NOBARTV NEWS Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung ada pihak yang datang beramai-ramai dan pergi meninggalkan ketika hendak pergi.
“Biasanya datang itu ramai-ramai, terakhir begitu mau pergi, ditinggal ramai-ramai,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya di pembukaan Kongres ke-III Partai NasDem, Jakarta, Minggu (25/8).
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai menekankan arti penting keberlanjutan dalam konteks transisi pemerintahan di Indonesia. Jokowi sendiri akan lengser pada Oktober 2024 mendatang dan digantikan Prabowo Subianto yang menang pilpres bersama anak sang presiden, Gibran Rakabuming Raka.
“Jika diibaratkan, berganti pemimpin itu silakan, berganti pemimpin itu seperti berganti gaya, mungkin hari ini bisa bergaya dangdut, ke depan pemimpin berikut bisa bergaya jazz, bisa bergaya rock, bisa bergaya koplo, bisa bergaya keroncong, RnB, dan lain-lain, tapi lagu yang dimainkan sama,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak menjelaskan pihak yang ia maksud dalam pidatonya tersebut. Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya mengatakan bahwa Surya Paloh dan NasDem takkan melakukan demikian.
“Tapi saya yakin itu tidak dengan bapak Surya Paloh tidak dengan Bang Surya dan tidak juga dengan NasDem,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pada kesempatan itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengatakan bahwa dirinya memiliki sejarah dan cerita panjang bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Eks Wali Kota Surakarta itu menekankan bahwa Surya Paloh adalah politikus yang paling sering diajaknya berdiskusi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung keputusan Surya Paloh yang disebutnya pertama kali mendukung dirinya saat menjadi capres pada 2014.
“Dimulai tahun 2014, saya ingat betul NasDem saat itu adalah partai pertama yang mendeklarasikan saya dalam pencalonan sebagai Presiden,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kemudian pada 2019, lanjut Presiden Joko Widodo (Jokowi), NasDem juga kembali mencalonkan saya dengan dukungan tanpa mahar.
“Politik tanpa mahar itu yang saya kira sangat bagus untuk pendidikan perpolitikan di Negara kita Indonesia,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kendati NasDem berbeda jalan pada Pemilu 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutnya sudah biasa dalam politik.
“Walaupun di 2024, sempat beda jalan. Bang Surya di satu perubahan, kemudian yang satunya di keberlanjutan. Ya ndak apa-apa, itu wajar. Kita bisa saling memahami dan kita bisa saling mengerti mengenai perbedaan itu,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pada saat yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung perbedaan pilihan politik Surya Paloh di Pilpres 2024 lalu yang mengusung Anies Baswedan dengan membawa narasi perubahan.
Meski begitu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut seluruhnya memiliki cita-cita yang sama dalam memajukan Indonesia ke depan. Namun, menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) jalan yang ditempuh saja yang berbeda.
Dalam kesempatan itu juga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung pernah mencapai kesepakatan, hanya berselang sepekan, kesepakatan itu berubah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut itu merupakan suatu hal yang lumrah dalam politik. Perbedaan merupakan suatu keniscayaan.
“Saya pernah salaman hari ini salaman, sepakat, lalu seminggu kemudian beda. Enggak apa-apa, saya kira sangat bagus,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya.
Pada saat yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hubungannya dengan Surya Paloh juga berjalan baik dan dekat satu sama lain. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui mereka memang kerap berbeda pendapat. Keduanya pun saling mengerti bahwa hal itu lumrah dalam politik.
“Ketua partai yang banyak paling banyak bertemu dan berdiskusi dengan saya adalah Pak Surya Paloh. Partner diskusi politik saya yang paling banyak kami bertukar pikiran mengenai masa depan bangsa,” ucap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kami bisa sangat dekat, walaupun juga sering beda pendapat. Kami bisa saling menemukan kecocokan, walau juga banyak di tengah-tengah itu ada ketidakcocokan, kami bisa saling mengerti, walau kadang-kadang setelah mengerti juga bingung sendiri-sendiri,” imbuh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Terima kasih, Bang Surya, Pak Surya Paloh terima kasih dan terima kasih juga saya ucapkan untuk partai NasDem. Karena 2014, 2019 mulai pencalonan, setelah terpilih dan dalam menjalankan pemerintahan dalam 10 tahun ini saya sangat merasa didukung penuh oleh Partai Nasdem,” tandas mantan Gubernur Jakarta itu.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: