NOBARTV NEWS – Niat baik Pemerintah RI – dalam hal ini Kementerian PUPR untuk merenovasi Stadion Kanjuruhan tak disambut baik oleh seluruh kalangan suporter Arema FC. TGA (Tim Gabungan Aremania) menolak keras renovasi Stadion Kanjuruhan.
Sebagaimana diketahui, pada tahun lalu, telah terjadi salah satu tragedi mematikan dalam sejarah sepak bola dunia. Tragedi tersebut dikenal dengan Tragedi Kanjuruhan. Di stadion yang terletak di Jawa Timur itu, ratusan jiwa melayang dengan sia-sia.
Akar masalahnya adalah ketika Arema FC menjamu Persebaya Surabaya dalam lanjutan BRI Liga 1 musim 2022-2023. Namun karena tim tuan rumah mengalami kekalahan, beberapa oknum suporter memasuki stadion usai pertandingan. Beberapa di antaranya melakukan tindak anarkis sehingga membuat aparat kepolisian melemparkan gas air mata.
Alhasil, gas air mata tersebut merembet ke mana-mana sehingga membuat banyak orang kocar-kacir menyelematkan diri. Kondisi chaos tersebut membuat suporter berlari tak karuan. Mereka mencari pintu keluar stadion karena keadaan yang terdesak. Puncaknya adalah mereka saling injak karena kehabisan napas dan pada akhirnya meninggal.
Sejak kejadian tersebut, beberapa orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Kualitas stadion yang tak sesuai standar juga menjadi sorotan. Banyak kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada stadion tersebut oleh tim pencari fakta atau TGIPH.
Hingga akhirnya, berbulan-bulan kemudian, Kementrian PUPR berencana untuk melakukan renovasi terhadap stadion tersebut. Juru Bicara Kementerian PUPR Endra Sahli menyebut proses lelang untuk renovasi stadion tersebut akan dimulai pada minggu depan.
“Kalau konstruksi itu lagi tahap finalisasi desain, minggu depan kami mulai lelang. Jadi, lelang biasanya perlu waktu 45-60 hari. Kami lelang minggu depan, atau pertengahan April,” kata Endra Sahli.
“Jarak 1,5 bulan, berarti [mulai renovasi] sekitar Mei-Juni. Bulan Juni mudah-mudahan kami sudah bisa mulai kerja,” ujarnya menambahkan.
Akan tetapi, niatan baik dari Kementrian PUPR ini membuat suara Aremania terpecah. Tim Gabungan Aremania (TGA) menjadi salah satu pihak yang menolak Kanjuruhan untuk direnovasi. Hal tersebut disampaikan Koordinator TGA Dian Berdinandri kepada awak media Kumparan.
“Pertama, kami akan tetap menolak keras renovasi karena ini bukan lagi bicara soal Aremania saja, tetapi juga berbicara masyarakat Malang. Dan kalaupun berandai-andai itu terjadi [renovasi stadion lama], kami tidak akan menonton lagi di stadion itu, khusus untuk Aremania,” kata Dian Berdinandri.
Dian memiliki alasan di balik penolakan kerasa yang disampaikan pihaknya tersebut.
“Kenapa kami tak setuju renovasi? Karena siapa yang akan mau, bisa, kalaupun itu [Kanjuruhan] direnovasi dan menjadi stadion lagi, kita akan menonton, sukacita, bergembira, di bekas jasad teman-teman kami,” ujarnya menambahkan.
Daripada direnovasi, Dian lebih setuju kalau Kanjuruhan dijadikan sebagai museum.
“Kami akan meminta kepada Pak Jokowi atau Ketum PSSI agar Kanjuruhan dijadikan museum karena kami ingin tetap ada jejak bagi keluarga korban dan korban [selamat], sebagai tempat pengenang kematian saudara-saudaranya, mereka bisa nyekar di situ,” ujarnya menutupi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Sadar diri
Pasti suatu saat akan berulah lagi
Sudah kebiasaan mereka
Perlu dibubarkan sekalian biar kapok
Tergantung