NOBARTV NEWS – Shin Tae-yong pertama kali menukangi Timnas Indonesia pada awal tahun 2020 lalu. Shin memberikan kesan pertamanya ketika menukangi negara ini. Shin mengaku hancur ketika 20 menit awal ia membersamai anak asuh barunya itu.
Sebagaimana diketahui, beberapa bulan sejak Mochamad Iriawan terpilih sebagai Ketua Umum PSSI, tak lama kemudian PSSI mendatangkan pelatih kelas wahid Asia. Adalah Shin Tae-yong, pelatih kelahiran Yeongdeok itu merupakan bekas pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018. Jadi, setelah rehat selama dua tahunan, STY akhirnya kembali melatih sebuah tim nasional.
Sebelumnya, Shin mengaku mendapatkan tawaran dari klub China dengan iming-iming gaji yang lebih besar. Namun Shin menolak dan lebih memilih untuk menangani Timnas Indonesia. Ia merasa tertantang untuk menahkodai tim yang saat itu berada di peringkat 170-an FIFA.
Tanpa disangka-sangka, meski tak secepat kilat, Shin berhasil mengangkat derajat sepak bola Indonesia. Tim yang dulunya lolos ke Piala Asia lewat jalur tuan rumah ini berhasil dibawa Shin ke even serupa. Di Kualifikasi Piala Asia 2023, Shin membawa Marc Klok dkk finis di posisi kedua sekaligus membawa timnya ke putaran final Piala Asia 2023.
Tak hanya itu saja. Untuk kelompok umur, STY juga sukses membawa Hokky Caraka dkk ke Piala Asia U-20 2023. Dan yang paling mengagumkan adalah, Timnas Indonesia saat ini berada di peringkat ke-151 FIFA. Selain itu, pada tahun lalu pada ajang FIFA Matchday 2022, skuad Garuda Indonesia berhasil mengalahkan Timnas Curacao dalam dua pertandingan berturut-turut.
Namun mirisnya, ada kisah awal ketika ia menukangi Timnas Indonesia. Kisah tersebut Shin ceritakan ke media Korea Selatan Naver. Saat itu, Shin mengaku terpukau dengan teknik yang dimiliki pemainnya itu.
“Sebanyak 80 pemain yang direkomendasikan PSSI dipanggil. Para pemain itu menjalani seleksi selama lima hari. Kami membagi mereka menjadi 20 orang dan awalnya saya sangat terkejut. Cara pemain menyentuh bola dan di bagian teknis sangat bagus,” buka Shin Tae-yong.
Namun perasaan Shin hancur ketika para pemain tersebut berlatih selama 20 menit. Dari segi fisik, Shin benar-benar kecewa.
“Namun, semuanya hancur setelah 20 menit. Para pemain hanya berjalan setelah itu. Aspek fisik sama sekali tidak memuaskan,” ujarnya menambahkan.
Atas dasar kekecewaannya itu, Shin pun berani mengambil keputusan. Setelah melakukan pertimbangan yang cukup matang, Shin mengatakan harus ada yang diubah dalam skuad yang baru saja ditanganinya itu.
“Setelah banyak pertimbangan, saya berani melakukan perubahan. Selama ini, saya melihat para pemain senior terlalu diistimewakan. Padahal, ada pengorbanan yang harus ditunjukkan ketika membela tim nasional.”
“Di saat bersamaan, ada potensi dari para pemain muda. Dari situlah, saya berani mempromosikan beberapa pemain muda ke tim senior. Keputusan ini memang berat, namun jika saya tidak mengubah mental pemain dan pola latihan, sepakbola Indonesia takkan berkembang,” pungkasnya.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Semoga kedepannya bisa membuat Indonesia lebih baik
Maka dari itu harus sabar² dan kuat mental menjadi pelatih Timnas Indonesia, karena melatih para pemain Indonesia itu cukup sulit, mereka dari segi kedisplinan aja kurang apa lagi hal² yang lain, intinya harus sabar dan perlahan melatih mereka semua.
Lemah mental
Semoga saja karena itu yang paling sangat di inginkan oleh pecinta sepakbola Indonesia dan juga seluruh masyarakat Indonesia.
Kalau itu memang sudah GK jadi rahasia umum, para pemain kita memang kurang bagus mentalnya.
Iya sepertinya Indonesia kyak susah banget untuk maju apalagi diisi orang-orang yang tidak paham sepakbola di tubuh PSSI