NOBARTV NEWS Perjalan karier politik Anies Baswedan, salah satu politikus kenamaan di Indonesia, menarik diketahui. Anies Baswedan pernah menduduki jabatan pemerintahan, baik sebagai menteri maupun kepala daerah.
Perjalanan karier politiknya juga diwarnai dinamika, yakni tuduhan penggunaan politik identitas dan agama dalam memenangkan kursi Gubernur DKI Jakarta, menyingkirkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Isu ini memicu perdebatan di kalangan masyarakat, menjadikannya sebagai figur tidak hanya disegani, tetapi juga kontroversial.
Pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 ini awalnya dikenal sebagai akademisi, terutama saat menjabat Rektor Universitas Paramadina. Jejak politik Anies Baswedan dimulai pada Agustus 2013 ketika mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, setelah sebelumnya mencetuskan gerakan Indonesia Mengajar.
Anies Baswedan merupakan cucu dari Pahlawan Nasional Abdurrahman Baswedan. Anies Baswedan menegaskan siap berkompetisi secara adil dalam Konvensi Partai Demokrat. Kesediaannya untuk mengikuti konvensi tersebut dia sampaikan setelah menjalani diskusi tertutup selama 1 jam dengan panitia konvensi.
“Saya mengatakan, saya akan luruskan niat, dan dengan mengucap Bismillah siap menjadi peserta konvensi,” ujar Anies Baswedan pada 27 Agustus 2013.
Pada 2014, Anies Baswedan merupakan salah satu tokoh yang mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Dukungan tersebut berbuah manis ketika Anies Baswedan dipercaya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam kabinet Jokowi-JK.
Anies Baswedan mengemban tugas tersebut selama 2 tahun, dari 2014 hingga 2016. Pada 27 Juli 2016, posisi Mendikbud yang dipegang Anies Baswedan digantikan oleh Muhadjir Effendy dalam reshuffle kabinet.
Meski lengser dari posisi Mendikbud, nama Anies Baswedan tetap bersinar di kancah politik nasional. Pada 2017, suami dari Fery Farhati ini dideklarasikan sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Calon Wakil Gubernur.
Pasangan Anies Baswedan dan Sandi Uno berhasil lolos ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta dan berhadapan dengan petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
Pasangan Anies Baswedan dan Sandi Uno meraih kemenangan signifikan dalam Pilkada DKI Jakarta dengan selisih 15,92 persen suara. Anies Baswedan dan Sandi Uno mendapat dukungan dari 57,96 persen pemilih atau sekitar 3.240.987 suara, sedangkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat memperoleh 42,04 persen setara dengan 2.350.366 pemilih.
Perjalanan karier Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dimulai saat dilantik bersama Sandiaga Uno oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada Senin 16 Oktober 2017.
Anies Baswedan menyelesaikan masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan penuh hingga 16 Oktober 2022, meninggalkan berbagai pencapaian dan juga tantangan yang dihadapinya selama masa kepemimpinannya.
Meski tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, nama Anies Baswedan terus bersinar di pentas politik nasional. Partai NasDem secara terbuka mendeklarasikan dukungan mereka kepada Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Dukungan ini diikuti oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
Ketiga partai tersebut membentuk Koalisi Perubahan dan secara resmi mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. Namun Anies Baswedan membuat marah Demokrat karena mengumumkan calon presidennya yakni Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Partai Demokrat lalu mencabut dukungan, sehingga posisinya digantikan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) diperkirakan menjadi salah satu kandidat presiden yang kuat dengan dukungan luas dari berbagai wilayah di Indonesia. Namun dalam Pilpres 2024, pasangan tersebut menempati posisi kedua di bawah pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Namun Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengalahkan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung partai penguasa, PDIP dkk. Setelah tidak lolos dalam Pilpres 2024, Anies Baswedan tetap melanjutkan karier politik dengan maju dalam kontestasi Pilkada 2024.
Awalnya Anies Baswedan didukung oleh partai-partai besar seperti PKS dan PKB. Namun PKS kemudian menutup pintu bagi Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024 untuk mengalihkan dukungan kepada Ridwan Kamil (RK). Kader PKS maju sebagai wakil Ridwan Kamil (RK), Suswono.
Anies Baswedan juga sempat mendekat ke PDIP setelah kepuar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menihilkan syarat batasan kursi parlemen untuk bisa mengusung calon. Namun PDIP tak jadi mengusung Anies Baswedan, melainkan Pramono Anung dan Rano Karno.
Juru Bicara Anies Baswedan, Angga Putra Fidrian, mengatakan tidak terkejut dengan keputusan partai politik yang batal memberikan dukungan. Anies Baswedan tetap menghargai proses dan aspirasi yang telah disampaikan.
“Semua yang menjadi kebijakan partai politik diapresiasi oleh Pak Anies Baswedan,” kata Angga Putra Fidrian.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: