NOBARTV NEWS Selasa, 12 Agustus 2024, pukul 02.12 dini hari, gempa bumi berkekuatan 5,5 magnitudo mengguncang wilayah Ambon, Maluku. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa gempa tersebut terjadi di laut dengan kedalaman 317 kilometer.
Lokasi pusat gempa terdeteksi pada koordinat 5,55 Lintang Selatan (LS) dan 128,84 Bujur Timur (BT), berjarak sekitar 222 kilometer dari tenggara Kota Ambon.
Dalam peringatan dini yang dikeluarkan BMKG melalui sistem aplikasi infoBMKG, pihaknya menginformasikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Meskipun demikian, BMKG meminta masyarakat untuk tetap waspada dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipastikan kebenarannya.
Hasil analisis mendalam mengenai kejadian tersebut sedang dalam proses, dan masyarakat disarankan untuk menunggu laporan resmi dari BMKG.
Menurut analisis sementara seismologis BMKG, getaran gempa dirasakan hingga ke wilayah Kabupaten Buru Selatan, Maluku, yang berjarak sekitar 226 kilometer dari pusat gempa. Wilayah-wilayah tersebut mengalami guncangan yang cukup signifikan, meski tidak ada indikasi bahwa gempa ini akan menyebabkan kerusakan besar atau bencana tambahan seperti tsunami.
BMKG secara rutin memantau dan menganalisis aktivitas seismik di seluruh wilayah Indonesia. Gempa bumi seperti yang terjadi di Ambon adalah fenomena alam yang sering terjadi di wilayah ring of fire, kawasan yang dikenal dengan aktivitas seismik dan vulkanik tinggi.
Meskipun banyak gempa yang tidak menyebabkan kerusakan besar, penting bagi masyarakat untuk selalu siap dan mengetahui langkah-langkah yang perlu diambil saat terjadi gempa bumi.
Gempa bumi adalah hasil dari pergerakan lempeng tektonik yang menimbulkan tekanan dan energi di dalam kerak bumi. Ketika energi tersebut dilepaskan, terjadilah getaran yang kita rasakan sebagai gempa bumi. Indonesia, yang terletak di wilayah ring of fire, merupakan salah satu kawasan dengan tingkat aktivitas seismik yang tinggi.
Peristiwa gempa bumi yang terjadi di Ambon adalah contoh dari aktivitas seismik tersebut. Dengan kedalaman 317 kilometer, gempa ini tergolong dalam kategori gempa dalam, yang sering kali memiliki dampak yang berbeda dibandingkan gempa bumi dangkal.
Meskipun getarannya bisa terasa cukup jauh dari pusat gempa, gempa dalam biasanya tidak menyebabkan kerusakan yang signifikan pada permukaan bumi.
BMKG terus berupaya meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempa bumi. Salah satu langkah penting adalah edukasi tentang apa yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah terjadi gempa bumi. Kesiapsiagaan ini sangat penting untuk meminimalisir risiko dan dampak dari gempa bumi.
Masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa struktur bangunan mereka, memastikan bahwa rumah dan gedung yang mereka tinggali memenuhi standar keamanan yang berlaku. Selain itu, penting untuk memiliki rencana darurat dan memastikan bahwa setiap anggota keluarga mengetahui langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat.
Selama gempa bumi, BMKG menyarankan agar masyarakat segera mencari perlindungan di bawah meja atau meja yang kokoh, menjauh dari jendela, dan menjaga ketenangan. Setelah gempa, pastikan untuk memeriksa kondisi sekitar dan menghindari area yang mungkin mengalami kerusakan lebih lanjut.
Untuk mendapatkan informasi terkini mengenai gempa bumi dan bencana alam lainnya, BMKG menyediakan berbagai saluran komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat. Aplikasi daring infoBMKG adalah salah satu cara utama untuk mendapatkan update terkini.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: