Timnas Indonesia

Ditentang Thomas Doll hingga Tak Disukai Exco, Berikut Berbagai Cobaan STY Selama Jadi Pelatih Timnas Indonesia

TOPIK BERITA : NOBARTV NEWSAnti STYShinShin Tae YongSTYThomas Doll


NOBARTV NEWS – Kedatangan STY ke Indonesia tak serta merta mendapatkan sambutan hangat serta dukungan penuh dari stekholder sepak bola tanah air. Berbagai rintangan dialami oleh pelatih asal Korea Selatan itu.

Sebagaimana diketahui, pada 2019 lalu, secara mengejutkan, PSSI era Mochamad Iriawan mendatangkan pelatih kelas wahid Shin Tae-yong. Saat itu, rekam jejak Shin Tae-yong sangat gemilang. Ia merupakan eks pelatih Timnas Korea Selatan yang baru saja mentas di Piala Dunia 2018. Jadi, ia hanya satu tahun menganggur kemudian menerima pinangan PSSI untuk menangani Timnas Indonesia.

Dengan rekam jejaknya itu, STY jelas bernilai sangat mahal. PSSI harus merogoh kocek besar untuk mendatangkan sang pelatih. Namun PSSI tak peduli akan hal itu. Sebab Shin rela didatangkan dengan nilai mahal asalkan Timnas Indonesia jadi jauh lebih berprestasi. Serta untuk diketahui pula, Shin juga diproyeksikan untuk menjadi juru latih Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 2023.

Namun sayangnya, kedatangan sang pelatih tak selamanya disambut baik dan berjalan lancar. Berbagai cobaan didapatkan oleh pelatih kelahiran Yeongdeok itu selama menjadi pelatih Timnas Indonesia. Apa saja itu? Berikut ulasannya!

Baca Juga:  Media Vietnam usai Skuad Garuda Permalukan Arab Saudi: Indonesia Ciptakan Gempa!

1. Berseteru dengan Thomas Doll

Sebetulnya, tidak hanya Thomas Doll saja, STY diketahui beberapa kali mendapatkan protes dari pelatih Liga 1 lainnya. Protes tersebut adalah terkait dengan TC jangka panjang yang kerapkali diberlakukan oleh STY.

Pelatih PSM Makassar pernah mengkritik kebijakan STY habis-habisan. Bahkan, Bernardo Tavares pernah menahan dua pemain mudanya ketika diminta Shin Tae-yong untuk mengikuti TC jangka panjang di Eropa.

Sementara Doll lebih parah lagi. Pelatih asal Jerman itu pernah melakukan perang urat syaraf dengan Shin Tae-yong. Dalam salah satu ucapannya, Doll pernah menyebut STY sebagai seorang ‘badut.’

2. Mendapat Sindiran dari Pelatih Lokal

Tentu kita masih ingat dengan keberhasilan Timnas U-16 menjuarai even Piala AFF U-16 tahun lalu. Saat itu, staf kepelatihan Timnas U-16 diemban oleh full wajah-wajah lokal.

Usai menjuarai even tersebut, dalam salah satu momen perayaan, Markus Horison (asisten Bima Sakti) berteriak “Local Pride” yang disinyalir sebagai bentuk sindiran kepada pelatih Timnas Indonesia senior Shin Tae-yong.

Baca Juga:  Tahun Depan, Timnas Indonesia Pakai Jersey Baru di Kualifikasi Piala Dunia 2026

3. Diminta Mundur oleh Exco PSSI

Shin Tae-yong gagal membawa Timnas Indonesia menjuarai even Piala AFF sebanyak dua kali. Usai gagal di Piala AFF 2022 kemarin, beberapa anggota Exco PSSI secara terang-terangan memintanya untuk angkat kaki dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia.

Saat itu, Haruna menyindir para pendukung STY yang kekeuh untuk mendukungnya meskipun sang pelatih gagal di even tersebut.

“Para pemuja STY, waktu dan tempat dipersilakan. Ya dipersilakan berkomentar,” kata Haruna Soemitro, salah satu eks anggota Exco PSSI.

4. Dibuatnya Grup Anti STY

Kemarin, pada hari Selasa lalu (25/04), pelatih futsal Doni Zola menyebut bahwa adanya grup whatsapp anti STY. Grup tersebut diisi oleh para pelatih lokal. Kata Donzol (akronim Doni Zola), dibuatnya grup tersebut berlandaskan atas ketidakpuasan terhadap kinerja Shin Tae-yong dalam menukangi Timnas Indonesia. Selain itu, faktor yang melatarbelakangi lahirnya grup itu adalah mereka sangat tidak sreg dengan program naturalisasi pemain yang sangat didukung oleh Shin.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Ditentang Thomas Doll hingga Tak Disukai Exco, Berikut Berbagai Cobaan STY Selama Jadi Pelatih Timnas Indonesia yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Lalu Getar

Seorang penikmat kopi dan fans layar kaca Real Madrid

One Comment