NOBARTV NEWS Kelompok peneliti dari Edith Cowan University (ECU) Australia melakukan sebuah studi mengenai korelasi antara traveling dengan pencegahan penuaan dini. Laporan lengkap mengenai studi ini telah diterbitkan di Sage Journal pada 8 Agustus 2024.
Diketahui, traveling memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Tidak hanya baik untuk kesehatan mental, tetapi ternyata liburan bisa menghambat penuaan.
ECU menggunakan teori entropi, yakni sebuah kecenderungan umum alam semesta menuju kematian dan kekacauan. Studi tersebut mengungkapkan, sebuah perjalanan atau pariwisata memicu perubahan entropi.
Artinya, pengalaman positif dari pariwisata atau perjalanan dapat mengurangi peningkatan entropi, yang artinya memperlambat penuaan dan kematian.
Seorang calon dokter ECU, Fangli Hu, mengatakan, proses penuaan memang tidak dapat diubah, namun, proses tersebut rupanya bisa diperlambat.
“Penuaan (adalah) sebuah proses (yang) tidak dapat diubah. Meskipun tidak dapat dihentikan, proses ini dapat diperlambat,” katanya.
Tim peneliti dari Australia tersebut menemukan manfaat positif dari traveling bagi kesehatan fisik dan mental individu melalui paparan lingkungan baru, keterlibatan dalam aktivitas fisik, serta interaksi sosial.
Contohnya seperti berolahraga, bersantai, dan yoga, yang ternyata dapat membantu tubuh memperlambat tanda-tanda penuaan.
Bagaimana Traveling bisa Menyehatkan?
Dalam studinya, Hu mengatakan bahwa traveling bukan hanya sekadar rekreasi atau aktivitas saat waktu luang, tetapi juga tentang bagaimana perjalanan dan wisata memberi manfaat bagi kesehatan fisik dan mental.
“Pariwisata bukan hanya tentang waktu luang dan rekreasi. Pariwisata juga dapat memberikan kontribusi bagi kesehatan fisik dan mental masyarakat,” terangnya, dikutip dari laman resmi ECU, Minggu (8/9).
Hu menambahkan, terapi traveling juga berfungsi sebagai intervensi kesehatan inovatif jika dilihat dari sudut pandang entropi. Sebagai aspek penting lingkungan, pengalaman traveling membantu tubuh mempertahankan kondisi entropi agar tetap rendah dengan memodulasi empat sistem utama.
Secara umum, berwisata dapat membuat orang berkenalan pada lingkungan baru dan aktivitas yang menyenangkan. Suasana baru inilah yang akan merangsang respon stres dan meningkatkan laju metabolisme secara positif yang memengaruhi aktivitas tubuh. Hal ini ternyata juga memicu respon sistem imun menjadi lebih adaptif.
“Sederhananya, dampak traveling dapat membuat sistem pertahanan diri menjadi lebih tangguh. Hormon yang mendukung perbaikan dan regenerasi jaringan bisa dilepaskan dan meningkatkan fungsi sistem penyembuhan diri,” tuturnya.
Penelitian tersebut juga menemukan, perjalanan yang menyertakan pengalaman aktif bagi tubuh, seperti hiking atau berenang, yang mendorong orang untuk bergerak, memiliki manfaat kesehatan yang sama.
“Latihan fisik dapat meningkatkan sirkulasi darah, memperlancar peredaran nutrisi, dan mempertahankan sistem penyembuhan diri yang aktif. Latihan fisik juga bermanfaat bagi tulang, otot, dan sendi,” imbuh Hu.
Sementara itu, melansir dari laman New York Post, studi terbaru yang diterbitkan oleh Journal of Travel Research menyatakan bahwa traveling dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta menunda penuaan.
Manfaat Lain dari Traveling untuk Kesehatan
Rajin berwisata diketahui dapat mengurangi tekanan stres kronis yang sudah menahun. Umumnya, apabila stres seperti ini tidak ditangani dengan baik, ia akan memicu melemahnya imunitas sehingga tubuh mudah sakit.
Nah, dengan berwisata, otot serta sendi yang mengalami ketegangan bisa mereda sehingga pikiran syaraf menjadi lebih rileks.
Dengan rutin berwisata, kebugaran fisik akan meningkat, apalagi jika kamu adalah pecinta wisata pacu adrenalin yang menggunakan banyak tenaga, seperti mendaki.
Aktivitas fisik yang lebih banyak diketahui dapat memperbaiki sistem kekebalan tubuh, melancarkan peredaran darah dan pembuangan zat-zat racun dalam tubuh alias detoksifikasi.
Jika semua manfaat tersebut digabungkan, traveling akan memberi efek penuaan dini yang lebih efektif, bahkan melebihi produk-produk skincare yang umumnya hanya memberi efek sebatas kulit saja.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: