NOBARTV NEWS – Dunia kembali dihadapkan pada eskalasi Ketegangan Timur Tengah yang kian mengkhawatirkan. Reaktor nuklir Israel di Dimona dilaporkan menjadi target ancaman terbaru Iran di tengah memanasnya Konflik bilateral antara kedua negara.
Kabar mengenai potensi serangan terhadap fasilitas nuklir Israel muncul menyusul serangkaian eskalasi militer dan retorika tajam antara Iran dan Israel. Pejabat Iran bahkan secara terbuka menyatakan kesiapan untuk menyerang Reaktor Dimona yang dikenal sebagai pusat kegiatan nuklir utama Israel.
Iran Tegaskan Dimona Sebagai Target Sah
Seorang anggota parlemen Iran yang duduk di Komite Keamanan Nasional, Mojtaba Zarei, menggemparkan publik saat mengunggah pernyataan di Platform X (Twitter) bahwa, “Sekarang waktunya menyerang Dimona. Itu adalah pusat aktivitas nuklir kriminal yang menjadi ancaman terhadap kawasan.” Ia menegaskan bahwa Iran siap menggunakan rudal berhulu ledak berat hingga dua ton bila Israel terus melanjutkan agresinya.
Pernyataan ini tak berdiri sendiri. Media dan saluran berita Iran seperti Scope24 juga mengabarkan bahwa sistem Rudal Jarak Jauh Iran, termasuk tipe Khorramshahr dan Qadir, kini dalam status siaga dan bisa diarahkan ke target strategis seperti Dimona.
Dugaan Kepemilikan Dokumen Intelijen
Kekhawatiran semakin membesar setelah laporan dari Middle East Monitor menyebutkan bahwa Iran kemungkinan telah mendapatkan dokumen strategis terkait instalasi nuklir Israel. Dokumen tersebut, yang disebut-sebut berasal dari lembaga intelijen dalam Negeri Israel sendiri, diklaim memuat informasi sensitif yang dapat memfasilitasi serangan presisi terhadap Dimona.
Jika benar, maka kemampuan Iran untuk menargetkan reaktor dengan akurat bukan lagi ancaman verbal semata, melainkan skenario serius yang memerlukan perhatian internasional.
Ketahanan Sistem Pertahanan Israel
Reaktor Dimona, yang secara resmi bernama Shimon Peres Negev Nuclear Research Center, terletak di gurun Negev dan menjadi bagian dari kebijakan ambiguitas nuklir Israel. Meskipun tidak pernah diakui secara resmi sebagai fasilitas senjata nuklir, reaktor ini diyakini memproduksi bahan bakar plutonium untuk senjata nuklir Israel sejak dekade 1960-an.
Israel diketahui memiliki sistem pertahanan multi-lapis, mulai dari Iron Dome, David’s Sling, hingga Arrow 3 yang dirancang untuk menangkis Rudal Balistik jarak jauh. Beberapa analis menilai, serangan langsung terhadap Dimona akan menjadi langkah yang sangat berisiko bagi Iran, karena bukan hanya berpotensi memicu bencana radiasi, tetapi juga balasan penuh skala dari Militer Israel.
Reaksi Global dan Bahaya Eskalasi
Meningkatnya tensi ini mengundang kecemasan dari komunitas internasional. PBB dan sejumlah negara Eropa menyerukan deeskalasi dan dialog terbuka. Amerika Serikat dilaporkan memantau situasi dengan ketat, meski belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kemungkinan serangan terhadap Dimona.
Pengamat Timur Tengah menilai bahwa perang terbuka antara dua kekuatan regional ini—terutama jika menyentuh fasilitas nuklir—akan menjadi titik balik berbahaya yang mengancam stabilitas global.
Tabel Ringkasan Ancaman dan Respon
Poin Penting | Keterangan |
---|---|
Target Ancaman | Reaktor Nuklir Dimona, Israel |
Pihak Pengancam | Iran – melalui pejabat dan media resmi |
Sistem Pertahanan Dimona | Iron Dome, David’s Sling, Arrow 3 |
Potensi Serangan | Rudal balistik Khorramshahr, Qadir dengan hulu ledak 2 ton |
Reaksi Internasional | Kekhawatiran PBB, negara Eropa; pemantauan ketat dari AS |
Risiko Jika Serangan Terjadi | Bencana radiasi, perang terbuka, destabilisasi kawasan dan dunia |
Ancaman terhadap Dimona bukan sekadar propaganda. Dalam dunia yang telah melihat dampak kehancuran nuklir, segala sinyal seperti ini harus dipandang dengan serius. Diperlukan tindakan diplomatik cepat dan kuat dari komunitas global sebelum retorika berubah menjadi misil sungguhan. Karena saat fasilitas nuklir jadi sasaran, nyawa jutaan orang bisa jadi taruhannya.