NOBARTV NEWS Pada Hari Jumat, 30 Agustus 2024, forum internasional yang digelar selama empat hari resmi ditutup dengan penekanan pada pentingnya penggunaan Teknologi nirawak dan pintar dalam memerangi terorisme.
Forum yang dikenal dengan nama Great Wall 2024 International Forum on Counter-terrorism ini menghadirkan perwakilan dari lebih dari 50 negara, dengan lebih dari 300 peserta terlibat dalam diskusi mendalam mengenai strategi dan taktik terbaru dalam Kontraterorisme.
Forum ini, yang merupakan edisi kelima sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2016, bertujuan untuk mengkaji dan memperbarui pendekatan global terhadap terorisme yang terus berkembang.
Acara ini menjadi platform penting bagi negara-negara peserta untuk saling bertukar pandangan, berbagi pengalaman, dan membahas Inovasi Teknologi terbaru dalam menghadapi ancaman terorisme.
Selama empat hari, peserta forum membahas berbagai isu terkait operasi nirawak dalam kontraterorisme, termasuk perkembangan terbaru dalam taktik, teknologi, dan peralatan yang digunakan dalam operasi tersebut. Diskusi tersebut mencakup berbagai aspek dari lingkungan operasi kontraterorisme nirawak saat ini, serta pengembangan dan penerapan peralatan yang semakin canggih.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah peran Teknologi Nirawak dalam meningkatkan Efisiensi dan efektivitas operasi kontraterorisme.
Teknologi nirawak, yang mencakup Drone dan sistem otomatis lainnya, telah menjadi alat penting dalam melacak dan menanggulangi aktivitas teroris. Forum ini mengeksplorasi bagaimana teknologi ini dapat diintegrasikan dengan lebih baik ke dalam Strategi Kontraterorisme yang ada.
Para peserta juga membahas tantangan dan peluang yang dihadapi dalam penggunaan teknologi ini. Meskipun teknologi nirawak menawarkan kemampuan pemantauan dan pengawasan yang lebih baik, ada juga kekhawatiran mengenai Privasi dan potensi penyalahgunaan teknologi.
Diskusi ini menyoroti perlunya regulasi yang ketat dan kebijakan yang jelas untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara etis dan efektif dalam memerangi terorisme.
Selain itu, forum ini menyoroti pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi ancaman terorisme. Diskusi tentang taktik yang relevan dan pengembangan peralatan melibatkan kontribusi dari berbagai negara, yang memperkaya perspektif dan pendekatan yang diusulkan. Ini mencerminkan keyakinan bersama bahwa terorisme adalah masalah global yang memerlukan solusi global yang terkoordinasi.
Avom Nang Jean Jacques, Atase Pertahanan di Kedutaan Besar Kamerun di China, memberikan pernyataan pada upacara penutupan forum, mengungkapkan keyakinannya bahwa usulan-usulan yang dibahas selama forum akan dapat dilaksanakan melalui upaya bersama dari semua pihak.
“Di forum ini, kita semua belajar banyak,” ujar Jacques.
Forum ini juga menggarisbawahi perkembangan signifikan dalam teknologi yang dapat meningkatkan operasi kontraterorisme.
Misalnya, penggunaan kecerdasan buatan dan Machine Learning dalam analisis data intelijen, serta pemanfaatan sistem nirawak yang lebih canggih untuk pemantauan dan penilaian situasi secara real-time.
Diskusi ini memperlihatkan bagaimana teknologi ini dapat meningkatkan kemampuan deteksi dan respons terhadap ancaman terorisme.
Di sisi lain, ada pula pembahasan mengenai integrasi teknologi ini dengan strategi yang ada, dan bagaimana melatih personel untuk menggunakan teknologi dengan efektif.
Penggunaan teknologi yang canggih memerlukan pelatihan khusus agar personel dapat memanfaatkannya dengan optimal dalam situasi lapangan. Forum ini menekankan pentingnya pelatihan yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan efisien.
Selama forum, peserta juga membahas pentingnya berbagi informasi dan intelijen antara negara-negara untuk meningkatkan koordinasi dalam operasi kontraterorisme. Berbagai studi kasus dan pengalaman dari berbagai negara menjadi bahan diskusi yang berharga, menunjukkan bagaimana berbagai pendekatan dapat diadaptasi dan diterapkan dalam konteks Lokal yang berbeda.
