NOBARTV NEWS – Ketua Umum PSSI Erick Thohir tebar ancaman bagi siapa saja yang berani melakukan match fixing. Entah itu pemain, wasit, atau pemilik klub. Erick mengancam siapapun dengan ancaman hukuman seumur hidup.
Sebagaimana diketahui, sejak sebelum terpilih lewat (sebagai Ketua Umum) Kongres Luar Biasa PSSI 16 Pebruari lalu, Erick merupakan salah satu kandidat yang konsisten untuk menolak kehadiran match fixing. Pengalamannya selama menjadi Presiden Inter Milan merupakan dasar ia ingin melawan kecurangan tersebut. Sebab sepengetahuan umumnya, match fixing merupakan salah satu faktor besar sepak bola sebuah negara tidak maju-maju. Oleh sebab itu, ia tak segan untuk memberikan ancaman bagi siapapun mereka.
Pelarangan melakukan match fixing tidak hanya diberlakukan oleh PSSI saja. FIFA selaku induk sepak bola dunia juga sangat melarang keras. Oleh sebabnya, PSSI sebagai anak dari induk FIFA juga memegang prinsip tersebut (melarang keras match fixing).
Kata Erick, hukuman yang akan diberikan untuk wasit, pemain, dan klub yang terbukti melakukan tindak match fixing berbeda-beda. Untuk wasit dan pemain, mereka akan dihukum seumur hidup. Sedangkan untuk klub yang terbukti melakukan pelanggaran tersebut, maka mereka akan menerima sanksi degradasi. Sanksi ini kemungkinan besar akan mulai ditekan pada musim depan.
Sanksi degradasi bagi klub yang melakukan match fixing sudah pernah dilakukan di Serie-A. Pada tahun 2006 lalu, sepak bola Italia dilanda skandal besar. Salah satu klub besar yang mendapatkan hukuman berat adalah Juventus. Juventus dihukum degradasi dari Serie-A ke Serie-C atau dari divisi tertinggi sepak bola Italia ke divisi ke-tiga.
“Wasitnya dihukum seumur hidup, pemainnya dihukum seumur hidup, ya klubnya degradasi saja sekalian. Serius ini,” kata Erick Thohir terkait pelaku match fixing.
Erick bersama dengan para pengurus PSSI lainnya memiliki komitmen yang sama. Bahwasanya jika ada terdapat pelaku match fixing dan mereka terbukti melakukan hal itu, maka PSSI akan menghukum berat mereka.
“Saya rasa saya bersama Pak Zainudin Amali (Wakil Ketua Umum PSSI) dan Exco (Komite Eksekutif PSSI) punya komitmen sepak bola yang bersih dan tentu berprestasi. Jadi kalau ternyata liga ada main mata hukumannya sangat berat,” tambah pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu.
Upaya untuk memberantas match fixing ini kata Erick sebagai bentuk dan langkah untuk menciptakan sepak bola Indonesia yang jauh lebih bersih dan berprestasi.
“Kami sudah punya komitmen itu. Jadi tidak ada istilah main-main sekarang, karena kami ingin menciptakan sepak bola yang bersih dan berprestasi,” ujarnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Harus di hukum berat
Ayo brantas semua pak
Keberanian pak erik sata suka
Janji yg harus di tepati pak erik