NOBARTV NEWS Baru-baru ini publik dihebohkan dengan berita meninggalnya seorang mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), atas nama Aulia Risma Lestari, yang diduga mengalami perundungan hingga memutuskan bunuh diri.
Menanggapi kabar yang beredar, pihak Undip membuka suara. Rektor Undip, Suharnomo, membenarkan bahwa Aulia Risma adalah mahasiswa PPDS Undip, namun ia membantah adanya dugaan perundungan yang dialami Aulia.
Suharnomo menerangkan bahwa Undip telah melakukan investigasi dan menyatakan bahwa tidak ada perundungan yang terjadi.
“Berdasarkan investigasi internal kami, hal tersebut (perundungan) tindak benar,” ujar Suharnomo, dikutip dari Nasional Tempo (15/8).
Ia mengatakan bahwa Aulia memutuskan bunuh diri bukan lantaran perundungan, melainkan memiliki masalah kesehatan. Kendati demikian, Suharnomo enggan mengungkap gangguan kesehatan yang dialami Aulia demi menjaga nilai konfidensialitas medis privasi almarhumah.
Dugaan perundungan yang mengakibatkan Aulia bunuh diri santer dibicarakan di media sosial X (dulu Twitter), begitu juga kronologi bagaimana Aulia meninggal.
Mengutip dari laman Nasional Tempo, dalam unggahan sebuah akun X, tertulis keterangan bahwa korban (Aulia) menyuntik dirinya sendiri menggunakan obat bius dalam dosis tinggi yang hanya bisa diakses oleh dokter anestesi, tepat sehari sebelum meninggal.
Dugaan korban mengalami bullying semakin kuat setelah penyidik mengungkap bahwa terdapat buku harian korban selama PPDS, yang menyatakan adanya indikasi perundungan.
Terlepas dari benar atau tidaknya dugaan perundungan yang dialami Aulia hingga depresi dan memutuskan untuk mengakhiri hidup, penting untuk menjadi sebuah pembelajaran bahwa depresi bukan suatu hal yang tidak serius.
Semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa, pasti pernah mengalami perasaan sedih, muruh, cemas, atau merasa tertekan. Sadar atau tidak, perasaan seperti itulah yang kerap memicu terjadinya depresi.
Depresi dapat berujung pada tindak menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri. Sebenarnya, bagian terburuk tersebut bisa dicegah dengan tindakan dan dukungan yang tepat. Maka dari itu, penting untuk mengetahui bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tindakan seperti ini.
Kenali Gejala Depresi Ringan
Hal paling dasar yang bisa dilakukan untuk mencegah dorongan untuk melakukan tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri adalah dengan mengenali gejala depresi, dimulai dari depresi ringan.
Mengutip dari laman Unicef Indonesia, gejala depresi ringan tiap orang berbeda-beda, namun ada beberapa gejala umum yang terjadi yang dibagi menjadi dua, yakni gejala fisik dan emosional atau mental.
1. Tanda dan Gejala Depresi secara Fisik
- Lelah atau tidak ada energi, meskipun sudah beristirahat;
- Merasa gelisah atau sulit berkonsentrasi;
- Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari;
- Terjadi perubahan selera makan dan pola tidur;
- Rasa nyeri atau sakit yang muncul tanpa sebab tertentu.
2. Tanda dan Gejala Depresi secara Emosional dan Mental
- Merasa sedih, cemas, atau mudah marah yang terus-menerus;
- Hilang minat untuk bergaul dan melakukan kegiatan yang biasanya disukai;
- Menarik diri dari orang lain dan merasa kesepian;
- Merasa tidak berharga, tidak punya harapan, atau merasa bersalah;
- Mengambil tindakan-tindakan berisiko yang tidak biasanya dilakukan;
- Menyakiti diri sendiri atau memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup.
Bagaimana cara Menangani Gejala Depresi Ringan?
Lantas apa yang harus dilakukan untuk menangani gejala depresi ringan? Berikut adalah beberapa tips yang memungkinkan untuk dilakukan untuk membantu mengurangi gejala.
1. Rutin Berolahraga
Salah satu cara untuk mengurangi gejala depresi adalah melakukan kegiatan yang positif bagi tubuh, salah satunya berolahraga. Mulailah dengan intensitas ringan, seperti satu hari selama 15-30 menit selama seminggu. Tambahkan olahraga berat sesekali jika mampu.
2. Menghindari Alkohol dan Obat-obatan Terlarang
Alkohol dan obat-obatan terlarang berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Hal ini dapat memperburuk gejala depresi, maka hindarilah mengonsumsi mereka. Sebagai pengalihan, kamu bisa melakukan hal positif lain.
3. Mengonsumsi Makanan Bervariasi
Penuhi nutrisi tubuh dengan asupan makanan bergizi yang bervariasi setiap harinya. Hal ini dapat membantu mencegah kebosanan. Jika kamu hobi memasak, maka lakukanlah. Berkutat di dapur dengan bahan-bahan baru bisa membantu meningkatkan energi positif tubuh dan pikiran.
4. Temukan Hal-hal yang Kamu Sukai
Tidak harus mahal, hal-hal sederhana, seperti pergi ke taman untuk menghirup udara segar pun bisa menghasilkan efek positif yang luar biasa jika kamu memang menyukainya.
5. Jangan Ragu Melakukan Terapi
Jika kamu masih ragu untuk membuka diri kepada orang lain, maka jangan ragu untuk menemui seorang ahli, seperti psikiater atau psikolog, untuk mengatasi kondisi ini. Mereka pasti akan membantumu, tidak perlu ada keraguan untuk meminta bantuan kepada profesional, okay?
6. Temukan Lingkungan Positif
Cobalah menemukan lingkungan positif, dimulai dengan mencari teman-teman yang memiliki positive vibes, supportive, dan peduli terhadap sesama.
Perlu diketahui bahwa tidak semua depresan, terutama orang dengan depresi ringan, menganggap bahwa ini perlu ditangani. Banyak dari mereka mengabaikan hal tersebut, padahal penting untuk mencegah sedini mungkin semenjak gejala depresi ringan dirasakan, sehingga kemungkinan gangguan yang berdampak serius pada kehidupan dapat dicegah.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: