NOBARTV NEWS Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, baru-baru ini menepis rumor yang beredar di media sosial mengenai aktivitas vulkanik Gunung Ciremai.
Kabar yang menyatakan bahwa gunung Ciremai akan meletus dalam waktu dekat dinyatakan sebagai berita palsu atau hoaks.
“Informasi yang beredar mengenai Gunung Ciremai akan meletus dalam beberapa jam ke depan adalah hoaks. Masyarakat harus lebih bijak dalam menerima informasi, terutama yang sumbernya tidak jelas,” ujar Indra dalam pernyataannya seperti dikutip dari laman kuningankab.go.id, Sabtu, (27/72024).
Ia menjelaskan bahwa meskipun ada kemungkinan terjadinya gempa susulan, tidak ada teknologi atau metode yang bisa memprediksi waktu pasti terjadinya gempa.
BPBD saat ini bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk terus memantau situasi.
Indra mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas sehari-hari, namun dengan kewaspadaan yang lebih tinggi.
“Masyarakat sebaiknya mendapatkan informasi dari sumber yang terpercaya seperti BMKG atau BPBD. Prediksi yang menyebutkan waktu tertentu seperti 14 jam ke depan adalah tidak masuk akal dan melampaui takdir Tuhan,” tegas Indra.
Dalam konteks pemasangan alat detektor gempa, Indra menjelaskan bahwa BMKG sedang melakukan survei awal untuk mendeteksi penyebab gempa di segmen sesar lokal, yaitu segmen Ciremai.
Penting untuk dicatat bahwa segmen ini adalah bagian dari segmen Baribis, bukan Gunung Ciremai itu sendiri, lanjutnya.
“Ini adalah langkah awal dan hasilnya akan segera kita dapatkan sehingga langkah-langkah ke depannya bisa segera ditentukan. Jika diperlukan penelitian lebih lanjut, tim dari BMKG akan segera kembali,” jelasnya.
Indra Bayu Permana mengakhiri pernyataannya dengan pesan kepada masyarakat untuk tetap bijak, berhati-hati, dan waspada dalam menghadapi situasi ini.
Ia berharap bahwa aktivitas sehari-hari dapat berjalan normal dengan mengedepankan kewaspadaan.
“Tetap waspada dan bijaklah dalam menerima informasi. Jangan mudah percaya pada hoaks yang dapat menimbulkan kepanikan,” tutupnya.
Kuningan Diguncang Gempa Tiga Kali
BMKG mencatat bahwa wilayah Kuningan, Jawa Barat, diguncang oleh tiga gempa bumi dalam dua hari terakhir.
Dua gempa terjadi pada Kamis dan satu lagi pada hari Jumat, 26 Juli 2024. Gempa-gempa ini berasal dari aktivitas Sesar Baribis segmen Ciremai.
Rentetan gempa tersebut masing-masing berkekuatan M3,6, M4,1, dan M3,9. Gempa pertama terjadi pada Kamis pukul 04.01 WIB, gempa kedua pada pukul 17.36 WIB, dan gempa ketiga pada Jumat pukul 10.49 WIB.
Intensitas guncangan gempa pertama dan ketiga mencapai skala II-III MMI di Kuningan, sedangkan gempa kedua mencapai skala III MMI.
Sejarah Gempa di Sekitar Gunung Ciremai
Sesar Ciremai, patahan aktif di sekitar Gunung Ciremai, telah menjadi penyebab utama gempa bumi di Kabupaten Kuningan.
Mengutip Wikipedia, sejarah mencatat gempa signifikan terjadi pada tahun 1947, 1955, 1973, dan terakhir pada 2019.
Gempa-gempa ini berkaitan dengan aktivitas sesar yang dapat mencapai magnitudo 6,5.
Pada 26 Juli 2024, gempa berkekuatan 4,1 magnitudo mengguncang wilayah tersebut, menyebabkan beberapa kerusakan.
BMKG mendorong masyarakat untuk membangun bangunan yang tahan gempa sebagai langkah mitigasi menghadapi potensi gempa di masa depan.
Masyarakat diimbau untuk selalu mencari informasi dari sumber yang dapat dipercaya dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas asal-usulnya.
BPBD dan BMKG terus berupaya memberikan informasi terkini dan akurat agar masyarakat dapat beraktivitas dengan rasa aman.*
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: