NOBARTV NEWS – PT LIB berjanji akan memberikan tindakan tegas kepada pelaku rasisme di Liga 1.
Sebagaimana diketahui, dalam salah satu pertandingan di Liga 1 musim ini, telah bertemu dua tim papan atas di Indonesia. Kedua tim tersebut adalah Persija Jakarta dan PSM Makassar. Laga ini dilangsungkan di markas Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta.
Laga yang berlangsung sengit ini berakhir dengan hasil imbang 1-1. Pemain PSM Makassar asal Jepang Kenzo Nambu membuat The Jakmania (julukan suporter Persija Jakarta) terdiam berkat gol cepatnya di babak pertama. Namun sayangnya, PSM tak mampu mempertahankan keunggulannya. Sebab pemain asal Jepang milik Persija Ryo Matsumura berhasil membuat gol penyeimbang di babak kedua.
Meskipun tuan rumah Persija hanya diperkuat satu pemain asingnya pada laga tersebut, namun anak asuh Thomas Doll itu menguasai 80 persen penguasaan bola. Sementara PSM Makassar, meskipun diperkuat banyak pemain asing, anak asuh Bernardo Tavares itu hanya menguasai 20 persen penguasaan bola.
Terlepas dari hasil imbang dan statistik pertandingan itu, ada sebuah insiden kurang mengenakkan di luar lapangan. Insiden itu adalah terkait tindak rasisme yang menimpa tiga pemain PSM Makassar yaitu Erwin Gutawa, Yance Sayuri, dan Yuran Fernandes.
“Geli gue lihat si bibir moyong @erwin05gutawa, Si Monyet @yuranfernandes dan @yansayuri, mental lo mental tempe bos. Kaptennya monyong bibirnya, Taktiknya kyk tele, klub ga Pernah Menang dari Tahun 2017 Sama Persija jadi gitu mainnya,” tulis akun @ikai.1111.
Menanggapi hal tersebut, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia atau APPI meminta PSSI dan PT LIB untuk menyetop Liga 1 untuk sementara waktu.
“Hari ini APPI telah berkomunikasi secara daring dengan 3 (tiga) Pemain PSM Makassar, dan ketiganya berkeinginan melanjutkan prosesnya ke ranah hukum,” ujar CEO APPI M. Hardika Aji.
“Kami akan memberikan pendampingan bantuan hukum,” katanya menambahkan.
Sementara itu, head legal APPI, Jannes H. Sillitongga dengan tegas mengatakan PT LIB dan PSSI harus berani memberikan efek jera kepada pelaku rasisme. PT LIB dan PSSI juga diminta untuk selalu memberikan perlindungan hukum kepada para korban.
“PSSI dan PT LIB harus berani dan bertindak tegas dalam rangka memberikan perlindungan kepada para pemain jika mereka menjadi korban rasisme,” kata Jannes H. Sillitongga.
“Bila perlu PSSI dan PT LIB menghentikan dulu sementara kompetisi sampe kasus rasisme ini tidak terjadi lagi menimpa pemain,” ucapnya memungkasi.
PT LIB melalui Direkrut Utama Ferry Paulus juga turut menanggapi. PT LIB, kata Ferry Paulus akan menindak tegas pelaku rasisme yang baru saja menimpa tiga pemain PSM Makassar itu.
“Sebenarnya gini ya, ketika kita mulai kompetisi itu ada namanya regulasi kompetisi, di dalam regulasi kompetisi itu ada ketentuan rasis, termasuk juga jenis rasisnya seperti apa, misalnya ujaran kebencian, spanduk dsb. Kemudian berdasarkan regulasi ini lah ketika ada yang melakukan hal-hal tidak terpuji itu dibawa ke Komdis,” kata Ferry Paulus.
“Di dalam hukum kode disiplin kita itu juga tertuang bukan hanya menyanyi saja, tapi juga poster, poster yang seperti di sosial media juga ada bahwa itu ujaran kebencian dalam bentuk lain,” tambahnya lagi.
Lebih lanjut, kara Ferry Paulus lagi, pihaknya akan sesegera mungkin memberikan efek jera kepada pelaku rasisme. Akan tetapi, untuk sementara waktu, hal itu bisa dilakukan jika sudah dibentuknya Komdis (Komisi Disiplin) PSSI.
“Pasti nanti ada tindakan, tapi tindakanya itu kan enggak bisa (kejadian) hari ini, hari ini juga ditindak. Komdisnya baru dibentuk, kemudian komdis juga baru akan bersidang dalam waktu dekat ini,” ujarnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Harus dibrantas