Rencana Pembangunan 40 Tower Hunian ASN di IKN Habiskan Rp 20 Triliun

NOBARTV NEWS Pembangunan Tower di IKN sedang dicanangkan sebagai bentuk pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini diwujudkan dalam pembangunan perumahan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang digadang-gadang akan menghabiskan dana hingga Rp 20 Triliun.

Konsorsium Garuda Nusantara bersama PT. Bina Karya (Persero) berencana untuk membangun hingga 40 menara hunian untuk ASN sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan IKN. 

Bentuk kerjasama ini disahkan melalui penandatanganan Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan Perumahan PNS di Ibu Kota Nusantara (IKN). Total Komitmen investasi yang disiapkan oleh Konsorsium Garuda Nusantara untuk proyek ini mencapai Rp 20 triliun. 

Saat ini, Konsorsium Garuda Nusantara sendiri sedang berkonsolidasi dengan lebih dari 20 perusahaan dalam pengembangan IKN. Kolaborasi ini diharapkan bisa menjadi bagian penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di IKN. 

Acara penandatanganan perjanjian itu sendiri dilaksanakan di Ritz Carlton Pacific Place. Turut hadir juga Direktur Utama dari PT Bina Karya, Boyke Soebroto, dan Chairman PT. Globalasia Infrastructure Fund, Witjaksono, beserta mitra terkait dari berbagai negara. 

Konsorsium Garuda Nusantara sendiri dibentuk oleh PT. Globalasia Infrastructure Fund (GIF). Dengan adanya partisipasi mitra strategis utama dari Indonesia dan luar negeri tentu diharapkan bisa menjadikan konsorsium ini sebagai kombinasi sumber daya keuangan.

Selain itu, adanya konsorsium ini juga diharapkan bisa menjadi kombinasi keterampilan desain dan pengembangan, kemampuan teknologi konstruksi yang modern, serta pengalaman mendalam dalam melaksanakan proyek properti berskala besar, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Tiga mitra strategis utama GIF dalam konsorsium ini adalah Greenwillow Capital Management (GCM) dari Singapura, China Machinery Engineering Corporation (CMEC) dari Tiongkok, dan CPG Corporation dari Singapura. 

GCM sendiri merupakan perusahaan manajemen dana yang berbasis di Singapura, dan berfokus pada real estate dan modal ventura, dengan aktivitas bisnis saat ini di seluruh Asia Tenggara dan Tiongkok.

Managing Partners GCM, Loh Wai Keong dan Theodore Chuang yang berasal dari perusahaan investasi ternama GIC (Singapura), dan Temasek (Capital Group), yang memiliki pengalaman dalam manajemen dana, investasi real estate, serta pengembangan proyek di Indonesia dan seluruh Asia.

Dari rekam jejak di perusahaan sebelumnya, Loh dan Theodore telah melakukan investasi dan pengembangan proyek di Indonesia, termasuk South Quarter (T.B. Simatupang, Jakarta, Indonesia), Anandamaya Residences (Jakarta Pusat, Indonesia).

Selain itu, ada juga pasar luar negeri lainnya, seperti di Vietnam (taman industri seluas 5 km persegi di Provinsi Binyung), dan di Korea Selatan (akuisisi D-Cube Retail Mall di Seoul).

CMEC Group saat ini merupakan perusahaan dengan pengalaman dalam seluruh bidang teknik, desain, dan manajemen pada proyek berskala besar dengan kehadiran di lebih dari 100 negara. 

CMEC Group juga memiliki kehadiran di Indonesia dengan melaksanakan dan menyelesaikan beberapa proyek senilai lebih dari USD$ 2,6 miliar, dan proyek senilai USD$ 600 juta yang sedang berjalan saat ini di Indonesia. 

Mitra kunci lainnya yang ada dalam konsorsium adalah CPG Corporation yang berbasis di Singapura, yakni pengembang yang menyediakan berbagai layanan pengemabngan dan manajemen bangunan, serta infrastruktur.

CPG sendiri telah ikut pengembangan dan manajemen landmark terkenal di Singapura. Beberapa proyek terkenal CPG termasuk Bandara Changi Singapura, Singapore Racecourse, National Art Gallery, Gardens by the Bay, Rumah Sakit Khoo Teck Puat, kampus Universitas Nasional Singapura dan Universitas Teknologi Nanyang, serta Pos Pemeriksaan Tuas dan Woodlands.