NOBARTV NEWS – Aspek finishing masih menjadi PR besar bagi barisan lini depan Garuda muda. Kata striker muda Hokky Caraka, ketiadaan Dzenan Radoncic sebagai penyebab melempemnya kualitas lini depan Timnas U-20.
Sebagaimana diketahui, pada malam hari tadi skuad Garuda muda beserta rombongan telah terbang ke Uzbekistan. Di sana, Muhammad Ferrari dkk akan bermain di Piala Asia U-20 2023.
Sebelum tampil di even itu, sebanyak 30 pemain sudah dikumpulkan Shin Tae-yong dalam sebuah pemusatan latihan. Pemusatan latihan tersebut terlaksana sejak 1 Pebruari hingga beberapa hari yang lalu. Bahkan, tak sekadar pemusatan latihan saja, mereka juga melakoni beberapa laga uji coba.
Terhitung, ada empat uji coba Garuda muda. Yakni melawan tim muda Persija, lalu berjumpa dengan tiga kontestan Piala Dunia U-20 2023 yaitu Timnas Fiji U-20, Guatemala U-20, dan Selandia Baru U-20. Dalam empat laga uji coba itu, Timnas U-20 hanya meraih kemenangan sebanyak dua kali. Masing-masing atas tim muda Persija (3-1) dan Fiji U-20 (4-0). Sedangkan di laga melawan Selandia Baru dan Guatemala, Muhammad Ferrari dkk meraih hasil buruk.
Buruknya lini depan Timnas Indonesia di dua laga yang berakhir dengan kekalahan itu diakibatkan oleh melempemnya barisan depan Garuda muda. Di laga melawan Selandia Baru ketika tumbang dengan skor akhir 2-1, satu-satunya gol yang bisa dicetak dihasilkan oleh pemain belakang Timnas Indonesia. Sedangkan di laga melawan Guatemala, anak asuh Shin Tae-yong itu takluk dengan skor tipis 1-0.
Pasca uji coba, Shin Tae-yong pun lagi-lagi menyoroti buruknya finishing Timnas Indonesia. Sebab beberapa peluang sudah didapatkan, namun lagi-lagi karena faktor penyelesaian akhir, timnya terpaksa menelan kekalahan.
Atas kritik yang diberikan oleh sang pelatih, salah satu striker Garuda muda Hokky Caraka pun angkat bicara.
Pemain muda PSS Sleman itu menyebut ketiadaan Dzenan Radoncic sebagai penyebabnya. Diketahui, Dzenan merupakan eks asisten Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Ia merupakan mantan anak didik STY ketika masih membesut klub Korea Seongnam Ilhwa. Ketika naik menjadi pelatih Timnas Indonesia, Dzenan dijajak STY untuk bekerjasama.
Peran Dzenan di Timnas Indonesia saat itu sebagai pelatih striker. Sebab ketika aktif bermain, ia merupakan seorang pemain depan. Kesempatan melatih Timnas Indonesia itu pun membuatnya diberikan mandat untuk membenahi aspek (finishing) tersebut.
Namun sayangnya, pada tahun lalu Dzenan memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan Indonesia. Saat itu, orangtua Dzenan sedang sakit. Atas dasar itu, ia berpamitan dan memundurkan diri sebagai asisten Shin Tae-yong.
Sejak saat itu, kata Hokky Caraka, pemain Timnas Indonesia tak mendapatkan pelatihan finishing yang baik. Ketiadaan Dzenan disebut Hokky sebagai penyebabnya.
“Mungkin kita di Timnas semenjak coach Radoncic keluar menjadi kurang banyak latihan finishing. Makanya kita jadi sedikit kaku dalam itu,” kata Hokky Caraka.
“Semoga kami diberikan pelatih striker yang baik, yang seperti Radoncic atau yang lebih baik lagi, karena bener-benar terasa setelah ditinggal Radoncic,” pungkas mantan pemain Garuda Select itu.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Perlu berlatih yang giat supaya finishing bagus
Harus bekerja ekstra keras, piala Asia sebentar lagi dimulai
Faktor klasik Timnas Indonesia di semua kelompok umur, Finishing