NOBARTV NEWS Prabowo-Gibran ingin gaet PKB ke koalisi pemerintah? Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyelenggarakan perayaan hari lahir (harlah) ke-26 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Selasa (23/7).
Hadir dalam acara tersebut sejumlah petinggi partai politik. Jokowi dan Prabowo nampak tidak hadir karena sedang ada kegiatan lain di waktu yang bersamaan.
Salah satu petinggi partai yang hadir adalah Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Ia mewakili Prabowo yang tidak bisa hadir karena mendapat penugasan dari Presiden Jokowi ke luar negeri untuk menghadiri suatu rapat.
Selain ketidakhadiran Jokowi dan Prabowo, tak terlihat juga petinggi PDIP pada acara tersebut. Ketua Umum (Ketum) PKB, Muhaimin Iskandar, nampak duduk diapit oleh Surya Paloh dan Sufmi Dasco Ahmad.
Gerindra Ajak PKB Gabung Pemerintahan
Dalam kesempatan itu Dasco menyampaikan salam dari Prabowo kepada Cak Imin – sapaan akrab Muhaimin Iskandar. Dasco menyampaikan pesan bahwa Prabowo-Gibran membutuhkan dukungan PKB untuk menjalankan roda pemerintahan 5 tahun mendatang.
“Bangsa Indonesia itu membutuhkan kita, oleh karena itu, ke depan PKB-Gerindra, dan semua partai harus bersama-sama,” ujar Dasco sebagaimana dikutip dari kompas.com.
Dasco juga menyampaikan alasan kuat mengapa Prabowo sangat mengharapkan bisa bersama-sama dengan PKB. PKB merupakan salah satu partai yang cukup senior dan punya pengalaman panjang di masa reformasi. Selain itu, hubungan antara Gerindra dan PKB sejatinya tidak ada masalah sama sekali.
“Karena tadi sudah dibilang bahwa kita (Gerindra-PKB) adalah cinta lama, kami tunggu PKB untuk masuk dalam pemerintahan bersama dengan kami,” lanjut Dasco.
Apa yang disampaikan Dasco tersebut bukan tanpa alasan. Apabila melihat kembali rangkaian peristiwa politik di masa lalu akan didapati masa ketika Gerindra dan PKB pernah begitu dekat.
Sebelum Prabowo akhirnya berpasangan dengan Gibran dan Cak Imin menjadi pendamping Anies, Gerindra dan PKB sudah pernah mendeklarasikan pasangan Prabowo-Cak Imin untuk maju sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Namun, dinamika politik yang terjadi kemudian membuat keduanya berpisah jalan. Prabowo kemudian didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) berpasangan dengan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Sedangkan Cak Imin secara mengejutkan bergabung dengan poros perubahan. Ia menjadi cawapres Anies Baswedan dan diusung oleh koalisi Partai Nasdem, PKB, PKS, dan Partai Ummat.
Pada pilpres 2024 Prabowo-Gibran keluar sebagai pemenang dalam satu putaran. Pasangan ini berhasil mendulang 58 persen suara. Angka yang sangat cukup untuk memenangkan pilpres dalam satu putaran.
Anies-Cak Imin meraih perolehan 25 persen suara atau setara dengan 40 juta lebih suara. Perolehan tersebut menempatkan Anies-Cak Imin berada di urutan kedua.
Kini pilpres 2024 sudah berlalu. Semua pasangan calon (paslon) menyatakan sudah menerima hasil keputusan. Bahkan Anies-Cak Imin ikut hadir ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) membacakan hasil resmi penghitungan suara pilpres.
Hadirnya paslon yang kalah dalam penetapan hasil pilpres sebelumnya tidak pernah terjadi. Tentu hal ini mengindikasikan bahwa hubungan antara Anies-Cak Imin dengan Prabowo tidak ada permasalahan berarti.
Sejarah baik ini yang menjadi alasan kuat Gerindra ingin menarik PKB bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Semakin banyak partai yang bergabung maka akan semakin baik untuk pemerintahan mendatang.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: