Politik & Hukum

Pilgub Jakarta: Nasib Anies Baswedan Tergantung PKS dan PDIP



NOBARTV NEWS Anies Baswedan saat ini boleh jadi sedang harap-harap cemas dengan dinamika terbaru politik di Jakarta. Beberapa pernyataan sejumlah elite Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai NasDem menyiratkan kemungkinan mereka batal mendukung Anies Baswedan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta November mendatang.

Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni, pernah mengatakan bahwa sekalipun saat ini partainya mendukung Anies belum tentu NasDem akan mendaftarkan Anies ke KPU. Semua bisa berubah selama komunikasi antara para ketua partai masih terus berjalan.

Hal senada juga pernah disampaikan oleh Ketua DPP Partai NasDem, Effendi Choirie. Pria yang akrab disapa Gus Choi itu mengatakan Partai NasDem akan tetap mendukung Anies Baswedan kecuali ada “tsunami” politik. Tsunami politik yang dimaksud adalah pragmatisme politik di mana kepentingan menjadi faktor yang sangat menentukan.

PKB bahkan lebih nyata lagi. Sampai detik ini dukungan dari PKB kepada Anies Baswedan baru sebatas dukungan dan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jakarta. Keputusan akhir berada di tangan DPP yang sampai detik ini belum juga memberikan tanggapan apapun untuk mencalonkan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta.

Teranyar, Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB, Jazilul Fawaid mengungkapkan partainya sedang mempertimbangkan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Koalisi pilkada yang sedang diinisiasi oleh Partai Gerindra. Jika PKB memutuskan bergabung dengan KIM Plus maka hampir dipastikan mereka akan urung mendukung Anies Baswedan.

Baik PKB dan NasDem memang sedang diincar oleh Gerindra agar mau bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya. Sejumlah persyaratan sedang dibahas dan akan ditindaklanjuti sesegera mungkin oleh kedua belah pihak.

Nasib Anies di Tangan PKS dan PDIP

Lantas jika 2 skenario di atas benar-benar terjadi apakah harapan Anies Baswedan untuk mentas di panggung Pilgub Jakarta menjadi pupus? Semuanya tergantung pada 2 partai penentu, yaitu PKS dan PDIP.

Dua partai ini adalah partai pemenang di Jakarta. PKS menjadi juara dan PDIP berada di urutan kedua. Sayangnya tak satupun dari mereka bisa mengusung calon sendiri pada Pilgub Jakarta.

Mungkin partai yang akan sulit bergabung dengan KIM Plus adalah dua partai ini. PKS sebenarnya punya keinginan untuk bergabung dengan KIM Plus namun di sana sudah ada Partai Gelora yang notabene pecahan sekaligus rival PKS.

Sedangkan PDIP memang sudah mengambil jarak dengan KIM. Tidak hanya di level pusat namun juga hampir di seluruh Pilkada serentak di tahun 2024 ini. Faktor pengaruh Jokowi yang masih kuat di KIM juga menjadi penghalang utama bergabungnya PDIP dengan KIM.

Apabila kondisi ini tidak berubah maka nasib Anies akan bergantung pada keputusan PKS dan PDIP. Keduanya harus berkoalisi jika ingin mengusung jagoan pada Pilgub Jakarta.

Ambang batas minimal pencalonan Pilgub Jakarta adalah 22 kursi. Sedangkan PKS memiliki 18 kursi dan PDIP memperoleh 15 kursi. Mau tidak mau keduanya harus berkoalisi agar bisa bersaing di Pilgub Jakarta.

Dengan demikian, posisi Sohibul Iman sebagai cawagub Anies saat ini cukup terancam. Dengan daya tawar dan menjadi partai penentu PDIP pasti akan memanfaatkan kondisi tersebut. Mereka akan lebih leluasa menawarkan kader mereka untuk mendampingi Anies Baswedan.

Sejumlah nama sedang digodok oleh PDIP, termasuk sejumlah menteri seperti Pramono Anung, Tri Rismaharini, hingga mantan Panglima TNI, Andika Perkasa.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Pilgub Jakarta: Nasib Anies Baswedan Tergantung PKS dan PDIP yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.