Politik & HukumWhat's on Google Trends

Airlangga Mundur dari Golkar, Ini 3 Fakta yang Harus Diketahui!



NOBARTV NEWS Airlangga mundur dari Golkar. Kabar mengejutkan datang dari Airlangga Hartarto yang mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar. Padahal sebelum-sebelumnya tidak ada permasalahan berarti yang mengharuskan Airlangga melepas posisinya itu.

Padahal proses pemilihan ketum baru akan dilaksanakan ketika Musyawarah Nasional (munas) Partai Golkar yang direncanakan pada Desember 2024 mendatang. Namun, dengan mundurnya Airlangga maka Munas Golkar bisa saja diselenggarakan lebih cepat dari rencana.

Airlangga mengumumkan langsung pengunduran dirinya itu ke publik beserta alasan mengapa ia mundur dari Ketum Partai Golkar.

“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ujar Airlangga kepada awak media pada Minggu (11/8).

“Pengunduran diri ini terhitung sejak semalam, yaitu Sabtu, 10 Agustus 2024,” imbuh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian itu.

Lalu apa yang sebenarnya terjadi?

Teka-Teki Airlangga Mundur dari Ketum Golkar

Ada beberapa hal yang disoroti publik pasca mundurnya Airlangga dari Ketum Partai Golkar, antara lain: penyebab utama Airlangga mundur, mimik ekspresi yang nampak tertekan dan menahan amarah, serta kandidat pengganti Airlangga untuk sementara.

Apa Alasan Utama Airlangga Mundur?

Berkaca pada pernyataan resmi Airlangga alasan utama mundurnya dia dari kursi Ketum Partai Golkar adalah untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan transisi kepemimpinan nasional dari Jokowi ke Prabowo.

Keutuhan partai terancam artinya ada riak di internal Partai Golkar. Kabar sejumlah politisi Golkar yang ingin mengganti Airlangga di posisi Ketua Umum memang pernah menghangat. Bahlil Lahadalia hingga Luhut Binsar Pandjaitan digadang-gadang jadi orang yang paling ingin menduduki posisi tersebut.

Luhut kemudian membantah kabar itu dan mengatakan ia sudah cukup berumur dan ingin pensiun saja. Sedangkan Bahlil terhalang oleh AD/ART partai.

Lalu alasan stabilitas transisi artinya kemungkinan ada faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan Airlangga. Artinya, jika Airlangga tetap jadi Ketum Golkar maka stabilitas transisi dari Jokowi ke Prabowo bisa terancam.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?

Mimik Wajah Airlangga

Raut wajah Airlangga ketika mengumumkan pengunduran diri jadi sorotan. Pasalnya banyak pihak yang menafsirkan itu adalah wajah memendam rasa marah yang tak bisa dikeluarkan karena terhimpit oleh keadaan.

Sempat beredar pula video behind the scene pembuatan video pengunduran diri tersebut dari angle yang berbeda. Airlangga sempat dikoreksi oleh si perekam video untuk memperbaiki redaksi kalimatnya.

Masih menjadi teka-teki siapa orang yang ada di balik video tersebut. Yang pasti, Airlangga membuat video tersebut bisa jadi dalam kondisi tertekan.

Santer juga diberitakan Airlangga mengumumkan pengunduran dirinya usai menerima surat panggilan dari Kejaksaan Agung terkait dengan kasus yang menyeret-nyeret namanya. Apakah ini semua ada kaitannya?

Kandidat Pengganti Airlangga

Dalam waktu dekat Partai Golkar akan menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum. Plt Ketum nanti yang akan menjalankan tugas kepartaian sampai Munas Partai Golkar untuk memilih ketum baru dilaksanakan.

Agus Gumiwang, kandidat kuat pengganti Airlangga (sc: inilah.com)

2 nama yang paling mendominasi adalah Agus Gumiwang dan Bahlil Lahadalia. Agus Gumiwang sendiri adalah Menteri Perindustrian saat ini dan digadang-gadang akan menjadi Ketua Umum Partai Golkar yang baru.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Airlangga Mundur dari Golkar, Ini 3 Fakta yang Harus Diketahui! yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.