NOBARTV NEWS – Pemusatan latihan Timnas Indonesia U-17 akan menggunakan sistem promosi – degradasi. Apa yang dimaksud dengan sistem yang disingkat ‘promdeg’ itu?
Seperti yang diketahui, pada Senin 11 Juli kemarin, PSSI telah mengumumkan daftar 34 pemain yang diminta untuk mengikuti pemusatan latihan tahap awal jelang keikutsertaannya di Piala Dunia U-17 2023.
Di even tersebut, skuad Garuda Asia (julukan Timnas Indonesia U-17) bakal bertindak sebagai tuan rumah sehingga PSSI dan Pemerintah RI menyiapkan diri sedini mungkin. Persiapan cepat itu dilakukan tak lepas dari pengumuman yang disampaikan FIFA pada Jumat 23 Juni kemarin.
Saat itu, Federasi Sepakbola Dunia itu membuat pengumuman terkait tuan rumah baru untuk Piala Dunia U-17 2023. Awalnya Peru diminta sebagai tuan rumah untuk ajang tersebut. Tapi sayangnya, beberapa waktu lalu Peru dilanda bencana alam hebat dan di negara tersebut juga terjadi krisis ekonomi. Akibatnya, Peru pun gagal menyiapkan segala bentuk infratruktur dan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memadai.
Puncaknya adalah FIFA membatalkan status Peru – dan berselang beberapa bulan kemudian, pada 23 Juni tersebut FIFA menunjuk Indonesia sebagai penggantinya.
Begitu ditunjuk sebagai tuan rumah, PSSI bergegas berkoordinasi dengan Kemenpora RI untuk menyaring beberapa pemain keturunan di luar negeri. Dari data terbaru yang didapatkan PSSI, Kemenpora telah menyerahkan daftar 30 pemain keturunan. 6 di antara pemain keturunan tersebut kemarin diumumkan dalam 34 nama pemain yang diminta untuk mengikuti pemusatan latihan tahap awal.
Rencananya, pemusatan latihan yang sudah dimulai sejak hari Senin 11 Juli tersebut akan berakhir hingga enam pekan ke depan. Menariknya, pemusatan latihan yang diterapkan Bima Sakti menganut sistem promosi – degradasi.
“Saya belum bisa bocorkan banyaj. Kita TC dulu 34 pemain (hari ini). Nanti ada promdeg. Kemungkinan dari seleksi kompetisi U-17 kita akan berikan kesempatan juga,” kata Bima Sakti.
“Promdeg dilakukan seminggu-seminggu. Seminggu-pulang. Seminggu datang. Sekalian kita kasih kesempatan ke pemain lain,” tambah legenda Timnas Indonesia itu.
Sistem promosi – degradasi tersebut kata staf pelatih Timnas Indonesia U-17 Firmansyah adalah untuk menyaring pemain terbaik semaksimal mungkin. Dengan adanya degradasi, maka pemain lain yang belum mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pemusatan latihan diberikan waktu untuk menunjukkan kualitasnya di TC berikutnya.
“Kalau ada yang punya kualitas atau sama, kami akan coba. Siapapun kami mencari terbaik dari yang terbaik. Contoh saat di AFF, beberapa minggu, dua minggu mau pertandingan ada pergantian pemain. Jadi pemain jangan merasa nyaman, karena penilaian objektif ada promosi-degradasi,” kata Firmansyah.
“Kami akan tetap melihat bagaimana kemampuan dari pemain, kami butuh informasi dari luar, itupun di luar dari 9 kota. Semua pemain punya hak main di Timnas,” ucapnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Semoga tdk ada titipan