NOBARTV NEWS – Kontroversi besar pecah di media sosial pada akhir November 2024, memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Tagar seperti #YUJIN_APOLOGIZE_TO_MUSLIM dan #BADVILLAIN_APOLOGIZE_TO_MUSLIM merajai trending topic di Twitter dan platform lainnya.
Desain pakaian yang dianggap tidak menghormati simbol agama Islam menjadi pemicu utama. Banyak netizen menuntut permintaan maaf dari pihak-pihak yang terlibat, termasuk idol K-pop Choi Yujin dari grup Kep1er dan pihak yang disebut sebagai BADVILLAIN.
Simbol Keagamaan di Pakaian Jadi Sumber Kontroversi
Masalah bermula dari penggunaan simbol-simbol keagamaan Islam dalam sebuah desain pakaian yang diduga melibatkan Yujin dan pihak BADVILLAIN. Netizen menganggap penggunaan simbol ini tidak pantas dan sangat melukai perasaan umat Muslim. Kritik tajam pun membanjiri media sosial.
Salah satu komentar menyebutkan, “Allah dan nabi tidak pantas dijadikan bagian dari desain pakaian haram.” Teguran keras ini menyasar tidak hanya kepada artis yang mengenakan pakaian tersebut, tetapi juga kepada stylist, agensi, dan desainer.
Publik secara kolektif menuntut permintaan maaf resmi dari semua pihak yang terlibat. Tagar #BADVILLAIN_APOLOGIZE_TO_MUSLIM banyak digunakan untuk mendesak pihak BADVILLAIN, sementara #YUJIN_APOLOGIZE_TO_MUSLIM diarahkan kepada Choi Yujin. Unggahan lain menyatakan, “Terlepas dari siapa yang salah, kalian berdua harus meminta maaf. Kami menunggu pernyataan resmi kalian.” Tekanan untuk meminta maaf secara terbuka tidak hanya datang dari penggemar, tetapi juga dari masyarakat luas yang merasa isu ini tidak bisa dianggap enteng.
Netizen Terpecah: Antara Kritik dan Pembelaan
Di tengah gelombang kritik, muncul juga suara-suara pembelaan terhadap pihak-pihak yang diserang. Salah satu pengguna Twitter dengan akun @HaruNEX2Y menyebut bahwa kritik yang diarahkan kepada grup NEXZ, yang diduga terkait dalam masalah ini, sudah berlebihan. “This hate train against NEXZ is ridiculous.
They didn’t do anything wrong,” tulisnya. Namun, komentar ini justru memicu perdebatan lebih lanjut di kolom balasan, dengan mayoritas menegaskan bahwa permintaan maaf tetap diperlukan.
Reaksi terhadap isu ini menunjukkan adanya perpecahan opini di kalangan penggemar. Sebagian merasa bahwa artis hanya menjalankan tugas tanpa kontrol penuh atas pakaian yang dikenakan, sementara yang lain menuntut tanggung jawab penuh dari semua pihak yang terlibat, termasuk stylist dan agensi. Tagar tambahan seperti #BOYCOTT dan #BLACKLIST juga mencuat, menyerukan aksi boikot terhadap pihak-pihak yang dianggap tidak menghormati agama.
BADVILLAIN dan Yujin Belum Memberikan Pernyataan Resmi
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Yujin maupun pihak BADVILLAIN. Ketidakhadiran tanggapan dari pihak-pihak yang dituntut untuk meminta maaf semakin memicu kemarahan publik. Banyak yang merasa bahwa keheningan ini adalah bentuk pengabaian terhadap masalah serius yang menyangkut sensitivitas agama. Para pengamat menilai, permintaan maaf yang tulus dan langkah korektif bisa menjadi kunci untuk meredakan situasi.
Kasus ini mengingatkan pentingnya memahami sensitivitas budaya dan agama dalam industri global seperti K-Pop. Sebagai fenomena yang memiliki penggemar lintas budaya, tindakan seperti penggunaan simbol keagamaan dalam desain pakaian dapat membawa dampak besar jika tidak dipertimbangkan dengan hati-hati. Industri hiburan, termasuk agensi dan desainer, harus semakin berhati-hati dalam mengelola elemen-elemen kreatif untuk menghindari masalah serupa di masa depan.
Kontroversi ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga sensitivitas budaya dan agama dalam karya seni dan hiburan. Publik terus menunggu langkah konkrit dari Yujin, BADVILLAIN, dan pihak-pihak lain yang terlibat untuk menunjukkan tanggung jawab mereka. Hingga ada tanggapan resmi, diskusi seputar isu ini diperkirakan akan terus berlanjut di media sosial.