Properti & Real Estate

Tren Rumah Seken di Jakarta Jelang Lepas Status ‘Ibu Kota’



NOBARTV NEWS Tren rumah seken di Jakarta masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang sedang mencari tempat tinggal di tengah kota dengan harga yang terjangkau. Hal ini mengingat suplai rumah seken yang ditawarkan di Jakarta terbilang masih sangat beragam dan memiliki rentang harga yang bervariasi.

Namun, ada sejumlah alasan mengapa Jakarta mencatatkan stagnasi harga jika dibandingkan dengan kota lainnya di Jabodetabek. Pertama, Jakarta merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi dan bisnis terbesar di Indonesia yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi.

Selain itu, pengembangan properti di Jakarta juga sudah tersaturasi, sehingga tidak lagi banyak pengembangan di Jakarta, terutama pada sektor perumahan.

Dalam sebuah laporan menunjukkan bahwa generasi muda dan dewasa produktif merupakan kelompok utama yang aktif dalam mencari properti di Jakarta. Pada umumnya, pemburu properti di Jakarta sebagian besar berasal dari dalam kota. Selain itu, ada juga dari kota sekitar Jakarta, seperti Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Permintaan beberapa wilayah di Jakarta secara tahunan terlihat masih terus meningkat sejak akhir tahun 2023. Wilayah yang menjadi incaran para pencari properti diantaranya adalah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara.

Hal ini mengindikasikan bahwa rencana perpindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN belum terlihat memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor properti hunian di Jakarta. Tren pencarian rumah seken pun masih tercatat stabil sejak tahun lalu. Selain itu, popularitas Jakarta sebagai lokasi hunian juga masih akan terus tumbuh.

Tren Harga Rumah Naik 2,3%

Secara umum, berdasarkan Indeks Harga Rumah Seken Rumah123, tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2,3% pada Juni 2024 jika dibandingkan dengan Juni 2023 tahun lalu. 

Denpasar menjadi kota yang mengalami kenaikan harga tahunan tertinggi, yakni sebesar 16,1%, lalu diikuti oleh Bogor sebesar 7,7%, dan terakhir Semarang sebesar 3,4%.

Di kawasan Jabodetabek sendiri, selain Bogor terdapat 4 kota yang mencatat kenaikan tipis harga tahunan hunian, yakni Tangerang dengan 1,9%, Depok sebesar 1,5%, Jakarta sebesar 1,2%, dan Bekasi sebesar 0,4%.

Sementara itu di Pulau Jawa sendiri, selain Semarang, terdapat 3 kota yang juga mengalami kenaikan harga tahunan secara tipis, yakni Bandung dengan 1,2%, Yogyakarta sebesar 1,1%, serta Surakarta sebesar 0,8%. 

Di luar Pulau Jawa, kenaikan harga tahunan ini tidak hanya dialami oleh Denpasar saja, melainkan Medan juga turut mencatat kenaikan harga, yakni sebesar 3,2%. Adapun dari segi selisih pertumbuhan harga dengan inflasi tahunan, terdapat 3 kota yang mendapatkan selisih tertinggi, yakni Denpasar 12,2%, Bogor 5%, dan Semarang 1,1%.

Pada bulan Juni 2024, Indeks Harga Rumah Seken memang secara umum tercatat stagnan secara bulanannya. Namun, jika pertumbuhan Indeks Harga Rumah Seken ini terus tumbuh secara konsisten hingga beberapa bulan ke depan. 

Maka, diharapkan selisih pertumbuhan harga di kota-kota lain juga bisa mengungguli laju inflasi tahunan. Hal ini tentunya akan semakin berdampak positif pada kepemilikan atau investasi properti, mengingat nilai properti yang terus meningkat lebih cepat daripada laju inflasi, sehingga akan berpotensi pada pertumbuhan nilai keuntungan yang lebih tinggi.

Bagi para pencari properti yang ingin memiliki rumah di tengah kota, maka rumah seken di Jakarta bisa menjadi opsi hunian yang menarik. Dengan variasi harga yang bisa menjangkau kelas menengah hingga menengah keatas, Jakarta menawarkan pilihan yang beragam pada para pencari hunian.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Tren Rumah Seken di Jakarta Jelang Lepas Status ‘Ibu Kota’ yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: