NOBARTV NEWS — Angkatan Bersenjata Yaman, yang dikenal dengan dukungannya terhadap Palestina, mengumumkan pemberlakuan blokade laut di Pelabuhan Haifa, Israel, sebagai respons terhadap eskalasi agresi Israel di Gaza. Pengumuman ini disampaikan pada 19 Mei 2025, atau 21 Dzul Qa’dah 1446 H, melalui pernyataan resmi yang dipublikasikan oleh akun X @SoftWarNews.
Dalam pernyataannya, Angkatan Bersenjata Yaman menegaskan bahwa langkah ini diambil atas dasar agama dan Solidaritas dengan rakyat Gaza, yang tengah menghadapi Genosida, pembantaian harian, serta pengepungan dan kelaparan. “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah SWT berfirman: ‘Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu,‘” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Yaman menyatakan bahwa blokade laut di Haifa merupakan tindak lanjut dari keberhasilan mereka memberlakukan blokade terhadap Pelabuhan Umm al-Rashrash (Eilat), yang kini telah berhenti beroperasi. Mereka juga memperingatkan semua Perusahaan pelayaran yang kapalnya berada di atau menuju Pelabuhan Haifa untuk memperhatikan pengumuman ini dengan serius, karena pelabuhan tersebut kini menjadi target.
🇾🇪 TERKINI
Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan pemberlakuan blokade laut di Pelabuhan Haifa.
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan… pic.twitter.com/MnxKH7pFvt
— SW News – SOFT WAR NEWS (@SoftWarNews) May 19, 2025
Informasi ini telah dikonfirmasi oleh berbagai sumber berita internasional terbaru, termasuk Reuters dan The Times of Israel, yang melaporkan bahwa Houthi, kelompok yang berkuasa di Yaman, memang mengumumkan blokade maritime terhadap Haifa pada tanggal yang sama. Reuters, dalam artikelnya pada 19 Mei 2025, menyebutkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari respons Houthi terhadap Konflik Gaza yang sedang berlangsung. Sementara itu, The Times of Israel menambahkan bahwa pengumuman ini mencakup Peringatan kepada kapal-kapal yang menuju Haifa.
Selain itu, Al Jazeera pada 6 Mei 2025 juga melaporkan serangan balasan Israel terhadap Yaman, termasuk serangan yang merusak bandara utama di Sana’a, yang menunjukkan eskalasi lebih lanjut dalam konflik ini. Data dari Global Conflict Tracker milik Council on Foreign Relations (CFR) juga mencatat bahwa Houthi telah beberapa kali menyerang kapal di Laut Merah sebagai bagian dari dukungan mereka terhadap Palestina, meskipun dialog antara Houthi dan Arab Saudi serta normalisasi Iran-Arab Saudi memberikan harapan untuk solusi damai.
Pengumuman blokade laut ini tidak hanya memperlihatkan solidaritas Yaman dengan Palestina, tetapi juga mencerminkan dinamika Geopolitik yang semakin kompleks di Timur Tengah. Langkah ini dapat dilihat sebagai bagian dari strategi Houthi untuk meningkatkan tekanan pada Israel, terutama di tengah situasi di Gaza yang terus memanas. Namun, langkah ini juga berpotensi memicu respons militer dari Israel dan sekutunya, yang dapat memperluas skala konflik.
Di sisi lain, isu ini juga relevan dengan tren global mengenai blokade dan sanksi sebagai alat Diplomasi atau perang. Contohnya, sanksi Ekonomi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia akibat invasi ke Ukraina pada 2022 menunjukkan bagaimana blokade dapat menjadi senjata strategis. Namun, dalam konteks Yaman-Israel, blokade laut memiliki dimensi militer yang lebih langsung, yang dapat memengaruhi perdagangan dan Keamanan maritim di kawasan tersebut.
Selain itu, pengumuman ini juga menyoroti peran Iran dalam konflik ini. Sebagai sekutu Houthi, Iran diyakini memberikan dukungan logistik dan Politik, yang semakin memperkuat posisi Houthi di panggung internasional. Namun, hal ini juga memicu kecemasan di kalangan negara-negara Barat dan Arab mengenai stabilitas kawasan.
Langkah Yaman ini menuai berbagai reaksi. Sebagian mendukung solidaritas mereka dengan Palestina, seperti yang diungkapkan oleh pengguna X @dani_twsdiet, yang berdoa agar Allah melindungi Yaman dan Palestina. Namun, ada pula yang skeptis, seperti @TrustMe3Buddy, yang menyebutkan bahwa langkah serupa oleh Hamas sebelumnya tidak berhasil. Komentar-komentar ini mencerminkan polarisasi opini global mengenai konflik ini.
Pengumuman blokade laut di Pelabuhan Haifa oleh Angkatan Bersenjata Yaman merupakan perkembangan signifikan dalam Konflik Gaza dan hubungan Yaman-Israel. Langkah ini tidak hanya menegaskan solidaritas Yaman dengan Palestina, tetapi juga menunjukkan eskalasi potensial dalam konflik regional.