NOBARTV NEWS – Seorang pengamat sepakbola asal Australia Ben Griffis curiga dengan rumor di balik minatnya klub Korea Selatan Suwon FC dengan bek sayap Timnas Indonesia Pratama Arhan. Ben Griffis menyebut klub tersebut sedang menjadikan Arhan sebagai alat marketing.
Diketahui, sejak beberapa hari lalu, nama Arhan menjadi topik hangat yang terus menerus dibahas di media sosial tanah air. Pasalnya, eks pemain PSIS Semarang yang kini sedang bermain untuk Tokyo Verdy itu dikabarkan akan segera hijrah ke klub kasta tertinggi Liga Korea Selatan (K League 1) Suwon FC.
Kabar tersebut diutarakan pertama kali oleh sebuah media Korea Sport Chosun.
“Suwon FC sangat dekat untuk mendatangkan pemain Timnas Indonesia Pratama Arhan. Jajaran manajemen sudah menjalin kesepakatan dengan Arhan, yang free agent, detailnya akan segera difinalisasi,” tulis Sport Chosun dalam pemberitaannya.
“Arhan masih 21 tahun tapi sudah tampil 31 kali di level internasional (Timnas Indonesia). Dia juga dipilih AFC sebagai pemain yang patut dinantikan penampilannya pada 2023,” tulis Sport Chosun lagi.
Lebih lanjut, kata media tersebut, Arhan diminati oleh Suwon berlandaskan dua hal. Pertama adalah karena kebutuhan marketing dan kedua karena kemampuan sang pemain sendiri.
“Suwon berencana mendatangkan Arhan demi dua hal sekaligus yakni untuk kebutuhan marketing dan kemampuannya,” lanjutnya.
Berbeda dengan pemberitaan media tersebut, seorang pengamat sepakbola asal Australia Ben Griffis menduga kuat bahwa Arhan hanya dijadikan sebagai ‘alat’ marketing saja. Sebab diketahui, untuk tampil di divisi kedua Liga Jepang saja Arhan sangat jarang mendapatkan kesempatan. Lantas, apa maksud Suwon – yang di mana, secara tiba-tiba justru ingin mendatangkan sang pemain dengan minim menit bermain sepertinya.
Dalam keterangannya, Ben menyiratkan kekhawatiran bahwa Arhan hanya dijadikan sebagai alat marketing seumur hidupnya. Pasalnya, di Tokyo Verdy pun, pesepakbola yang berposisi sebagai bek sayap ini lebih sering bermain iklan alih-alih turun di ajang J2 League.
“Bagaimana kalau seumur hidupnya Arhan hanya dimanfaatkan sebagai alat marketing,” tulis Ben Griffis.
Meskipun ia mengakui bahwa Suwon lebih baik daripada Verdy, namun Ben dengan kapasitasnya sebagai seorang pengamat menyebut Verdy telah merusak perkembangan Arhan. Ben berlandaskan karena sang pemain sangat jarang mendapatkan kesempatan. Di saat jarangnya menit bermain, ia justru akan dijual ke klub lainnya Suwon FC.
“Suwon FC memang lebih baik dari Verdy. Saya tahu dia punya potensi, tetapi dia benar-benar tidak dimainkan di klub sejak pindah ke Verdy. Ini jelas 100 persen merusak perkembangan pemain muda,” lanjutnya.
“Saya menanti dengan optimis,” pungkasnya kemudian.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: