NOBARTV NEWS – Pelatih Kashima Antlers U-18 Atsushi Yanagisawa menyoroti kebiasaan buruk pemain Indonesia yang kerap guling-guling di atas lapangan. Sang pelatih pun menyindir kebiasaan buruk tersebut.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, empat tim muda mengikuti sebuah Turnamen Mini di Bali. Keempat tim tersebut adalah Kashima Antlers U-18, Barcelona Juvenil, Bhayangkara FC U-18, dan Real Madrid U-18. Keempat tim tersebut beradu dalam sebuah even bernama International Youth Champinship (IYC) 2023. Seluruh pertandingan yang mempertemukan keempat tim itu dimainkan di Stadion Ngurah Rai Bali.
Menariknya, selayaknya kompetisi pada umumnya, meskipun hanya beranggotakan empat peserta, namun pertandingan bertajuk International Youth Champinship (IYC) 2023 ini dipertandingkan hingga ditemukannya juara satu, dua, dan tiga. Dan kemarin, Barcelona Juvenil dan Real Madrid U-18 bertemu di babak final sedangkan Bhayangkara FC U-18 berjumpa Kashima Antlers U-18 di perebutan tempat ketiga.
Di perebutan tempat ketiga itu, skuad Bhayangkara FC U-18 yang merupakan wakil dari Indonesia kalah melalui adu penalti. Setelah bermain imbang 2-2 hingga waktu normal, skuad The Young Guardians (julukan Bhayangkara FC U-18) kalah dengan skor 6-5 di babak adu jotos tersebut.
Dalam keterangannya pasca merebut tempat ketiga International Youth Champinship (IYC) 2023, pelatih Kashima Antlers U-18 menilai skuad Bhayangkara FC mempunyai kualitas yang cukup baik. Hanya saja, ada satu faktor yang membuatnya tak nyaman dengan kebiasaan lawan anak asuhnya itu.
Menurut Yanagisawa, skuad muda Bhayangkara FC U-18 kerap bermain tidak sportif dengan guling-guling di atas lapangan. Jika hal itu terus berlanjut, maka sepakbola Indonesia akan sulit untuk berkembang.
“Dengan cara bermain seperti itu, untuk Indonesia mau meningkat dari posisi ke-150 ke-100 dan naik agak sulit,” ujar Yanagisawa dilansir dari Antara.
Yanagisawa mencontohkan kalau di Jepang, tak ada istilah sedikit-sedikit jatuh atau guling-guling. Para pemain Jepang sejak masih di akademi sudah dididik untuk bermain fight dan ngotot. Sang pelatih pun memberikan sarannya agar di kemudian hari, hal-hal seperti itu tidak terulang lagi. Sebab selain tidak sportif, hal itu kata Yanagisawa adalah sesuatu yang parah dalam sepak bola.
“Sebab, di Jepang selama ini tidak ada istilah sedikit-sedikit jatuh dan guling-guling,” ujarnya menambahkan.
“Ke depan kalau bisa, mari bermain sportif. Kalau tidak parah sekali, jangan. Sebab, dengan sportif, otomatis sepak bola akan menjadi maju,” ucapnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Sudah jadi kebiasaan