NOBARTV NEWS – Di saat jutaan rakyat Indonesia berharap VAR segera diaplikasikan di Liga Indonesia, Fakhri Husaini justru tidak. Eks pelatih Timnas Indonesia U-16 itu menyebut Liga Indonesia belum siap untuk menggunakan teknologi tersebut.
Sebagaimana diketahui, terpilihnya Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI yang baru membuat ratusan juta jiwa penikmat sepak bola Indonesia jadi lebih optimis dengan kemajuan olahraga yang satu ini. Begitupula dengan para wasit, pemain, hingga pelatih. Sebab dalam salah satu kampanyenya, Erick menyebut Liga Indonesia akan menerapkan VAR atau Video Assistant Referee.
Diterapkannya VAR bertujuan agar kesalahan-kesalahan yang terjadi di dalam lapangan bisa diminimalisir sekecil mungkin. Hal ini juga menjadi perhatian dalam beberapa pekan terakhir Liga 1. Beberapa keputusan kontroversial seringkali dikeluarkan oleh sang pengadil lapangan.
Nah, dengan terpilihnya Erick tersebut, penikmat sepak bola Indonesia jadi lebih optimis karena akan digunakannya teknologi yang sudah lebih dulu dipakai di liga Eropa itu. Keputusan kontroversial hingga debat yang tak perlu akan lebih diterima jika adanya VAR. Sehingga percekcokan antara wasit dan pemain terkait benar tidaknya keputusan itu tidak akan terjadi lagi.
Akan tetapi, eks pelatih Timnas Indonesia U-16 Fakhri Husaini memiliki pandangan yang berbeda. Pelatih yang pernah membawa Garuda Asia memenangkan gelar Piala AFF U-16 itu menganggap Liga Indonesia tidak siap dengan VAR.
Fakhri Husaini khawatir jika VAR digunakan di Indonesia, maka pertandingan yang seharusnya selesai dalam waktu 2×45 menit tidak akan selesai hingga 3 jam lamanya.
“Untuk VAR, saya jadi khawatir nanti. Kalau VAR dipakai, bisa jadi pertandingan di Liga Indonesia tidak selesai 2×45 itu, bisa tiga jam tidak selesai,” kata Fakhri Husaini.
Fakhri lantas mempertanyakan apakah seluruh stakeholder sepak bola Indonesia sudah siap dengan teknologi tersebut.
“Persoalannya seluruh stakeholder siap nggak untuk VAR itu. Kalau sekarang belum. VAR itu kita perlukan, tapi kan untuk bantu wasit saja itu. Ketika ada keputusan yang menurut dia ada keraguan, dia minta bantu VAR,” ujarnya menambahkan
“VAR hanya bisa dipakai membantu wasit di negara-negara yang budaya sepak bolanya top level lah,” ujarnya memungkasi.
Namun sebetulnya, di Asia Tenggara saja, sudah beberapa liga yang menggunakan teknologi tersebut. FA Thailand sudah memberlakukan VAR sejak beberapa tahun yang lalu. Dan dikatakan pula, Liga Primer Singapura dan Liga Super Malaysia akan mulai menerapkannya sejak musim ini. Sementara itu, di Liga Vietnam, hanya beberapa laga yang di mana VAR digunakan di sana.
Jika merunut pada janji kampanye Erick terkait mengejar ketertinggalan dari liga lain, VAR adalah salah satu solusi untuk mengejar ketertinggalan tersebut.
Ada benarnya yang dikatakan dia, yang diutamakan dulu ya itu kek mana caranya kualitas wasit biar bagus dan biar adil dan gk salah dalam setiap mengambil keputusan, misalnya sekolahkan lagi mereka biar dapat lisensi atau apalah itu ketika sudah lulus baru boleh memimpin sebuah laga lagi.
Kualitas wasit kaki lima harga bintang lima
Pentolan lokal preett 😂
Setuju yang paling utama yaitu kinerja wasitnya