NOBARTV NEWS – Asnawi merupakan satu dari 10 pemain abroad Timnas Indonesia yang saat ini berkarir di luar negeri. Ia memutuskan untuk bermain di Korea Selatan dan kini membela salah satu klub K League 2 Jeonnam Dragons. Kepada FIFA, Asnawi mengungkapkan sepakbola Korea Selatan bisa maju dan berkembang.
Seperti yang diketahui, Asnawi saat ini berada di Korea Selatan. Ia merupakan satu dari beberapa pemain yang rutin dipanggil ke Timnas Indonesia oleh Shin Tae-yong. Sejak masih membela PSM Makassar, lalu pindah ke Ansan Greeners pada 1 Pebruari 2021 hingga akhirnya kini membela Jeonnam Dragons, ia selalu mendapatkan kepercayaan dari STY.
Bahkan, di ajang FIFA Matchday bulan ini, fullback kanan kelahiran 4 Oktober 1999 ini mendapat panggilan untuk memperkuat Timnas Indonesia. Ia menjadi satu dari 26 pemain yang dipersiapkan sang pelatih untuk berjumpa dengan Timnas Palestina dan Argentina. Diketahui, pada bulan Juni ini, Timnas Indonesia akan meladeni keduanya.
Pada tanggal 14 Juni 2023, skuad Garuda akan berhadapan dengan Timnas Palestina di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya. Beberapa hari sesudahnya (19/06), mereka akan kembali menjamu Lionel Messi dkk di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta.
Menariknya, bagi Asnawi Mangkualam Bahar, untuk FIFA Matchday Juni ini, ia memiliki saingan kuat untuk mengisi posisi yang biasa ditempatinya. Ia akan bersaing dengan pemain naturalisasi asal KV Mechelen Sandy Walsh. Diketahui, Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam bermain sebagai bek sayap kanan. Duel memperebutkan posisi inti sayap kanan ini pantas untuk disebut sebagai duel pemain abroad. Pasalnya, keduanya sama-sama bermain di luar negeri.
Bagi Sandy Walsh, bermain di luar negeri sudah menjadi asam garam yang sudah sering ia rasakan. Namun tidak halnya dengan Asnawi. Seperti yang disebutkan tadi, Asnawi sudah pernah mencicipi karir di dalam negeri (bersama PSM Makassar). Oleh sebab itu, ia tahu betul bagaimana perbedaan kompetisi sepakbola Indonesia dengan Korea Selatan. Menurutnya, kompetisi sepakbola Korea Selatan amat maju. Padahal, ia hanya bermain di divisi keduanya.
Kepada FIFA+, Asnawi membongkar alasan sepakbola negeri ginseng itu bisa melesat maju dan bagus.
“Kalau dari liga ya memang masih ketinggalan jauh dari Liga Korea, kita masih jauh tertinggal karena memang di sini dari liga mahasiswa, liga usia dini,” kata Asnawi Mangkualam Bahar.
“Jadi klub tuh gak perlu seleksi pemain, jadi tuh dia cuman datang ke kompetisi mahasiswa bisa tarik pemain,” ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, kata Asnawi lagi, banyak klub Liga 2 Korea Selatan yang memanfaatkan kompetisi mahasiswa untuk merekrut pemain dari sana. Hal tersebut pernah dilakukan oleh klub pertama Asnawi di Korea Selatan Ansan Greeners.
“Jadi di tim saya banyak pemain mahasiswa direkrut ke tim Liga 2, sama kaya di Ansan, jadi klub tidak sulit mendapatkan pemain.”
Asnawi lantas membandingkan Liga 2 Korea dengan Indonesia. Menurutnya, di Indonesia, Liga 2 tidak tertata rapi dan perlu perbaikan dari usia dini dan berjenjang.
“Di Indonesia Liga 2 aja gak tertata dengan baik gimana mau berkancah di internasional, yang perlu diperbaiki ya liga kita yang harus ditata dengan baik dari usia dini,” ujarnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Bismillah ditangan pak Erick Thohir liga Indonesia akan lebih tertata rapi
Alasan utama gaji terlalu tinggi
Harus punya disiplin tinggi
Di korea lebih murah gajinya
Etos kerjanya sangat baik