NOBARTV NEWS Nama Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menjadi buah bibir pasca ditunjuk oleh PDIP untuk maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 27 November mendatang. Pramono adalah sosok yang tak pernah diperhitungkan dengan serius. Namanya memang masuk dalam radar sejumlah lembaga survei namun tidak ada yang mengira di detik-detik akhir justru garis tangan Pramono Anung menghantarkan dirinya sebagai salah satu Cagub Jakarta pada Pilkada serentak di tahun ini.
Pramono Anung bukanlah nama asing di dunia politik tanah air. Ia aktif menjadi kader PDI Perjuangan sejak tahun 1998. Pria kelahiran Kediri itu juga pernah menduduki sejumlah jabatan strategis di Partai berlogo Banteng itu.
Puncaknya adalah ketika Pramono Anung dipercaya oleh Megawati menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP di tahun 2005.
Pada tahun 2009 Pramono Anung juga aktif sebagai tim pemenangan Megawati-Prabowo Subianto yang maju berpasangan ketika itu. Pun juga di balik kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019 Pramono Anung memiliki peran yang cukup vital.
Di masa Presiden Joko Widodo, Pramono Anung menjadi salah satu orang kepercayaannya. Ia bahkan tak tergantikan dalam 2 masa kepemimpinan Jokowi. Apalagi Sekretaris Kabinet merupakan salah satu posisi strategis di pemerintahan.
Hanya orang-orang yang dipercaya dan memiliki kedekatan dengan Presiden yang bisa menduduki posisi tersebut.
Pramono Anung: Antara Jokowi dan Megawati
Hubungan yang sempat memanas antara Jokowi dan Megawati membuat sejumlah menteri dan pejabat setingkat menteri yang terindikasi dekat dengan Megawati terkena imbasnya.
Jika tidak diberhentikan mereka memilih mundur dan keluar dari barisan pembantu Jokowi.
Teranyar Yasonna Laoly menjadi menteri PDIP yang diganti oleh Jokowi. Ada pula Eks Menteri ESDM, Arifin Tasrif yang di-reshuffle, meskipun berasal dari kalangan profesional namun ia dikenal sebagai orang dekat Megawati.
Di tengah-tengah hubungan panas dingin tersebut Pramono Anung adalah sosok yang mampu berada di antara kedua tokoh tersebut. Ia tetap dekat dan dipercaya Jokowi sekaligus memiliki kedekatan yang tidak berkurang dengan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Jokowi tak mengganti Pramono Anung dan dalam berbagai kesempatan juga memperlihatkan kepada publik betapa dia mempercayai Sekretaris Kabinetnya itu.
Sedangkan hubungan dengan Megawati dapat terlihat dari dipilihnya dia sebagai Calon Gubernur (Cagub) Jakarta dari PDIP.
Padahal, di PDIP terdapat sejumlah kader yang secara elektoral lebih berpotensi menang. Sebut saja Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok yang cukup diunggulkan dalam sejumlah survei. Ada pula nama Masinton Pasaribu yang punya popularitas lebih baik dibanding Pramono di Jakarta.
Namun, Presiden ke-5 Republik Indonesia itu malah memilih sosok Pramono Anung. Sebagai Ketum PDIP keputusan Megawati wajib ditaati oleh seluruh kader.
Lantas Pramono Anung lebih dekat dengan Jokowi atau Megawati? Mengapa pada akhirnya Megawati memilih sosok yang dipercaya Jokowi di tengah konflik perang dingin mereka?
Secara historis dan melihat durasi lamanya hubungan kerja sama yang terjalin Pramono Anung sepertinya lebih dekat dengan Megawati Soekarnoputri. Pasalnya, ia sudah tergabung menjadi kader PDIP sejak awal reformasi.
Sedangkan dengan Jokowi kedekatan yang terjalin baru berumur sekitar 10 tahun. Bahkan, besar kemungkinan masuknya Pramono Anung dalam kabinet Jokowi merupakan usulan Megawati Soekarnoputri ketika itu.
Namun, yang patut diacungi jempol dari sosok Pramono Anung adalah kepiawaiannya menjaga hubungan baik dengan 2 tokoh sentral politik nasional saat ini, Jokowi dan Megawati, di waktu yang bersamaan.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: