Timur Tengah

Israel Ancam Pemimpin Houthi Usai Rudal Yaman Serang Wilayahnya

Israel Ancam Serang Pemimpin Houthi di Yaman, Akui Bertanggung Jawab atas Pembunuhan Haniyeh di Tehran



NOBARTV NEWSMenteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan pernyataan keras yang mengancam akan menargetkan pemimpin Houthi di Yaman, Sayyid Abdulmalek Al-Houthi, sebagai respons atas serangan rudal yang dilakukan kelompok tersebut terhadap Israel.

Dalam pernyataan yang diposting melalui akun X resmi @IsraelKatz pada 16 Mei 2025 pukul 22:26 WIB, Katz juga mengakui bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, di Tehran, Iran. Ancaman ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah, khususnya setelah serangkaian serangan rudal dari Yaman.

Dalam cuitannya, Katz menyatakan bahwa Israel akan menyerang para pemimpin Houthi jika kelompok tersebut terus melancarkan serangan rudal ke wilayah Israel. Ia menyebutkan bahwa Israel telah berhasil “menghabisi” beberapa Tokoh Penting kelompok perlawanan, termasuk Yahya Sinwar dari Hamas, Sayyed Hassan Nasrallah dari Hezbollah, dan Ismail Haniyeh dari Hamas.

“Jika Yaman terus menembakkan rudal, Israel akan menargetkan para pemimpin mereka sebagaimana kami telah membunuh para martir Sinwar, Nasrallah, dan Haniyeh,” tulis Katz, sebagaimana diterjemahkan dari Bahasa Ibrani ke dalam Bahasa Indonesia oleh akun @SoftWarNews.

Pernyataan ini dikonfirmasi oleh laporan dari The Times of Israel, yang menyebutkan bahwa Katz memperingatkan Houthi dan sponsor mereka, Iran, akan menghadapi “pukulan berat” jika serangan dari Yaman tidak dihentikan.

Artikel tersebut, yang diterbitkan sebelumnya, juga menyoroti bahwa Israel menghadapi tantangan strategis karena jarak yang jauh antara Israel dan Yaman—lebih dari 2.000 mil—serta ketergantungan Israel pada dukungan militer Amerika Serikat dalam Konflik ini.

Ancaman Katz dapat dilihat sebagai bagian dari strategi Israel untuk menekan Houthi dan Iran melalui pendekatan militer yang agresif. Namun, seperti disebutkan dalam laporan The Times of Israel, kemampuan Israel untuk melancarkan serangan langsung ke Yaman terbatas karena jarak geografis dan ketergantungan pada dukungan AS.

Gencatan Senjata antara AS dan Houthi, yang diumumkan pada 14 Mei 2025, juga dapat memperumit posisi Israel, terutama jika dukungan militer AS berkurang. Di sisi lain, pengakuan Katz atas pembunuhan Haniyeh di Tehran berpotensi memicu respons keras dari Iran dan kelompok perlawanan lainnya, yang dapat memperluas konflik di kawasan.

News Thumbnail