NOBARTV NEWS – Sebuah billboard raksasa bertuliskan “THE ‘ABRAHAM ALLIANCE’ – IT’S TIME FOR A NEW MIDDLE EAST” mengejutkan publik ketika muncul di pusat kota Tel Aviv beberapa waktu lalu. Baliho itu menampilkan potret sejumlah pemimpin dunia, mulai dari mantan Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, hingga Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Di bawah Logo Coalition for Regional Security, kampanye ini membawa pesan kuat: membangun blok kekuatan baru di Timur Tengah dengan tujuan menciptakan stabilitas regional berbasis aliansi strategis antarpemerintah Arab–Israel.
Latar Belakang: Dari Abraham Accords ke Abraham Alliance
Untuk memahami konteks kemunculan billboard ini, perlu ditelusuri kembali pada tahun 2020 ketika Abraham Accords pertama kali ditandatangani. Kesepakatan tersebut mencatat sejarah diplomatik dengan membuka normalisasi hubungan antara Israel dan empat negara Arab—UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko—dengan dukungan penuh dari pemerintahan Trump.
Namun, pasca serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 dan invasi Israel ke Jalur Gaza yang mengakibatkan ribuan korban sipil, atmosfer diplomatik Timur Tengah berubah drastis. Tekanan internasional terhadap Israel meningkat, tetapi di balik layar, justru muncul gerakan baru dari elite pertahanan dan Diplomasi Israel: membangun Abraham Shield Plan atau yang kini lebih dikenal sebagai Abraham Alliance.
Apa Itu Abraham Alliance?
Abraham Alliance adalah inisiatif yang digagas oleh Coalition for Regional Security, sebuah organisasi nirlaba yang berisi lebih dari 100 tokoh terkemuka di Israel—termasuk mantan kepala staf militer, mantan duta besar, analis Kebijakan Luar Negeri, serta pelaku sektor swasta. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah:
- Menggalang blok Keamanan regional untuk melawan ancaman ekspansi Iran dan proksinya.
- Memperkuat normalisasi Arab–Israel, dengan harapan menjangkau Arab Saudi sebagai mitra utama.
- Menawarkan platform diplomatik baru yang tidak bergantung pada penyelesaian Konflik Palestina.
Salah satu nilai utama dari Abraham Alliance adalah “realpolitik pragmatis”: memisahkan agenda keamanan dari proses perdamaian dengan Palestina yang selama ini menjadi batu sandungan utama hubungan Arab–Israel.
Pemasangan Billboard dan Pesannya
Billboard / baliho yang muncul di Tel Aviv, Yerusalem, dan bahkan Washington D.C. ini menampilkan barisan tokoh-tokoh berpengaruh:
- Donald Trump, simbol inisiator Abraham Accords.
- MBS (Mohammed bin Salman), representasi kekuatan Saudi yang sedang dibujuk untuk bergabung.
- Benjamin Netanyahu, tokoh sentral dalam kebijakan luar negeri Israel.
- MBZ (Mohammed bin Zayed), Emir Abu Dhabi dan Arsitek normalisasi pertama dengan Israel.
Slogan besar “IT’S TIME FOR A NEW MIDDLE EAST” menegaskan bahwa kampanye ini bukan hanya simbolik, melainkan langkah diplomatik nyata untuk mengubah struktur aliansi di kawasan.
Tercantum pula tautan resmi abrahamshield.org, serta logo perusahaan media Mega Media, penanda bahwa kampanye ini dikelola secara profesional dan massif.
Dukungan Publik dan Respons Internasional
Menurut survei yang dirilis Coalition for Regional Security, sebanyak 72,5% Masyarakat Israel mendukung normalisasi dengan Arab Saudi, bahkan tanpa prasyarat penyelesaian Konflik Palestina. Di sisi lain, media-media seperti The Media Line dan Jerusalem Post mencatat bahwa dukungan di negara-negara Teluk terhadap stabilitas berbasis Ekonomi dan Keamanan Regional juga meningkat, walau dengan syarat tidak menormalisasi pendudukan Israel atas tanah Palestina.
Amerika Serikat, sebagai Aktor utama dalam proses ini, disebut tetap mendorong pendekatan normalisasi damai, namun di bawah pemerintahan Biden, dukungannya bersifat lebih hati-hati dan terukur dibanding era Trump.
Dalam beberapa Hari terakhir, baliho ini sempat menjadi bahan disinformasi di Media sosial. Beberapa akun menuduh bahwa sosok tertentu dalam gambar merupakan “Jolani”, pemimpin cabang Al-Qaeda di Suriah, dan bahkan menyebutnya sebagai “anjing peliharaan Netanyahu.”
Namun setelah diverifikasi, tidak satu pun tokoh dalam baliho yang menyerupai atau terkait dengan Jolani, dan tidak ada laporan resmi dari media kredibel yang mendukung klaim tersebut. Ini adalah bentuk narasi propaganda gelap yang sengaja dibuat untuk mencoreng kampanye Abraham Shield dan memperkeruh opini publik.
Simbol Normalisasi atau Aliansi Geopolitik?
Kehadiran baliho Abraham Alliance di Tel Aviv adalah simbolisasi nyata dari perubahan fokus diplomatik Israel: dari resolusi konflik Palestina-Israel ke pembentukan blok keamanan anti-Iran. Strategi ini dinilai lebih mudah diraih secara politis karena menyentuh kepentingan langsung banyak negara Teluk—stabilitas internal, keamanan energi, dan ancaman milisi Syiah yang didukung Teheran.
Namun, pendekatan ini juga mengundang kekhawatiran. Beberapa pengamat melihatnya sebagai pengabaian terhadap aspirasi kemerdekaan Palestina, yang dapat memicu ledakan sosial politik baru di masa depan.
Ringkasan Poin Penting
Topik | Rincian |
---|---|
Nama Kampanye | Abraham Alliance / Abraham Shield Plan |
Penggagas | Coalition for Regional Security |
Lokasi Billboard | Tel Aviv, Yerusalem, Washington DC |
Tujuan Utama | Normalisasi Arab–Israel & aliansi keamanan anti-Iran |
Tokoh Kunci | Trump, Netanyahu, MBS, MBZ, dll |
Respon Publik | 72,5% warga Israel mendukung |
Tanggapan AS | Mendukung secara strategis, lebih berhati-hati |
Misinformasi | Tidak terbukti klaim tentang Jolani atau anjing |
Kampanye Abraham Alliance adalah sinyal bahwa Timur Tengah tengah mengalami transformasi Geopolitik besar. Aliansi ini bukan lagi sekadar kesepakatan diplomatik, tetapi menjadi proyek strategis untuk mendefinisikan ulang peta kekuatan di kawasan. Apakah ini akan membawa stabilitas atau justru membuka babak baru konflik, masih harus ditunggu.
Pantau terus perkembangan geopolitik Timur Tengah hanya di Nobartv News, dengan liputan mendalam dan terpercaya.