NOBARTV NEWS – Anggota Exco PSSI Hasani Abdulgani yang terbiasa mengurusi pemain naturalisasi kini mengaku kapok menjalankan tugas yang biasa diembannya itu. Alasan utama ia mengatakan hal tersebut adalah ketika ia sudah mendapatkan lampu hijau dari sang pemain (untuk dinaturalisasi), namun orangtua mereka tidak memberikan izin.
Beberapa bulan lalu, ketika Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Shayne Pattynama berada di klub masing-masing, ketiganya datang ke Belanda guna memenuhi panggilan Hasani Abdulgani. Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Shayne Pattynama pun datang menemuinya. Tak berselang lama, ketiganya menyanggupi permintaan PSSI untuk menjadi WNI.
Dan saat ini, dua dari tiga pemain tersebut yaitu Jordi Amat dan Sandy Walsh tinggal menunggu waktu untuk menjadi WNI. Keduanya tinggal menunggu ikrar sumpah setia kepada NKRI untuk kemudian resmi menjadi Warga Negara Indonesia. Diprediksi, Sandy Walsh dan Jordi Amat sudah bisa membela Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2022.
Saat itu (proses perekrutan Sandy Walsh cs) dianggap Hasani begitu mudah. Karena kesanggupan untuk berpindah kewarganegaraan datang dari mulut mereka. Tanpa campur tangan orangtua, ketiganya menyatakan siap untuk menjadi Warga Negara Indonesia.
Namun kini, dikabarkan bahwa PSSI ingin merekrut beberapa pemain muda keturunan guna membela Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 2023. Sebagaimana diketahui, di event tersebut, Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah sehingga Marselino Ferdinan dkk dipastikan lolos ke putaran final.
Hal ini (merekrut pemain muda) diupayakan oleh PSSI agar skuad Garuda muda memiliki kedalaman skuad yang komplit. Permintaan tersebut (naturalisasi) juga diutarakan langsung oleh Shin Tae-yong. Namun sayangnya, banyak dari pemain tersebut yang ingin membela Indonesia tetapi terkendala dengan restu orangtua.
Atas dasar itu, Hasani merasa kapok untuk menjadi juru bicara terdepan yang akan mengurusi proses naturalisasi lagi.
“Kalau bicara tim senior, untuk sementara hanya tiga nama ini. Dia (Shin) mengajukan empat nama, tapi naturalisasi ini kan belum tentu si pemain itu mau,” ujar Hasani dalam akun youtube komentator sepakbola Binder Singh.
“Yang saya dapat berita, walaupun saya nggak mau terlibat lagi di urusan ini, karena bukan bidang saya, yaitu pemain untuk tim junior U-20 untuk Piala Dunia,” ujarnya menambahkan.
“Dengan harapan supaya kekuatan kita bisa berimbang lah saat ikut Piala Dunia.”
Hasani membandingkan proses yang dilaluinya ketika mendatangkan pemain seperti Sandy Walsh dengan pemain muda. Campur tangan orangtua membuat proses naturalisasi pemain muda lebih rumit daripada pemain senior.
“Sedangkan anak-anak yang main di U-20, rata-rata umurnya sekarang masih 18 tahun. Pengalaman saya kemarin di Belanda, orang tuanya ikut terlibat.”
“Saya nggak yakin, orang tuanya ikhlas nggak kalau anaknya kehilangan paspor, karena dia kan berkarir di Eropa,” lanjutnya.
Terakhir, Hasani blak-blakan bahwa begitu sulitnya untuk membujuk pemain muda untuk dinaturalisasi. Karena persyaratan yang rumit membuat mereka lebih baik mempertahankan anaknya tetap berpaspor Belanda daripada pindah kewarganegaraan.
“Kemarin sih teman saya di Belanda agak ngeluh juga ke saya, waduh susah juga ini orang tuanya semuanya agak worry. Saya bilang, kita nggak bisa paksa,” tutup sang Exco PSSI.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Terouma kali di tolak terus
Semoga pssi memberi tugas lagi pada pak hassani untuk menyelesaikan tugas pemain naturilisasi