Anung Ingin Dekati Pendukung Anies

Pramono Anung dalam berbagai kesempatan kerap menceritakan bagaimana hubungan dekat dirinya dengan Anies Baswedan. Bahkan, mereka pun sempat bertemu dalam kegiatan Car Free Day (CFD) secara tidak sengaja.

Pramono juga tak menampik bahwa ia akan mencoba merebut hati pendukung Anies Baswedan. Bermodal kedekatan dan hubungan baik yang dimilikinya ia yakin bisa mendapat dukungan dari sejumlah pendukung Anies.

Apabila Pramono-Rano berhasil mendapatkan dukungan dan simpati dari pendukung Anies bukan tidak mungkin hal ini dapat membuat paslon RK-Suswono jadi ketar-ketir. Pasalnya, ceruk pemilih Anies sangat besar di Jakarta.

Indikator Politik Indonesia dalam survei terakhir di bulan Juli lalu menempatkan Anies memiliki elektabilitas hampir 40 persen. Angka tersebut menjadi yang terbesar di antara kandidat yang ada ketika itu.

Namun, karena Anies Baswedan tak jadi maju di Pilgub Jakarta tentu suara pendukungnya kini jadi swing voters yang akan diperebutkan oleh Ridwan Kamil dan Pramono Anung.

Melihat kedekatan dan hubungan baik Anies Baswedan dengan Pramono Anung bukan tidak mungkin sebagian pendukung Anies akan bermigrasi ke Pramono-Rano. Ini akan jadi kekuatan yang tak bisa dianggap sebelah mata.

Apalagi Pramono Anung nampaknya juga akan mendapatkan limpahan suara pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok sendiri juga memiliki elektabilitas yang cukup bagus. Ia berada di posisi kedua di bawah Anies.

Namun sama dengan Anies, Ahok tak bisa ikut Pilkada Jakarta tahun 2024 ini karena tidak mendapatkan dukungan dari partai manapun. Ahok sendiri sebagai kader PDIP sudah dipastikan akan all out mendukung Pramono-Rano. Ia bahkan ikut mengantarkan pasangan ini mendaftar ke KPU Jakarta.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul RK-Suswono Bisa Ketar-Ketir Kalau Anies dan Ahok Bersatu Dukung Pramono-Rano yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.