NOBARTV NEWS – Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) mendapatkan protes usai membuat kebijakan diskriminatif terhadap pesepakbola muslim di Ligue 1. FFF meminta wasit untuk tidak memberikan jeda istirahat bagi pesepakbola muslim untuk berbuka puasa di tengah-tengah pertandingan.
Sebagaimana diketahui, liga-liga sepakbola dunia – termasuk Eropa masih menjalankan kompetisi seperti biasa di tengah-tengah Ramadan seperti saat sekarang ini. Tak ada peraturan yang diubah oleh mereka karena memang tak ada yang mengatur pelaksanaan pertandingan di tengah-tengah suasa Ramadan.
Berbeda halnya dengan negara mayoritas muslim seperti Indonesia dan Malaysia. Di dua kompetisi sepak bola di negara tersebut, federasi mengubah jadwal pertandingan selama bulan Ramadan ini. Pertandingan yang biasanya dilakukan pada sore hari semuanya dipindah ke malam harinya. Semuanya diubah demi kenyamanan pemain karena mayoritas pesepakbola di dua negara tersebut merupakan penganut agama Islam.
Namun tidak dengan liga di luar sana – termasuk dengan liga top di Eropa. Karena jumlahnya (pesepakbola muslim) sedikit, maka mereka harus menyesuaikan diri untuk tetap berpuasa meskipun harus bermain di sambil berpuasa. Akan tetapi, Liga Premier Inggris menerapkan peraturan berbeda untuk Ramadan kali ini. Badan wasit meminta kepada wasit yang memimpin untuk menghentikan laga sejenak demi memberikan waktu bagi pemain muslim berbuka puasa.
Dan mirisnya, ketika Liga Inggris sudah mulai melonggarkan peraturan seperti ini, di Liga Prancis justru tidak. Alih-alih mengikuti Inggris, FFF diketahui memberikan imbauan kepada para wasit untuk tidak melakukan interupsi dalam pertandingan bagi pemain (muslim) untuk berbuka puasa.
Kebijakan yang dikeluarkan FFF itu pun menuai banyak protes – bahkan dari suporter itu sendiri.
Kemarin, dalam salah satu pertandingan antara Paris Saint-Germain vs Lyon (03/04), suporter tuan rumah membentangkan protesnya lewat sebuah spanduk besar di tribun penonton. Spanduk tersebut bertuliskan “Une datte, un verre d’eau : le cauchemar de la FFF” yang jika diartikan memiliki arti “Kurma, Segelas Air: Mimpi Buruk FFF.”
Himbauan FFF terkait permintaan kepada para wasit itu bocor sehingga publik sepak bola sampai bisa mengetahuinya. Terkait protes tersebut, FFF mengkalim kebijakannya itu dibuat untuk mengindari isu-isu agama di sepak bola Prancis. Lebih lanjut, kata FFF lagi, mereka ingin sepak bola tidak dicampur oleh faktor luar seperti politik, agama, hingga ideologi.
Dalam hal ini, FFF jelas jauh tertinggal dari Liga Inggris. Sebab Inggris sudah mulai ramah dengan agama minoritas (di sana). Bahkan, salah satu klub seperti Chelsea baru-baru ini mengadakan buka puasa bersama di Stadion Stamford Bridge. Selain Chelsea, adapula Aston Villa dan Brighton and Hove Albion yang juga melakukan hal serupa.
Bahkan di Ramadan tahun lalu, klub divisi kedua Liga Inggris Blackburn Rovers membuka stadionnya sebagai tempat pelaksanaan sholat Hari Raya Idul Fitri.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
#FARMERSLEAGUE 🇨🇵
Padahal liga prancis banyak pesepakbola muslim
Harus belajar dari liga inggris
🤔
Imigran dari Afrika