NOBARTV NEWS — Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Dr. Neneng Ratnasari dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKKIK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan potensi propolis sebagai terapi tambahan dalam pengobatan tukak lambung yang disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori). Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas propolis, yang berasal dari lebah Trigona di Sulawesi Selatan, sebagai obat alternatif yang dapat mendukung pengobatan antibiotik standar.
Latar Belakang Penelitian
Tukak lambung, termasuk kanker lambung, adalah masalah kesehatan yang sering disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada lapisan lambung. Pengobatan standar untuk infeksi ini biasanya melibatkan kombinasi antibiotik seperti klaritromisin dan metronidazole. Namun, tingkat resistansi terhadap antibiotik tersebut di Indonesia sangat tinggi, sehingga peneliti mencari alternatif pengobatan yang dapat membantu mengatasi masalah ini.
Dr. Ratnasari dan timnya memfokuskan penelitian pada penggunaan propolis, zat alami yang dihasilkan oleh lebah, yang dikenal memiliki sifat antibakteri. Propolis yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari lebah jenis Trigona di Sulawesi Selatan. Propolis dari daerah ini dipercaya memiliki efek antitukak yang lebih baik dibandingkan dengan propolis dari daerah lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menguji kemampuan propolis dalam menghambat pertumbuhan H. pylori melalui berbagai metode, termasuk difusi cakram untuk mengukur zona hambatan bakteri dan uji konsentrasi hambat minimum (KHM). Dalam uji ini, propolis diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70 persen sebelum diuji pada 10 varian genetik H. pylori yang diambil dari 20 rumah sakit di seluruh Indonesia.
Penelitian ini juga menggunakan teknik pengenceran kaldu untuk memastikan konsentrasi propolis yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri, serta menentukan konsentrasi bakterisidal minimum (KBM), yang menunjukkan seberapa efektif propolis dalam membunuh bakteri.
Hasil Penelitian
- Efektivitas Penghambatan Bakteri:
- Pada konsentrasi propolis 10 mg/mL, tidak ditemukan efek signifikan dalam menghambat pertumbuhan H. pylori.
- Pada konsentrasi 50 mg/mL, propolis berhasil menghambat pertumbuhan bakteri dengan diameter zona bebas bakteri sebesar 7,95 mm.
- Pada konsentrasi 100 mg/mL, zona bebas bakteri meningkat menjadi 8,89 mm, meskipun hasil ini masih lebih rendah dibandingkan dengan antibakteri standar yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri lebih dari 12 mm.
- Konsentrasi Hambat Minimum (KHM):
- Nilai KHM untuk propolis berkisar antara 1.024 hingga 8.192 µg/mL untuk 10 varian genetik H. pylori yang diuji.
- Propolis menunjukkan aktivitas antimikroba yang cukup baik pada 60% varian genetik H. pylori, namun lemah pada 40% varian genetik lainnya.
- Konsentrasi Bakterisidal Minimum (KBM):
- Rata-rata nilai KBM propolis adalah 2,3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan KHM, yang berarti propolis membutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi untuk membunuh bakteri dibandingkan dengan menghambat pertumbuhannya.
- Efek Adjuvan (Terapi Tambahan):
- Kombinasi propolis dengan antibiotik standar (klaritromisin atau metronidazole) menghasilkan efek aditif, yang berarti kombinasi tersebut lebih efektif daripada jika keduanya digunakan secara terpisah. Efek aditif ini ditemukan pada 2/3 varian genetik H. pylori yang diuji.
Berdasarkan hasil penelitian ini, propolis tidak disarankan untuk digunakan sebagai terapi tunggal dalam pengobatan tukak lambung akibat infeksi H. pylori, mengingat efektivitasnya yang lebih rendah dibandingkan antibiotik standar. Namun, propolis menunjukkan potensi sebagai terapi tambahan atau adjuvan, yang dapat meningkatkan efektivitas antibiotik dan membantu mengatasi masalah resistansi antibiotik yang semakin meningkat.
Penelitian ini memberikan harapan besar bagi pengobatan tukak lambung di masa depan, mengingat tingginya tingkat resistansi antibiotik di Indonesia. Meski demikian, uji klinis lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan efektivitas propolis terhadap berbagai varian genetik H. pylori, khususnya yang resisten terhadap antibiotik.
Dekan FKUI, Prof. Ari Fahrial Syam, yang juga menjadi principal investigator untuk studi ini, menyatakan bahwa penelitian ini dapat menjadi langkah awal dalam mengatasi masalah resistansi antibiotik dalam pengobatan tukak lambung. Ia menambahkan bahwa meskipun hasilnya masih memerlukan verifikasi lebih lanjut melalui uji klinis, potensi propolis sebagai terapi tambahan dapat menjadi solusi penting di masa depan.
“Penelitian ini mengungkapkan potensi besar propolis sebagai pengobatan tambahan, terutama mengingat tingginya angka resistansi antibiotik di Indonesia,” kata Prof. Ari.
British Propolis adalah pilihan terbaik anda untuk mendapatkan berjuta manfaat dari propolis yang terjamin keasliannya. Untuk pemesanan dan konsultasi produk hubungi via WhatsApp ke 0812-8337-0400.