NOBARTV NEWS – Wacana untuk membatasi jumlah pemain naturalisasi untuk setiap klub Liga 1 musim depan akhirnya ditiadakan.
Sebagaimana diketahui, dalam Sarasehan Sepak Bola Indonesia beberapa minggu lalu, Erick mengungkapkan keinginannya untuk membatasi jumlah pemain naturalisasi untuk tiap klub Liga 1 di musim depan. Akan tetapi, ia juga ingin menambah jumlah kuota untuk pemain asing. Hal ini direncanakan Erick agar pemain muda tanah air memiliki lebih banyak kesempatan untuk bermain sehingga tidak tergerus oleh kehadiran para pemain naturalisasi tadi.
Ketika statement tersebut diungkapkan Erick, sontak beberapa pemain naturalisasi angkat bicara. Seperti Stefano Lilipaly, Ilija Spasojevic, Marc Klok, Ezra Walian, hingga Victor Igbonefo. Mereka menolak keras rencana tersebut. Sebab dengan pembatasan jumlah pemain naturalisasi, maka klub seperti Persib Bandung (diketahui saat ini punya 3 pemain naturalisasi) wajib untuk membuang beberapa pemainnya di musim depan.
Padahal, hal yang diungkap Erick tersebut adalah sebatas wacana saja. Bahkan kata APPI (Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia), jika wacana tersebut benar-benar terealisasi, maka hal itu adalah sebuah bentuk diskriminasi. Pasalnya, ketika seseorang sudah menjadi WNI seperti pemain naturalisasi tadi, maka hak dan kewajibannya harus sama dengan orang yang lahir dan besar di Indonesia.
Namun kabar baiknya, wacana tersebut akhirnya dibatalkan. Hal itu disampaikan Erick Thohir ketika melakukan wawancara dengan Liputan 6 usai kembali dari markas FIFA. Meski demikian, Erick tetap berharap agar pelatih atau klub untuk memberikan kesempatan pemain muda untuk bermain. Terlebih di usia 21 sampai 23 tahun. Hal itu diinginkan Erick agar sepak bola Indonesia tetap bergenerasi.
“Naturalisasi sudah diputuskan kemarin, di diskusi tidak ada batasan. Tapi pemain muda tetap saya harapkan dong, usia 21-23 dikasih kesempatan bermain. Masa depan sepak bola Indonesia kan musti ada regenasi,” kata Erick Thohir.
Terkait tuduhan melakukan tindakan diskriminasi, dengan tegas Erick membantah. Justru, katanya lagi, ia sedang mendorong agar tindakan diskriminasi itu untuk dilawan. Ia lantas menceritakan pengalamannya ketika bertemu dengan salah satu pemain asal Papua yang mengalami tindakan tersebut.
“Jadi, saya tidak pernah dikriminatif dengan siapapun. Justru saya mendorong diskriminasi harus dilawan. Seperti para pemain Papua ketemu saya di acara media cerita, ‘Pak kita masih sering lo pak di daerah dikasih pisang,’ ini kode lah itu makanannya apa?” ujarnya menambahkan.
“Apakah itu Indonesia? Apakah kita membedakan warna kulit. Ngga bisa lo, itu bangsa kita. Saya engga, apalagi saya IOC member ngga mungkin saya diskriminasi, itu sudah di darah daging saya.”
“Cuma waktu itu saya bicara gimana pemain muda kita kalau semua pemain asing gitu. Mungkin diimprementasi salah. Enggak saya, tidak pernah ada pelarangan,” tutupnya.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Akhirnya luluh juga