NOBARTV NEWS Dunia perbankan Indonesia sedang memanas. Di tengah gempuran layanan paylater yang semakin digandrungi, para pemain lama, yaitu kartu kredit, tak mau kalah dan kembali unjuk gigi.
Mereka berlomba-lomba menarik perhatian nasabah dengan berbagai strategi inovatif, mulai dari kolaborasi strategis, program loyalty menarik, hingga pemanfaatan ekosistem digital yang luas.
MNC Bank, misalnya, tak gentar menghadapi persaingan ketat ini. Mereka optimis bahwa kartu kredit masih memiliki potensi besar untuk tumbuh, terutama dengan dukungan ekosistem MNC Group yang kuat.
Kolaborasi dengan Citilink dalam program Kartu Kredit Co-Branding menjadi salah satu senjata andalan mereka untuk menarik minat pengguna baru dan meningkatkan transaksi.
Bank Danamon, yang baru saja mengakuisisi portofolio Standard Chartered Bank Indonesia, juga tak mau ketinggalan. Mereka optimis bisa menggenjot pertumbuhan bisnis kartu kredit hingga 20% tahun ini.
Berbagai inisiatif menarik, seperti program cross-selling dan pemanfaatan ekosistem pemegang saham dari Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (MUFG), menjadi amunisi utama mereka.
Tak hanya bank-bank besar, bank-bank menengah seperti Bank Mega juga ikut meramaikan persaingan. Mereka memanfaatkan ekosistem CT Group untuk menggaet pengguna baru dan menawarkan berbagai manfaat menarik yang bisa meningkatkan pendapatan bunga dan pendapatan berbasis biaya.
Bahkan, bank-bank raksasa seperti BRI dan Bank Mandiri pun tak tinggal diam. BRI meluncurkan produk Co-Branding Kartu Kredit BRI-Samsung yang menyasar segmen penggemar teknologi.
Sementara Bank Mandiri fokus pada inovasi dan kolaborasi untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup nasabah yang terus berkembang.
Namun, tantangan terbesar bagi kartu kredit saat ini adalah kehadiran layanan paylater yang semakin populer. Paylater, dengan proses pengajuan yang lebih mudah, limit yang fleksibel, dan risiko keamanan yang lebih rendah, menjadi pilihan menarik bagi banyak konsumen, terutama generasi muda.
Beberapa bank, seperti BCA dan Bank Mandiri, telah meluncurkan fitur paylater di platform digital mereka untuk mengikuti tren ini. Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank CIMB Niaga juga berencana mengembangkan fitur serupa.
Meski persaingan semakin ketat, para pemain di industri kartu kredit tetap optimis. Menurut Doddy Ariefianto, pengamat perbankan dari Binus University, bisnis kartu kredit masih punya potensi besar, terutama dengan meningkatnya kebutuhan kartu kredit untuk transaksi online dan gaya hidup digital.
Namun, mereka juga harus beradaptasi dengan perubahan tren dan kebutuhan konsumen. Inovasi, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci untuk tetap relevan dan bersaing di era keuangan digital yang terus berkembang.
Persaingan antara kartu kredit dan paylater ini tentu menjadi hal yang menarik untuk disimak. Siapa yang akan keluar sebagai pemenang?
Hanya waktu yang akan menjawabnya. Namun, satu hal yang pasti, persaingan ini akan mendorong inovasi dan memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen.*
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
LINK LIVE STREAMING BOLA HARI INI
~ Link Live Brentford vs Ipswich Town
~ Link Live Brighton vs Wolverhampton
~ Link Live Manc City vs Southampton
~ Link Live Everton vs Fulham
~ Link Live Chelsea vs Newcastle
~ Link Live Crystal Palace vs Tottenham
~ Link Live West Ham vs Manchester United
~ Link Live Arsenal vs Liverpool