NOBARTV NEWS – Yahya Alkatiri menyebut Persebaya Surabaya mempunyai kompetisi internal sendiri yang cukup berkualitas dan terbukti menghasilkan banyak pemain berbakat. Oleh karenanya, Yahya mengklaim dirinya bertentangan dengan TC Timnas Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Persebaya Surabaya dikenal sebagai klub yang sukses melahirkan bakat-bakat pesepakbola berbakat dan terbukti eksis di persepakbolaan tanah air. Sebut saja seperti Rizky Ridho, Rachmat Irianto, dan terbaru adalah Marselino Ferdinan.
Saat ini, nama terakhir yaitu Marselino Ferdinan tengah meniti karier di luar negeri. Ia tercatat sebagai gelandang serang milik klub divisi kedua Liga Belgia (Challenger Pro League) KMSK Deinze. Ia juga merupakan pemain yang paling menjanjikan milik Indonesia saat ini. Pasalnya, di berbagai kelompok umur Timnas Indonesia, ia selalu menjadi andalan bagi tim-tim yang dibelanya.
Banyaknya pemain berbakat tersebut tak lepas dari kompetisi internal yaitu Liga Persebaya. Liga Persebaya diikuti oleh 20 klub. Kompetisi tersebut, kata Yahya Alkatiri berjalan cukup panjang – hampir setahun. Para pemain yang turun di kompetisi tersebut secara rutin bermain tiap pekan. Yahya mengklaim banyak pemain yang berkembang lewat kompetisi internal Persebaya itu.
“Jadi begini, di Surabaya, khususnya di Persebaya ini, ada Liga Persebaya yang diikuti 20 klub internal,” ujar Yahya Alkatiri.
“Itu kompetisinya panjang, sepanjang tahun, sehingga tiap minggu para pemain muda dipertemukan sehingga mereka itu berkembangnya lewat kompetisi,” ucapnya menambahkan.
“Karena sepak bola itu olahraga tim dan menghadapi manusia, makanya butuh kompetisi, sehingga bisa beradaptasi dengan manusia-manusia lainnya, pertandingan juga, banyak bentuk adaptasinya.”
Dengan kompetisi tersebut, Persebaya jarang merekrut pemain dari tim lain. Karena lewat kompetisi, Persebaya tidak susah payah mencari pemain lain karena lewat kompetisi itu saja mereka tinggal ambil pemain berkualitas.
“Kompetisi inilah yang membentuk pemain-pemain Surabaya, khususnya Persebaya. Ketika ditanya mengapa tidak ambil pemain dari klub yang lain, kompetisi kami sudah punya, kompetisi kami jelas,” jelas Yahya Alkatiri lagi.
Atas dasar itulah, Yahya seringkali mengkritik kebijakan TC (pemusatan latihan) jangka panjang Timnas Indonesia. Menurutnya, para pemain justru lebih berkembang lewat kompetisi – bukan TC.
“Itulah hasil dari kompetisi, menurut saya masih jauh lebih baik dari TC. Makanya saya agak bertentangan dengan visi TC jangka panjang. Anak itu berkembangnya di kompetisi,” kata Yahya Alkatiri.
“Contohnya di Persebaya. Kalau matang, pelatih Timnas cukup melihat, cukup memantau. Perkembangan pemain ini bagus, dia harus diambil ke Timnas Indonesia,” tutur eks Manajer Persik Kediri itu.
“Oh ini ada yang lebih bagus lagi, kemarin main, langsung ambil, cukup seperti itu. Kalau di luar negeri, Timnas cukup berkumpul 3-4 hari sudah jalan. Kenapa? Karena sudah dipantau, semua pemain sudah dilihat sama pelatih-pelatih,” ujarnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Semoga ada solusi