NOBARTV NEWS – Persitiwa seorang pedagang es teh yang menjadi bahan olok-olok di acara Magelang Bersholawat akhirnya terungkap. Netizen berhasil menemukan identitas pria tersebut yang ternyata bernama Pak Pun atau akrab disapa Pak Dolop. Pria sederhana ini berasal dari Desa Gesari, Banyusari, Grabag, Magelang. Dalam acara keagamaan yang dihadiri Gus Miftah, Gus Yusuf Chudlori, dan Habib Zaidan Bin Yahya tersebut, Pak Pun datang membawa dagangannya berupa es teh dan air mineral kemasan yang diletakkan di atas kepala. Namun, keberadaannya justru menjadi sasaran komentar yang kurang pantas dari Gus Miftah.
Peristiwa ini sontak memancing perhatian luas dari warganet. Banyak dari mereka yang merasa empati terhadap perjuangan Pak Pun untuk mencari nafkah dan mengecam tindakan olok-olok tersebut. “Dia pasti dari pagi sudah jualan. Kebayang nggak gimana capenya terus dihina-hina lagi di depan orang banyak. Semoga Allah tinggikan derajatnya,” tulis akun @Simantpg di media sosial.
Penggalangan Donasi untuk Pak Pun
Respons atas insiden ini tidak hanya berupa kecaman, tetapi juga aksi nyata. Salah satu netizen dengan akun @balyabinmalkan_ memprakarsai penggalangan donasi untuk membantu kehidupan Pak Pun. Dalam unggahannya, ia menulis, “Sudah ketemu ya alamat saudara kita ini yang dihina oleh Miftah! Tunggu updatenya, ada orang baik yang akan berbagi rezeki kepadanya. Jangan bosan menebar kebaikan. Harta tidak dibawa mati, sedekah menjauhkan azab kubur dan api neraka!”
Sudah ketemu ya alamat saudara kita ini yang dihina oleh Miftah!
tunggu updatenya, ada orang baik yang akan berbagi rezeki kepadanya.JANGAN BOSAN MENEBAR KEBAIKAN
HARTA TIDAK DIBAWA MATI, SEDEKAH MENJAUHKAN AZAB KUBUR & API NERAKA! pic.twitter.com/hNadKuJ8VO— Balya Bin Malkan (@balyabinmalkan_) December 3, 2024
Ia juga membagikan nomor rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) yang dapat digunakan oleh masyarakat yang ingin berdonasi. Menariknya, penggalangan donasi ini mendapat sambutan luas dari netizen lainnya. Beberapa bahkan memberikan ide agar dana yang terkumpul digunakan untuk memberangkatkan Pak Pun ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umroh atau haji. “Mari juga galang donasi buat penjual es teh biar bisa berangkat umroh dan haji furoda tahun 2025 sekaligus membungkam cangkem lamis Gus²an KW Miftah dobol,” tulis akun @kertagam4 dengan nada sindiran.
Warganet Tunjukkan Solidaritas
Apa yang terjadi pada Pak Pun menjadi simbol perjuangan masyarakat kecil yang mencari nafkah dengan penuh usaha. Banyak warganet yang tergerak untuk menunjukkan solidaritas kepada pedagang es teh ini. Akun @DjoysSjp menulis, “Beliau ini pencari nafkah keluarga yang sepakat kita muliakan, Insyaallah. Justru si Miftah telah mengkonfirmasi kehinaan dirinya lewat mulut nistanya.” Komentar-komentar seperti ini memperlihatkan bagaimana masyarakat mampu bersatu untuk mendukung mereka yang terpinggirkan.
Di sisi lain, beberapa warganet juga menyoroti pentingnya adab dan sikap santun, bahkan untuk tokoh agama sekalipun. “Nah, ini alasan kenapa adab lebih tinggi daripada ilmu. Sehat-sehat, Pak. Belum tentu akhlak pemuka agama lebih baik daripada seorang penjual es,” tulis akun @thisxjasmine. Pesan ini menyiratkan harapan agar peristiwa tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya bagi mereka yang memiliki peran publik.
Meski banyak yang mendukung Pak Pun, tak sedikit pula yang memprediksi adanya pembelaan terhadap Gus Miftah. Akun @Aryalvin3 menulis, “Bentar lagi ada yang belain Miftah nih, dengan narasi kalau si penjual dapat hikmah karena banyak yang peduli dan donasi. Narasi basi para pendukung Miftah.” Kritik ini mencerminkan kekecewaan sebagian masyarakat terhadap kemungkinan adanya pembenaran atas perilaku yang dianggap kurang pantas.
Di sisi lain, peristiwa ini mengangkat diskusi penting tentang bagaimana tokoh agama atau publik figur seharusnya bersikap di hadapan masyarakat. Sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar, tindakan atau ucapan mereka akan selalu menjadi sorotan.