Untuk Pertama Kali, Erick Thohir Bicara Soal Kendala STY di TC Garuda Muda

NOBARTV NEWS – Setelah menjadi Ketua Umum PSSI sejak KLB Kamis kemarin, Erick Thohir akhirnya angkat bicara soal polemik pemanggilan TC untuk skuad Garuda muda. Polemik tersebut sudah dimulai sejak era kepemimpinan Mochamad Iriawan.

Sebagaimana diketahui, sampai saat ini, masih ada dua pemain Timnas Indonesia U-20 yang belum pernah mengikuti pemusatan latihan. Mereka adalah Muhammad Ferrari dan Marselino Ferdinan.

Ferrari masih ditahan oleh Persija Jakarta sampai detik ini juga. Bek tengah sekaligus kapten Timnas Indonesia U-20 belum juga dilepas oleh Thomas Doll. Ia menjadi satu-satunya pemain Persija yang belum dilepas dari total 9 pemain yang diminta. Sedangkan Marselino Ferdinan, sejak berada dan diresmikan sebagai klub divisi kedua Belgia KMSK Deinze, eks pemain Persebaya Surabaya itu memang belum pernah bergabung sama sekali.

Persija dan Persib termasuk tim yang menyerahkan pemainnya telat. Dari 9 pemain yang diminta tersebut, mereka melepaskannya satu persatu. Padahal, TC tersebut sudah dimulai sejak 1 Pebruari kemarin. Hal yang sama juga dilakukan oleh Persib ketika diminta untuk melepas tiga pemainnya.

Atas dasar itu, Ketum PSSI Erick Thohir menyampaikan komentarnya. Usai mengikuti rapat dengan wakil dan para exco-nya kemarin, pria yang menjabat sebagai Menteri BUMN itu pun bersuara.

“Saya rasa konteks persiapan U-20 yang mungkin tinggal 93 hari lagi itu menjadi sangat prioritas. Karena itu, insya Allah Senin (20/2) atau Selasa (21/2) Pak Zainudin Amali akan berganti jaket sebagai Menpora mengundang kami untuk khusus bicara Piala Dunia U-20,” kata Erick Thohir usai mengikuti rapat Sabtu kemarin.

Erick dan Waketum PSSI Zainudin Amali berencana untuk menelpon klub-klub yang sering menahan pemainnya. Erick bakal meminta mereka agar memegang komitmen untuk rela melepas pemainnya begitu dimintai untuk bergabung dengan Timnas Indonesia.

“Tetapi kenapa mengenai isu pemain tetap kita dorong, saya rasa Pak Zainudin dan saya sudah menelepon beberapa klub dan pemiliknya untuk bisa komitmen bahwa ini Merah-Putih. Merah-Putih harus menjadi prioritas,” ujarnya menambahkan.

“Kita tidak mungkin menciptakan yang namanya Timnas yang baik kalau liga kita pun dihitung salah satu yang terbawah di Asia Tenggara. Nah, ini yang harus kita perbaiki supaya ada kesinambungan antara pembinaan, liga profesional, dan tim nasional.”

“Ini yang akan kita dorong, isu pemain akan coba kita tuntaskan bagaimana ada keterbukaan hati daripada para pemilik klub itu sendiri,” tutup pria yang juga memiliki saham mayoritas di klub Liga Inggris Oxford United itu.